I'm sorry....
I know that I have make you guys waiting too long, without notice.
It's just... work and other personal problem is too much lately...
So sorry again..... Forgive me.
Anyway... here is one chapter updated for you all. This story would be ended on the next 2/3 chapter forward.
To think about it, this is also my first update after Kyungsoo enlistment. Hmmm... I really miss him everyday. Hope he always be healthy and happy.
##### The Last Lie #####
Dari keseluruhan hidup yang dijalaninya, rasanya begitu banyak hal yang ingin diubahnya sehingga kejadian seperti ini tak terjadi, hidup yang dipenuhi luka seperti ini tak perlu dilalui nya. Dengan begitu maka semuanya akan lebih mudah. Semuanya takkan semenyedihkan ini.
Mungkin jika ia memiliki kesempatan untuk mengembalikan waktu, ia akan memilih untuk tak pergi ke Jeju pada saat perayaan ulang tahun Grandma Park saat itu. Dengan begitu ia tak perlu bertemu dengan Park Chanyeol. Dengan begitu ia tak akan mengenal pria itu. Dengan begitu ia tak perlu merasakan sakitnya mencintai pria tersebut.
Dihelanya nafas berat yang bahkan di telinganya sendiri terdengar begitu menyedihkan. Kedua tangannya menyentuh dinding kaca yang secara langsung menampilkan pemandangan kota Seoul di pagi yang berkabut ini. Tak hanya berkabut, pagi ini Seoul sedang hujan, meskipun hanya gerimis ringan. Cuaca pagi ini cukup aneh, mengingat ini masih awal musim semi.
Namun keanehan cuaca tersebut, tampaknya tak begitu menganggu kegiatan warga kota Seoul. Di bawah sana, Kyungsoo dapat melihat sudah mulai banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Mungkin pergi ataupun kembali ke/dari tempat tujuan mereka.
Saat-saat seperti ini membuat Kyungsoo tak bisa menolak untuk tak mengingat lagi pria itu, Park Chanyeol.
Apakah ia masih di Jeju? Mungkin saat ini masih tertidur lelap? Atau... mungkinkah ia...?
Digelengkannya kepalanya cepat agar dapat segera membuang pikiran-pikiran itu, pikiran tentang pria itu.
Cukup, semua nya sudah cukup, semuanya sudah berakhir Do Kyungsoo. Tak ada gunanya kau mengingat dan memikirkan pria itu lagi. Mungkin di sana ia pun sudah hidup tenang tanpa adanya dirimu yang menganggu hidupnya.
Tapi bagaimana pun, berucap selalu lebih mudah dari bertindak, bukan? Ini tidak mudah. Tidak akan pernah menjadi mudah.
Bagaimana mungkin ia dapat dengan mudah melupakan pria tersebut jika setiap bagian dalam hidupnya, setiap detik hidupnya, adalah tentang pria itu? Tak peduli apapun, segala apa yang dilakukannya, akan membawa kenangan nya kepada pria itu.
Ini tentu tak akan mudah, saat seluruh mimpi dan tujuan hidupnya berpusat pada pria itu.
Ia mencintai pria itu. Begitu mencintai pria itu hingga ia merasa bahwa jumlah cintanya pada pria itu lama kelamaan bisa saja membunuhnya.
"Kau sudah bangun, Kyung?" sebuah ketukan pelan di daun pintu kamarnya terdengar, diikuti dengan suara lembut Sehun, yang entah mengapa seketika membuat tubuh Kyungsoo terpaku.
Jika kau mau, Kyung, kita bisa pergi, ke Jepang atau bahkan mungkin ke Dubai dan memulai hidup baru di sana. Kau bisa melupakan segalanya yang telah terjadi di sini dan menciptakan hidup baru untuk mu sesuai dengan apa yang kau ingin kan di sana. Dan aku akan berada di sana, selalu di samping mu.
Masih jelas di kepalanya ucapan pria itu kemarin. Dan ia tak mampu menjawabnya. Ia tak mampu memberikan keputusan. Tidak untuk saat ini.
Beri aku waktu untuk memikirkannya.
YOU ARE READING
The Last Lie
FanfictionTidak penting seberapa banyak kebohongan lagi yang akan kusampaikan, asal kau tak pernah tau mengenai kebenaran sesungguhnya di balik semua ini _DKS Bagaimana bisa aku tak membencimu?? Jika kau bahkan tak pernah memberiku alasan untuk dapat mencinta...