24. The true

573 26 0
                                        

Let's reading.

...

Malam yang dingin, suara dedaunan bergesekan terdengar menenangkan namun berbanding terbalik dengan suasana di dalam mansion yang terletak di hutan Black Forest.

Black Flores adalah areal hutan yang luas di negara bagian Baden-Württemberg di barat daya Jerman. Hutan ini dikelilingi oleh Lembah Rhein dari bagian barat sampai selatan. Puncak tertingginya berada di Feldberg dengan ketinggian 1.493 m. Wilayahnya berbentuk segitiga dengan panjang 160 km (99 mi) dan lebar mencapai 60 km. Tempat ini disebut hutan hitam karena di siang hari hutan ini suasananya masih gelap. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hutan_Hitam)

Ditengah susasana yang gelap ada sisi dari hutan itu yang temaram akibat cahaya lampu dari rumah yang berkamuflase dengan keadaan yang ada di hutan itu.

Teriakan dan makian terdengar samar-samar dari luar rumah itu, Seorang laki laki masuk kerumahnya itu berjalan menuju asal suara tersebut.

"Hey calm down dude, kenapa ada peristiwa penculikan ini.. aah atau lebih tepatnya penyekapan atau apa?" Tanya laki laki itu.

"Diam lah, mungkin melakukan sedikit permainan yang akan membuat mereka menjadi satu dengan akar akar pohon disini?" Jawab wanita yang tak lain adalah Rose. Sedangkan dua gadis yang terduduk dengan keadaan terikat memperhatikan mereka dengan tatapan benci.

"Aish bagaimana aku tak menyadari bahwa banyak penghianat di sekitar ku , bodoh sekali kau " batin Risia.

"Hey lihat lah kakakmu, dia terlihat santai santai saja Rose .. maaf aku harus memanggilmu dengan nama apa kau sungguh mempunyai nama yang banyak yang membuatku muak dengan itu semua" tutur laki laki itu , Delwin.

" Diam kau tidak usah mencampuri urusan ku urusi urusanmu sendiri, bereskan agar kita tidak sering bertemu,aku sungguh muak" sinis Rose.

"Baiklah aku akan mengurus urusan ku sendiri tapi tidak untuk sekarang , Cecil" Delwin tersenyum smrik

Risia dan Moly terbelalak kaget mendengar nama Cecil, cecil... Rose. Apa maksud dari semua ini?

Moly mengamati wajah Rose, rose yang merasa diamati pun menengok ke arah Moly. Dan bodohnya Moly baru menyadarinya.

"Sebenarnya apa mau kalian?" Ucapan bernada dingin keluar dari mulut Moly.

" Aku akan membunuh kalian dan kami akan menghancurkan CIA, just it" jawab Rose.

" Dan aku tak akan membiarkan mu membunuh Risia, dan rencana ku mendapatkan kan dirimu baby" batin Delwin memandang Rose kemudian beralih ke Risia

"Kalian sungguh ah.." ucap Moly yang terdengar frustasi yang membuat Rose tertawa.

"Why? Apakah kalian seseorang yang dibilang paling peka terhadap sekitar dan mengetahui keberadaan musuh? Bahkan kalian tidak sadar dengan keadaan yang jelas jelas berhubungan langsung dengan kalian!" Ejek Rose

"Kenapa kau lakukan ini pada kami... Jika kau ingin menghancurkan instalasi itu ya silahkan kenapa harus membawa bawa kami!!" Cerca Risia.

"Karena aku benci dengan kalian, tak sadarkah kalian ,dengan kalian menjadi kembanggaan CIA itu sudah membuatku membenci kalian !"ucap Rose dengan nada emosi yang sangat kentara.

Flashback on

"Baik meeting akan segera saya mulai , okey langsung intinya saja , kalian sudah mendapatkan rinciannya ka ??" tanya Mr.Hanst yang menjabat sebagai ketua dari Departemen ini . Dan semua mengangguk

" Baik , kami memutuskan misi ini akan di lakukan oleh Moly dan Risia ,dalam misi ini kalian harus ekstra hati hati karena geng mafia ini sangat di kenal akan kelicikan dan ke jenius nya dalam membuat jebakan atau strategi.Kalian berdua harus berhasil menuntas kan misi ini di Karena Mafia Korsika ini berpengaruh dalam transaksi narkoba dengan Malfiso dan juga pembunuhan gubernur 2 Minggu yang lalu mereka adalah dalangnya "jelas mr.Hanst

Semua yang ada di rapat mengangguk paham , sudah biasa bagi Moly dan Risia untuk turun tangan di lapangan dikarenakan keahlian mereka yang mengesankan.Namun ada seorang yang menatap tajam ke arah Risia dan Moly. Tatapan yang penuh kebencian.

"Kalian berdua akan melaksanakan misi ini nanti jam 5;15 ,segeralah bersiap siap !"suruh mr.Hanst

"Baik Sir"jawab Risia

"Baik cukup sekian dan terimakasih "ucap Mr.Hanst Sambil berlalu meninggalkan ruangan ,begitu pula orang orang yang ada dalam ruangan tersebut. Tapi tidak dengan seorang yang menatap benci ke arah kedua gadis tadi dia tidak kembali ke kubikelnya namun dia berjalan ke arah taman dan menelepon seseorang.

" Aku akan mengikuti mu "

Flashback off.

"Itu bukan salah kami! Lagi pula kau juga sudah menikmati masa kejayaan mu kan ,jadi kita impas," ujar Moly

Rose berdecak " kalian berdua memang sungguh menyebalkan," Rose memandang begis keduanya, kemudian menendang perut Moly kemudian mencengkeram rahang nya

"Membela diri kalian selagi masih bisa, karena itu tidak akan bertahan lama" ucap Rose dan mengisyaratkan kepada anak buahnya untuk menyiksa keduanya.

Moly dan Risia menerima jabukan, tendangan,tamparan ,dan juga luka gores sebelum disiksa rompi anti peluru milik mereka sudah dilepaskan dari tumbuh mereka masing masing.

Delwin yang melihatnya pun merasa geram, rasanya ia ingin membunuh para keparat itu yang sudah berani menyiksa belahan hatinya, namun ia menahannya di pikirannya sudah ada rencana rencana untuk meloloskan Risia dari para bedebah kakak adik itu.

Sedangkan disebelah ada Peter yang sedang meminum wine nya sambil tersenyum miring melihat adegan yang barusan diperlihatkannya.

Risia mengatur nafas nya, kepalanya menunduk namun matanya menyorot tajam kearah ketiga orang itu. Tangannya bergerak perlahan berusaha melepaskan ikatan di tangannya, cukup lama akhirnya ia bisa melepaskan ikatan sialan itu.

Merasa orang orang kecuali mereka sedang lengah, Risia mencoba membantu melepaskan ikatan di tubuh Moly, Moly yang peka pun berusaha melepaskannya juga, Risia merasa kesusahan karena jarak keduanya cukup jauh dan juga Risia harus kembali ke posisi awal agar tidak ketahuan.

Risia mengisyaratkan kepada Moly agar kabur dari rumah itu. "Langsung lari!" Titah Risia yang diangguki oleh Moly, keadaan nya tidak memungkinkan untuk melawan, tubuh mereka masih lemah.

"1..2..3 Lari" Keduanya pun berlari ke arah pintu dengan kencang, Risia memosisikan tubuhnya untuk mendobrak pintu.

Brak...

Kedua penjaga yang berada diluar tersentak kaget dan berusaha menghalangi keduanya untuk pergi. Rose, Peter dan Delwin yang sidang berbicara pun ikut kaget dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu, tanpa harus menunggu Rose berjalan mendekati keduanya dengan senyum manis menghiasi wajahnya diikuti oleh Peter dan Delwin.

Secara tiba tiba Rose menodongkan pistol ke arah Risia,sedetik kemudian ia menarik pelatuknya.

"RISIA!!"

DOR.

BRAK..

TBC

Akhirnya update juga uuu hehe:v maapkeun yang kebiasaannya lama update

Vote komen nya dong y

11 Februari "18
Felisna27

Disguise √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang