19.The Dumps

991 43 0
                                        

.
Sorry for typo .

. . .


Hari libur dengan cuaca yang cerah, Moly berlari kecil menuju taman kota tanpa Risia. Saat ini ia ingin menenangkan diri sembari berolahraga.

Ia memandang orang yang berlalu lalang, hati nya berdenyut sakit kala tatapan nya berhenti pada suatu objek dimana sang ibu mengendong anak kecil yang menangis dan tangan kirinya menggandeng anak yang lebih tua.

"Mom, kenapa hidup ku harus begini  takdir ini yang slalu mempermainkan ku, aku ingin hidup layaknya remaja seusia ku" Moly berusaha menghalau air mata yang akan keluar, ia tetap berlari kecil hingga akhirnya ia sampai dan menuju bawah pohon dan menyenderkan tubuhnya. Memandang langit yang biru cerah.

"Aku tidak merasakan kasih sayang seorang ayah dan kau harus pergi secepat ini" Moly tertunduk memandang ujung sepatunya, berusaha menenangkan dirinya.

Sekian menit berlalu Moly masih setia dengan posisi nya. Dirasa sudah cukup tenang ia kembali ke apartemen, ia yakin sesampainya di sana ia akan di sambut oleh omelan dari Risia.

Walaupun keluarga Risia menganggap bahwa dirinya adalah bagian keluarga mereka, namun kekosongan itu tetap ada kehilangan seseorang yang memiliki ikatan darah membuat naluri bergerak, tak ingin bersedih namun nyatanya ia tak bisa menahannya karena selama ini ia jarang menemui ibunya.

Menyesal.

Kenapa saat ibunya masih hidup ia jarang menghabiskan waktu bersama ibunya dan malah memilih untuk menjalankan misi di hari libur. Namun semua itu tidak dapat terulang lagi waktu akan terus berjalan, meninggalnya waktu yang sudah terlewati dan enggan untuk kembali mengulang lagi.

Sesampainya di apartemen ia tidak langsung masuk ia berdiri kaku di depan pintu ingatan tentang masa kecilnya bersama ibunya kembali memenuhi pikirannya, tak terasa air mata yang tidak diinginkan kan untuk turun pun meleleh membasahi pipinya.

Tak ingin berlama lama ia langsung membuka pintu dan menampilkan senyum lebar di depan Risia yang entah kapan sudah berdiri tepat di sebalik pintu itu.

"Kemana saja kau ini? Aku mencari mu bodoh!! Tak biasanya kau pergi pagi-pagi? Ada hal apa yang kau lakukan? Hey jawablah Moly !!!" Cerocos Risia dengan nada kesal dan khawatir.

Moly hanya memasang wajah andalannya yang baby face untuk merayu Risia agar ia menghentikan ocehannya itu.

"Tidak usah memasang wajah begitu mukamu sudah memelas tidak usah kau menambahkan lagi itu benar benar membuatku muak kau tahu itu?" Ketus Risia, kemudian berlalu meninggalkan Moly untuk membuat sarapan.

Moly yang melihat itu pun bernafas lega dan berjalan menuju kamar nya untuk membersihkan badan. Namun saat di depan pintu ia menghentikan langkahnya karena teriakan Risia yang sungguh mengelegar.

"Cepat sini kau jangan buat ku menunggu lagi, Awas kau !!!"

Moly hanya bergumam kemudian menutup pintu dengan kasar, hingga menimbulkan suara bedebum.

"Sialan kau Moly!!" Umpat Risia kaget dengan hal yang dilakukan oleh Moly.

. . . .

Kedua gadis itu sedang menonton berita di TV, setelah menyelesaikan sarapan. Mereka diam memperhatikan berita namun terkadang juga melamun.

"Moly, I was bored  ayo kita pergi keluar! Mungkin dengan mengajak Lisa akan lebih menyenangkan" ajak Risia.

"Hem"

"Ish kau menyebalkan, ayolah kita berbelanja kurasa kita butuh untuk membeli bahan makanan karena persediaan sudah mulai habis" Jelas Risia.

"Hemm kurasa ... " Moly langsung menarik tangan Risia " Ayo" ucap Moly bersemangat.

"Damn!! Aku hampir jatuh Moly!!" geram Risia Moly hanya menampilkan senyum lebar.

"Ayolah aku sedang ingin jalan jalan jadi aku sangat bersemangat" ucap Moly, diam diam Risia tersenyum.

"Lupakan kesedihanmu Moly dan buatlah takdir yang menyenangkan kemudian" batin Risia

Risia tersenyum "Kau punya uang heh?" Ejeknya. Moly yang  tidak terima membalasnya "Hey uangku banyak, jangan mengejekku begitu ahh apa kau lupa jika bahan bahan yang sering kau gunakan memasak itu adalah aku yang membeli tepatnya itu uang ku hello Risia haha!!" Balas Moly yang membuat Risia bungkam.

Ia baru ingat jika yang membeli itu semua adalah Moly dan ia jarang sekali mengeluarkan uang, Risia meringis menyadari betapa bodohnya ia.

"Baiklah baiklah, bersiap siaplah aku akan mengajak Lisa untuk ikut pergi!!" titah Risia.

. . .

* Mall

Kedua gadis itu berjalan beriringan menuju salah satu temannya yang sudah menunggu.

"Aku sempat tak percaya jika kalian mengajak ku pergi?" Komentar Lisa, saat keduanya sudah sampai dihadapannya.

"Hanya sedang ingin dan butuh refreshing saja" ujar Moly.

"Baiklah, tetapi kurasa untuk hal yang menyenangkan emm lebih seru ke club" ajak Lisa sambil manggut-manggut.

"Tidak terimakasih," jawab Risia yang berada di antara mereka, ia langsung menarik tangan mereka .

"Hey, Risia kau sangat suka menarik narik tangan orang lain secara tiba-tiba, itu membuat ku kaget" omel Moly.

"Sorry"

"Ayolah saat nya kita bersenang senang," ajak Lisa berlari kemana saja .

Mereka benar benar bersenang senang dari mulai berbelanja kebutuhan rumah sampai bermain di timezone dan sekarang mereka terdampar di salah satu restoran cepat saji akibat kelaparan.

"Aku sungguh lapar" adu Lisa sambil mengelus perutnya.

"Sabar lah pesanan kita akan datang 10 detik lagi" ramal Risia .

"Heh?"

Benar saja setelah mengatakan itu pelayan sudah sampai di meja mereka. Risia menaik turun kan alisnya, bermaksud untuk pamer.

Lisa hanya mendengus sedangkan Moly sudah mulai menyantap makanannya. Mereka menyelesaikan makanan nya kemudian bergegas pulang.

....

Finally update

Alhamdulillah bisa nyempetin nyelesaiin part ini.

Ku sedang sibuk , kesan kemari ey.

Sorry ya kl lama update to ku rasa itu sudah kebiasaan tp tenang ini bakal aku selesain kok.

Bye

Next chapter.

Felisna27

13 Juli 18

Revisi 13 Juli 2021

Disguise √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang