Jika memang Tuhan itu benar ada, maka hanya satu permintaan yang Chanyeol inginkan. Dia ingin berada disana di malam itu, di tempat kecelakaan itu terjadi, dan mengubah semuanya. Jika saja itu memungkinkan, maka dia akan dapat menyelamatkan Baekhyun. Sehingga saat ini, ditempat ini, dia dapat bersama dengan Baekhyun, dia dapat melihat senyum indah wanita yang paling dicintainya, Baekhyun. Bukan wajah penuh rasa sakit, air mata mengalir deras, dan bercak darah dimana-mana yang harus diingatnya, karena seperti itulah keadaan Baekhyun terakhir kali dilihatnya. Jika dia kembali mengingat saat-saat sebelum kecelakaan tersebut terjadi, betapa ia menyalahkan dirinya sendiri. Ia masih ingat jelas apa yang diucapkan kekasihnya saat itu.
"Please, stay away from her, Chanyeol!" Baekhyun berucap dengan suara yang bergetar.
Baekhyun benar-benar marah dan kecewa pada Chanyeol malam itu, karena Chanyeol baru saja bercerita bahwa ia baru saja bertemu dengan Kyungsoo sore tadi dan memutuskan untuk singgah di salah satu café dan menghabiskan waktu bersama sambil meminum segelas kopi.
Chanyeol sendiri tak mampu untuk menyalahkan Baekhyun atas sikapnya mencurigai kekasihnya dengan kakak nya sendiri. Entah bagaimana, Chanyeol pun sadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, ada suatu perasaan aneh tiap dia bertemu dengan Do Kyungsoo. Sesuatu di dalam hatinya terasa berbeda setiap kali dia menatap mata wanita itu. Mata dengan warna coklat hazel terang itu seakan memiliki pengaruh yang sangat kuat yang tak mampu untuk ditolaknya.
"Tenanglah Sayang, kami hanya tak sengaja bertemu" Chanyeol berucap, mencoba utnuk menenangkan Baekhyun. Namun, jangankan untuk Baekhyun, bahkan untuk dirinya sendiri pun alasan itu terdengar tak cukup kuat.
Mata Baekhyun menatap tajam ke dalam mata Chanyeol. Mata Baekhyun jelas terlihat sama sekali tak percaya. Namun semakin dalam dilihatnya mata itu, Chanyeol menyadari bahwa mata itu sangat berbeda dengan mata Kyungsoo yang tampaknya mewarisi mata bulat besarnya dari sang Ibu karena baik tuan Do dan Nyonya Do (Ibu Baekhyun) tak ada yang memiliki mata bulat besar seperti itu. Bukan, bukan berarti menurut Chanyeol bahwa mata kekasihnya tidak indah. Mata Baekhyun pun terlihat indah, hanya saja berbeda. Terlebih lagi Chanyeol menyadari bahwa mata indah Baekhyun itu tak memiliki kekuatan untuk menimbulkan rasa aneh yang dirasakan nya saat menatap mata Kyungsoo. Dan Chanyeol membenci dirinya sendiri untuk merasakan hal seperti itu.
Saat dilihatnya beberapa saat mata sipit milik kekasihnya itu, mulai terlihat mata itu digenangi oleh air bening yang tampaknya semakin meruah dan tak mampu lagi ditahan oleh kelopak mata gadis bermata sipit itu. Chanyeol benar-benar ingin dirinya saat ini tertabrak sebuah mobil truk saja serta merta karena telah membuat Baekhyun, wanita yang disayanginya, mengeluarkan air mata.
"Aku tau bahwa hal seperti ini akan terjadi." ucap Baekhyun lebih kepada dirinya sendiri, dengan suara yang diselingi isakan tangis, dibawanya kedua tangannya untuk menutup wajahnya.
Chanyeol menghela nafas, benar-benar menyesali kesalahannya.
"Hey, look at me" ucapnya penuh kelembutan, diulurkan nya kedua tangannya menarik kedua tangan Baekhyun yang menutupi wajahnya, dan menggenggam lembut tangan itu.
"Aku mencintaimu, Sayang. Dan hanya dirimu. Semua orang tau itu..."
Ucapan itu benar. Tak ada kebohongan sedikitpun dalam ucapan Chanyeol. Meskipun mereka berdua adalah selebriti, mereka sudah memutuskan untuk memberi tahu public atas hubungan mereka. Baekhyun yang memaksa Chanyeol untuk segera mengumumkan hubungan mereka hampir 1 tahun yang lalu, seminggu setelah Kyungsoo kembali ke Korea. Chanyeol sama sekali tidak mempertanyakan keputusan Baekhyun saat itu, karena baginya pun hal itu dapat membuatnya agar selalu mengingat bahwa dirinya adalah milik Baekhyun.
YOU ARE READING
The Last Lie
FanfictionTidak penting seberapa banyak kebohongan lagi yang akan kusampaikan, asal kau tak pernah tau mengenai kebenaran sesungguhnya di balik semua ini _DKS Bagaimana bisa aku tak membencimu?? Jika kau bahkan tak pernah memberiku alasan untuk dapat mencinta...