32: Screwed Together Forever

1.1K 190 1
                                    


Chanyeol menghela nafas berat sambil mematikan katup shower yang beberapa saat lalu membasahi tubuhnya. Benar kata orang-orang, mandi air hangat akan benar-benar dapat membantumu meringankan pikiran, terutama setelah beberapa saat yang lalu ia membeku dibawah guyuran hujan deras setelah musim dingin. Selain mandi air hangat, mungkin segelas coklat hangat adalah hal lainnya yang dibutuhkan nya saat ini.

Ditariknya handuk berukuran besar yang tergantung di dinding kamar mandi lalu melilitkannya setelah mengelapkan sekedarnya ketubuhnya yang basah. Lalu kemudian ditariknya lagi handuk berukuran lebih kecil yang kemudian digunakan nya untuk mengeringkan rambutnya.

Begitu aneh rasanya, bagaimana ia bisa meresa begitu relaks dengan perasaan yang begitu ringan setelah rasa sakit yang sangat besar dihatinya sebelumnya. Ia tau bahwa ia akan butuh waktu yang cukup lama untuk semua luka yang dirasakannya, namun ia yakin bahwa pada akhirnya semua nya akan baik-baik saja. Ia, mereka, pasti dapat melewati semua ini dengan baik.

Yah, mereka. Ia dan Kyungsoo. Terutama karena ia tau bahwa wanita itu akan seterusnya berada disisinya. Semua kan akan berjalan dengan baik. Sebuah senyuman terpatri di wajahnya saat ia melihat wajahnya di cermin. Wajahnya tampak memerah karena air hangat yang baru saja mengguyur tubuhnya. Namun entah bagaimana, matanya... setelah 3 tahun terakhir, ia bahkan tak yakin jika itu matanya yang ditatapnya ke dlaam cermin, lebih hidup dan lebih bersemangat. Digelengkan nya kepala cepat untuk segera menghilangkan pikiran yang baru saja menghampiri kepalanya. Tidak, ia tak akan lagi menghabiskan waktunya secara sia-sia, saat ia bisa menikmati kebersamaannya dengan Kyungsoo hanya dengan pikiran-pikirannya tentang masa lalu yang ia telah berjanji akan kubur dan tetap tertinggal sebagai masa lalunya. Yah, ia menyadari bahwa ia tak akan mempu menghapusnya, menghapus kenangan tentang masa lalu tersebut, namun ia berjanji bahwa semua kenangan dan rahasia masa lalu itu tak akan ia biarkan untuk menganggu masa sekarang, masa depannya kelak dengan Kyungsoo.

Lelaki itu kembali menghela nafas berat.

Mengapa ia tak pernah dapat berpikir seperti ini sebelumya? Apa yang selama ini ada dikepalanya hingga ia tak mampu berbipikir seperti ini dari awal. Ia bahkan tak dapat menjawab pertanyaan tersebut, karena ia tau sejak awal pikirannya sudah dihantui dan dipenuhi dengan rasa curiga dan ketidakpercayaan.

Kembali dihilangkannya pemikiran-pemikiran tersebut dari kepalanya, membuka pintu kamar mandi lalu melangkah keluar menuju kamar tidurnya. Namun langkahnya terpaksa terhenti, ketika kedua matanya menangkap pemandangan yang sangat tak biasa ia lihat sebelumnya berada di kamarnya. Mungkin jantungnya sempat berhenti berdetak sesaat, saat ia menatap wanita itu yang tampaknya tak menyadari kehadirannya, berdiri disana menatap lurus kearah luar melalu dinding kaca disisi luar kamar.

Wanita itu masih belum mengganti pakaian nya yang tadi ikut basah saat mereka dengan suka rela berdiri dibawah hujan deras di depan rumah sakit. Maka bukan sesuatu yang aneh jika pakaian wanita tersebut saat ini menempel lekat dengan sempurna di tubuhnya. Namun apa yang membuat aliran darah pria tersebut seakan berpacu begitu cepat adalah penampakan lekuk tubuh wanita tersebut di balik pakaian yang masih basah itu. Lekukan sempurna dengan kulit seputih susu tanpa cela itu entah bagaimana tampak bersinar dimatanya. Ia tak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Dan ditambah dengan rambut panjang yang tergerai dan masih basah itu, wanita itu tampak begitu cantik, jika saja cantik cukup menggambarkan apa yang ia lihat saat ini.

"Kyungsoo" ia memanggil nama wanita itu lembut, yang mana kemudian membuat wanita itu berbalik menghadapnya. Damn it! Ia benar-benar sempurna!

Wajah pria itu sesaat kemudian tampak kahwatir saat ia menangkap ekspresi ragu di wajah wanita itu. Tak hanya ragu, wanita itu pun tampak begitu gugup dan takut dalam waktu yang sama. Sial, ia yakin ada sesuatu yang salah.

The Last LieWhere stories live. Discover now