30.

489 27 0
                                    

Let's reading.

.
.
.
.
.

Nick menarik tangan Moly menuju mobil Aston Martin One 77, mobil  dilengkapi dengan mesin V12 berkapasitas 7.3 liter yang dapat menghasilkan tenaga hingga 750 dk serta torsi maksimal mencapai 722 nm. Dengan harga 1.85 juta dollar( 25 milyar rupiah) kecepatan yang dapat  diraih mobil ini mencapai 354 km/jam dan mampu berpindah dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 3.5 detik


Nick segera mengurung Moly kedalam dekapannya lagi. Menyerukkan kepalanya ke bahu Moly, Dalam hari Moly menyumpah serapahi tinggi badannya yang hanya sebatas dada Nick.

"Nick," panggil Moly.

"Biarkan seperti ini dulu, I Miss you so bad," tolak Nick, Moly mendengus

"Tapi setidaknya bisakah kita duduk, aku sudah lelah dan lapar," eluh Moly yang langsung di tertawai oleh Nick, Moly mengerucutkan bibirnya sebal, dia belum sempat sarapan dan lagi lagi itu ulah dari Risia, Nick mencubit hidung Moly sampai memerah.

"NICK !!"

"Okey okey, I sorry mari kita ke kantor ku,  akan ku suruh asisten ku untuk memesankan kita makanan," jelas Nick yang membuat Moly tersenyum bahagia.

....
 
Nick dan Moly memasuki perusahaan milik Nick, para karyawannya pun menyapa Boss mereka yang untuk pertama kalinya terlihat bersama seorang.

Dan para karyawan perempuan, mereka langsung berbisik bisik saling menanyai siapa perempuan yang dibawa oleh Nick.

Nick tidak memperdulikan mereka, dia menggiring Moly menuju ruangannya nya yang berada di lantai paling atas dan ia berharap bahwa tidak ada pengganggu yang sedang bersarang di lantai itu atau lebih tepatnya ruangannya. Memeluk dengan possesive pinggang Moly.

"Ini kantor milik mu?" Tanya Moly, terakhir bertemu, Nick hanya lah seorang mahasiswa.

"Ya"

Moly mendongak menatap Nick, Nick pun menunduk, tersenyum lembut kemudian mengecup singkat bibir ranum Moly, Moly mendengus sebal.

"Ish," Moly menatap sinis Nick.

"Sabarlah, akan aku jelaskan saat kita sampai di ruang ku," jelas Nick.

Tak berapa lama mereka sudah berada di depan ruangan Nick, dimana ada seorang Sekretaris yang sedang sibuk membolak-balikkan dokumen nya sampai tidak menyadari bahwa bos nya sedang berada di tempat yang sama.

"Ehm," deheman Nick menyadarkan sekretaris nya itu.

"Eh, maaf tuan," Seketika sekretaris itu meminta maaf karena tidak menyadari keberadaan bosnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

" Jangan ada yang menggangu ku untuk saat ini," titah Nick.

"Tu. .Tuan tapppi.."sebelum sekretaris itu menyelesaikan ucapannya, Nick sudah menarik tangan Moly.

Nick membuka pintu dan langsung dikagetkan dengan adanya pengganggu, Nick mendesah sepertinya ini takkan mudah karena satu orang yang begitu menyebalkan itu.

"Kau lama," ucap orang itu, yang tak lain Rodriguez.

Nick mengedikan bahu kemudian memasuki ruangan itu diikuti oleh Moly.

"MOLY!" Kaget Rodriguez.

Moly tersentak kaget dengan panggilan itu, ia kenal dengan suara yang itu. Moly menengok memastikan bahwa Rodriguez lah yang memanggil nya, Moly memijit pelipisnya, muak dengan kelakuan Rodriguez. Nick menarik Moly untuk duduk disampingnya.

"Bagaimana kalian bisa saling kenal, dan dan apa maksud dari 'itu'," tanya Rodriguez sambil menunjukkan genggaman tangan dari Moly dan Nick.

"She is mine," ujar Nick bangga dan Moly tersenyum tipis.

"WHAT THE ..."

"Bagaimana bisa, bukannya Moly baru pindah ke Jerman dan kau Nick bukan kah kau seorang Guy ?,oh my God.. bagaimana bisa kalian berpacaran sedangkan aku yang lebih dulu bertemu dengan Moly sebelum kau, Nick. Aah .... Jelaskan padaku," cerca Rodriguez dengan suara tak jelas dan frustasi, mungkin.

"Kau salah," jawab Nick.

"Salah? Bagian mana, kau saja tak pernah dekat dengan seorang wanita,"

"Dan juga aku bukan seorang Guy," lanjut Nick tanpa mengindahkan ucapan Rodriguez.

"Bagaimana bisa kau mengambil my Heartbeat, padahal kau sahabat ku," sinis Rodriguez. Nick mengehela nafas setelah mengetahui wanita yang sering di ceritakan oleh Rodriguez dan ternyata itu adalah kekasihnya.

"Diamlah, akan ku jelaskan," desis Nick tak lupa dengan tatapan tajamnya yang mengarah ke Rodriguez, Rodriguez hanya mampu menelan ludahnya sendiri.

"Aku sudah berpacaran dengan Moly saat aku di las Vegas, kau tentu tau kapan aku berada di las Vegas dan tentu juga kau lebih dulu dari mu," jelas Nick  dan itu membuat Rodriguez terbelalak kaget, Hell ia belum terima.

Rodriguez tak bisa berkata-kata sambil memandang kedua orang didepannya, menggaruk tengkuknya bingung. Rodriguez mendesah lelah, pikirannya kalut, ia ingin pergi dan mengila di jalanan tentu dengan cara yang elit, yaitu mengebut.

"Pergilah,"usir Nick

"Dan jangan gunakan mobil sendiri suruh supir kantor mengantarmu,"titah Nick, Rodriguez ingin protes namun lagi lagi ia mendapatkan tatapan tajam, ia masih lemah jika dihadapkan oleh orang yang termasuk penting dalam hidupnya. Rodriguez keluar dengan lesu.

.....

Risia terus meronta-ronta meminta kepada Delwin untuk melepaskan nya

"Fuck you, Delwin," desis Risia kemudian menyikut dada Delwin

"Calm down baby," tenang Delwin.

Saat ini mereka sedang berada di atap gedung perusahaan milik Delwin, dengan Delwin yang bersandar di tiang pembatas dan Risia yang berada di dekapannya.

"Apa mau mu?" Tanya Risia, ia sungguh merasa frustasi karena kinerja jantungnya meningkatkan, ia tak bisa memungkiri jika ia nyaman di dalam dekapan Delwin , namun fakta bahwa Delwin termasuk seorang mafia membuat nya berfikir dua kali.

" You," jawab singkat Delwin mengawali ciuman lembut di bibir Risia.

" Kau percaya, falling in love at  first sight , aku mengalami nya dan orang itu adalah kau, Will you be my Girlfriend, and in the Future you Will be my wife? "Ujar Delwin dan Risia merasakan kebahagiaan tapi sebuah fakta ia adalah mantan agen rahasia dan Delwin adalah seorang mafia, membuat nya ragu untuk menjawab 'I Will'

"Aku tau mungkin kau ragu, disamping aku kita baru saja bertemu beberapa kali dan itu bukanlah pertemuan yang bisa dikatakan baik, ditambah lagi fakta bahwa aku ada seorang,ya you know lah, tapi aku berharap jika hal itu tidak mempengaruhi jawab pun, I hope you Answer I will,"

Risia memandang lekat mata abu abu milik Delwin, ia menghela nafas, semoga jawaban nya tidak mengecewakan untuk  kedepannya

"Delwin, I Will say...."

TBC..
HARAP DIBACA GUYS!

Update kan, lama? Biasalah, kebanyakan masalah dan kegiatan di dunia nyata,

Aku tau kalo peminat dari cerita ini makin lama makin menurun ,mungkin kesalahan ku yang ngak bisa selalu update secara terjadwal,sama mungkin juga emg cerita ini makin alam makin ngak jelas aku ngak tau itu menurutku sudut pandangan dari sang penulis

Kalo dari kalian para pembaca gmn? Cerita ini gmn? Mungkin lama kelamaan makin aneh ? Atau gmn?

Maybe, endingnya bakal terkesan dipaksakan,tapi akan ku coba buat sesantai mungkin.

Beberapa part menuju Ending.

Thx for everything
Semuanya yang udah baca sama ngevote atupun cuma sekedar baca doang

Felisna27
21 Juni "19

Disguise √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang