Chapter 12

16.9K 1.3K 187
                                    

Wajah ini,wajah yang sangat sangat kurindukan,kini damai dalam tidurnya,raut wajahnya menggambarkan jika ia sangatlah lelah.

Tangannya masih setia memelukku erat,deru nafasnya begitu teratur,ia sangat berantakan menurutku.

Jari telunjukku terangkat. Menyentuh dahi,hidung,lalu berhenti tepat diatas bibir yang tertutup rapat itu,aku menatap wajahnya sangat intens.

Dia masih setampan dulu.

Tidak ada yang berubah,hanya sifatnya saja.

"Kenapa tidak menyentuh bibirku?" ucapnya,mata yg sedari tadi terputup kini mulai terbuka,manik cokelatnya tidak pernah bosan kupandang.

Aku menggeleng pelan.

Ia menyentuh dahiku untuk memastikan bahwa suhu tubuhku kembali normal.

"Selamat pagi istriku." ujarnya,ia tersenyum kotak lalu sekilas mencium bibirku.

"Aku sangat merindukanmu... Aku merindukanmu sampai-sampai dadaku sangat sesak." lanjutnya dan memandangku dalam.

"Dasar pembohong." jawabku pelan.

Dia terkekeh tangannya kini mengusap pipiku yang sudah memanas karena ucapannya tadi.

Bohong jika aku tidak merindukannya.

Aku juga sangat merindukannya namun entah kenapa aku tak sanggup mengucapkannya,entah kenapa sangat sulit mulut ini mengungkapkan kerinduan yang sudah menggebu ini.

Taehyung menarikku kedalam dekapan hangatnya,aku merasakan ia mencium ujung kepalaku detak jantungnya juga tidak karuan,begitu juga aku.

"Bangunlah,lalu mandi,aku akan membuatkanmu sarapan Tae."

Dia menggeleng." Sebentar saja,aku sangat merindukanmu."

Aku memeluknya walau tidak seerat pelukkannya padaku,aku hanya ingin dia tenang begitupun aku,aku hanya tidak ingin ada pertengkaran lagi. Aku hanya tidak ingin membuatnya merasakan lelah yang lebih.

Aku bahkan yakin ia tinggal bersama Yeri,aku yakin ia makan bersama Yeri,aku yakin itu. Sekali lagi aku katakan__

"Aku membenci Taehyung karena aku tidak bisa membencinya"

Aku juga membencinya karena aku terlalu mencintainya.

Rumit bukan? Itu yang aku rasakan sekarang.

Dengan mudahnya ia membuatku jatuh cinta berkali-kali,dengan mudahnya ia mengobrak-abrik perasaanku hingga tak karuan. Aku terlalu bodoh untuk menghadapi sikapnya yang tidak jelas,bahkan hatinya juga tidak jelas.

Aku kira kebahagian akan datang saat Taehyung mengajakku untuk kembali bersamanya,membangun sebuah keluarga kecil nan harmonis,apalagi dengan kehadiran malaikat kecil kami yang ia sembunyikan entah di mana.

Jauh-jauh aku sudah merencanakan bahwa aku akan mengambil Taehyun kembali,namun semua hanya rencana.

Aku tidak tahu Taehyun dimana,walaupun Taehyung sudah mengatakan bahwa Taehyun di Amerika bersama Ayah dan Ibunya.

Aku sebagai Ibunya,tentu tidak bisa berpikir jernih.

Aku tersadar dari lamunanku saat tangan Taehyung meraba lembut perutku.

"Terimakasih sudah hadir,Appa sangat bahagia." Taehyung tersenyum,ia mencium keningku cukup lama.

Aku mengontrol wajahku agar tidak terlalu dingin menatapnya.

"Tae,kalau dia lahir,kau ingin menamainya siapa?" tanyaku sembari membetulkan rambut yang menutupi matanya.

Bola mata Taehyung melirik kesana kemari,mencari ide untuk pertanyaanku ini. Jujur aku sangat ingin anak yang kukandung sekarang diberi nama oleh Taehyung sendiri.

My Perfect Husband - Part Two [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang