Kyungsoo duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan perasaan gugup. Kegugupannya terlihat jelas dari caranya yang tak berhenti menggigiti bibir bawahnya atau menggenggam jemarinya berulang kali. Apapun hasilnya nanti, ia tau ia harus dapat menerima. Tentu saja akan menjadi berkah terbesar baginya jika hasilnya memang positif, bahwa ia sedang mengandung anak dari Chanyeol.
Pemikiran mengenai kemungkinan bahwa di dalam perutnya ia mengandung anak dari buah cintanya dan Chanyeol saja sudah membuatnya sebahagia ini. Ia tahu, bahwa walaupun ia tak pernah memperlihatkannya dengan jelas kepada orang lain, bahkan Chanyeol, hati terdalamnya menginginkan hal ini semenjak lama. Kehadiran anaknya dan Chanyeol. Ia selalu memimpikan masa depan dimana ia dapat menua bersama dengan Chanyeol dan anak-anak yang merupakan versi kecil dari dirinya dan Chanyeol.
Namun tentunya semua tak sesimple itu. Kyungsoo tau, bahwa untuk dapat merasakan, menjalani hidup sesempurna itu ia perlu untuk sepenuhnya melupakan, melepaskan dirinya dari masa lalu kelamnya. Karena, entah bagaimana, bahkan meskipun saat ini Chanyeol sudah senantiasa selalu di sampingnya saja, kenangan kelam itu tetap menghantuinya. Bukan hal yang jarang bagi Chanyeol menemui sang istri meracau atau bahkan berteriak histeris dalam tidurnya karena mimpi-mimpi buruk itu. Dan jika kehidupan sesempurna itu yang Kyungsoo idamkan, maka untuk sembuh secara total dari rasa sakit itu adalah salah satu jalan yang harus dilaluinya.
Belakangan hal itu membuatnya semakin khawatir. Karena dari sudut pandangnya, ada yang berubah dari Chanyeol semenjak pria itu melihat kesakitannya, melihat kegilaannya. Dengan pria itu yang selalu berada di sampingnya, maka Kyungsoo tak ada pilhan lain selain sedikit demi sedikit membuka luka-luka kelamnya, walaupun ia masih belum ditahap itu, tahap dimana ia bersedia untuk terbuka dan menceritakan segalanya pada Chanyeol. Dan hal itu membuatnya takut, pemikiran bahwa mungkin Chanyeol akan berubah dengan segala kenyataan tersebut.
"Kau gugup?" Kyungsoo dapat merasakan Chanyeol yang mengenggam kedua tangannya. Suara lembut Chanyeol kembali membawanya dari lamunannya. Ia hanya dapat memberikan sebuah senyuman kepada Chanyeol.
Chanyeol membalas senyumnya dengan sebuah senyum yang lembut. Namun Kyungsoo dapat melihat ada sesuatu yang disembunyikan Chanyeol dari senyum itu. Ia bisa merasakan keraguan dan sedikit ketakutan dari senyum itu. Dan hal itu tak bisa membuatnya untuk tak memikirkan bahwa mungkinkah Chanyeol tak menginginkan hal ini? Mungkinkah memiliki seorang anak dari Kyungsoo tak pernah terencana sebelumnya bagi pria itu?
Perubahan ekspresi Kyungsoo dengan cepat dapat ditangkap oleh Chanyeol.
"What's wrong, baby?" tanyannya kemudian menarik tangan dan tubuh Kyungsoo sehingga wanita itu sekarang bersandar di tubuh bidang Chanyeol.
"Chanyeol?" Kyungsoo memulai, berucap dengan wajah yang bersandar di dada Chanyeol, tanpa melihat mata pria tersebut.
"Hmmm?"
"Do you want a baby with me?" dan begitulah, ia tak dapat menahan untuk tak menyuarakan pertanyaan besar di dalam kepalanya saat itu juga.
Chanyeol sempat terdiam, Kyungsoo tanpa sadar menahan nafasnya, terlalu takut dengan jawaban yang akan diberikan oleh Chanyeol.
Setelah beberapa saat terdiam, Chanyeol akhirnya menjawab, membawa tangannya menyentuh wajah Kyungsoo.
"Mengapa kau menanyakan hal seperti itu, baby?"
"Entahlah" Kyungsoo menjawab.
"Hanya saja kau tampak tak yakin dengan kondisi saat ini"
Chanyeol hanya menghela nafas mendengar jawaban Kyungsoo.
YOU ARE READING
The Last Lie
FanfictionTidak penting seberapa banyak kebohongan lagi yang akan kusampaikan, asal kau tak pernah tau mengenai kebenaran sesungguhnya di balik semua ini _DKS Bagaimana bisa aku tak membencimu?? Jika kau bahkan tak pernah memberiku alasan untuk dapat mencinta...