22: Head and Tail

1.5K 263 11
                                    


"Luhan, bisa kita berbicara sebentar? Berdua saja." Chanyeol bertanya dengan nada terdengar hampir datar, berdiri di gerbang ruang makan; dimana Luhan dan Sehun sedang berbincang dengan suara pelan; tak mau begitu perduli tentang apa yang diperbincangkan mereka. Tuan dan Nyonya Do saat ini berada di kamar tamu, beristirahat, tampaknya begitu lelah atas kejadian dan kenyataan yang diterima mereka hari ini. Sedangkan Junmyeon, pengacara pribadi Kyungsoo sudah kembali ke rumahnya beberapa saat yang lalu setelah selesai berbicara mengenai Kyungsoo dengan Tuan Do, Chanyeol dan Sehun.

Luhan tampak semakin menyipitkan mata rusa nya, memandang Chanyeol penuh curiga saat tak mampu ditebak nya hal apa yang akan diperbincangkan Chanyeol dengannya, melihat dari wajah pria itu. Bahkan disaat seperti ini, wanita itu tetap tak menyukai pria tersebut: suami sahabat nya, pria yang dicap nya dengan gelar arrogant bastard. Namun ia tak punya alasan untuk menghindari pria tersebut, terutama saat ini. Sehingga, setelah melirik kearah Sehun terlebih dahulu, memberikan kode untuk meninggalkannya sesaat, dia beranjak dari kursi dan berjalan menuju Chanyeol. Chanyeol yang sudah memastikan Luhan mengikutinya, berjalan menuntun Luhan keluar dari rumah melalui pintu keluar yang berada di bagian belakang rumah. Dihentikan nya langkahnya saat ia sudah berada di dekat kolam renang yang berada di belakang rumah dan membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Luhan.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Park Chanyeol?" Luhan bertanya, sambil menyilangkan lengannya didepan dadanya, matanya menatap sinis kearah Chanyeol.

Chanyeol memperhatikan tingkah wanita itu. Nada sombong dan pose mengintimidasi itu, entah mengapa mengingatkannya pada Kyungsoo. Mereka memang begitu mirip, pikir Chanyeol. Mungkin karena itu jugalah mereka bisa bersahabat begitu dekat.

"Aku ingin tau apa sebenarnya yang salah dengan Kyungsoo"

Luhan menaikkan alisnya, wajahnya penuh sindiran.

"Sejak kapan kau begitu tertarik mengenai Kyungsoo?"

"Bukan urusan mu" Chanyeol menjawab cepat.

"Aku juga bisa memberikan mu jawaban yang sama Park Chanyeol. Itu bukan urusan mu untuk mengetahui apa yang salah dengan Kyungsoo!" Luhan membalas.

Luhan dapat mendengar Chanyeol mendesiskan beberapa kata yang Luhan yakin sebagai makian sebelum ia kembali menatap mata Luhan.

"Don't fucking play with me Xi Luhan! Aku suami nya, dan aku punya hak untuk tau apa yang terjadi padanya!"

"Tapi ku rasa Kyungsoo berfikir sebaliknya. Jika bukan begitu, jika memang ia ingin kau tau apa yang terjadi dengannya, pastinya ia sudah mengatakannya padamu. Bukan begitu, Park Chanyeol?" Luhan mengakhiri ucapannya dengan senyum sinis nya, menatap wajah Chanyeol dengan penuh kepuasan karena sudah mampu mengalahkan ucapan pria tersebut. Setelah ia mengucapkan kalimat tersebut, Luhan dapat melihat perubahan ekspresi di wajah Chanyeol. Wajah itu, seolah kalimat yang baru diucapkan Luhan, menyakiti dirinya.

Pria itu diam, masih menatap Luhan. Namun setelah dua atau tiga menit, ditolehkan nya pandangannya menghadap langit gelap tanpa bintang yang memayungi mereka. Lalu dihela nya nafas panjang.

"Tampaknya ia begitu kesakitan" Chanyeol berucap.

"Ya" Luhan menjawab

"Tapi aku tak mampu melakukan apapun untuknya"

Wajah Luhan mengernyit. Agaknya tak tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Dipalingkan nya wajahnya untuk melihat side profile pria tersebut. 'Whats wrong with this bastard?' pikirnya.

"Pagi ini pun aku tak mampu melakukan apapun untuknya selain berdiri diam menatapnya kesakitan, aku persis seperti orang bodoh" Chanyeol berucap. Dibawanya tangan sebelah kanannya menyentuh rambutnya dan menyisir nya dengan tangan nya penuh rasa frustasi. Lalu dia membalikkan tubuhnya untuk kembali menatap Luhan, mengejutkan Luhan dengan wajah nya yang penuh rasa sakit.

The Last LieWhere stories live. Discover now