26. Out

555 35 2
                                        

Ati ati banyak typo
.

.
.
.

Laki laki itu membulatkan matanya tak percaya apa yang ia lihat , gadis lugu bertarung dengan mafia? Langsung saja ia bergerak untuk membantu namun ia kalah cepat
Dengan.....

...

Delwin sudah menanti kannya, saat dimana ia bergerak ,saat dimana ia yang memimpin semuanya dibawah kendalinya. Setelah menghubungi anak buahnya Delwin pergi ke rumah itu , menunggu kabar baik yang akan datang.

Tak perlu lama menunggu, anak buah yang sudah ia nantikan akhirnya tiba, segera saja ia bergerak, tak sulit karena dia sudah mempunyai informasi keberadaan mereka.

Setelah sampai ia tidak langsung bergerak, menunggu saat yang tepat untuk keluar dengan amarah yang berusaha ia tahan melihat pujaan hatinya dalam bahaya. Amarahnya sudah tidak bisa ia tahan saat Rose menodongkan pistol ke arah Risia dan ia rasa ini adalah saat yang tepat.

Langsung saja ia bergerak keluar dari persembunyiannya dan membidik target nya yang tak lain adalah Rose. Sekian detik Rose selesai bicara ia langsung menarik pelatuk dan keluarlah peluru Hollow Point Bullet , ia memilih peluru ini karena bentuk peluru yang cekung dan bentuk dari peluru ini akan menyebabkan kerusakan yang cukup luas. Hal ini disebabkan karena pada saat peluru ini mengenai sasaran, ujung peluru ini akan menyebar sehingga menyebabkan dampak kerusakan yang dialami oleh target juga semakin melebar.

Tembakan yang dibarengi oleh tebakan dari Rose Namaun tembakan dari Rose meleset jauh melewati Risia ,dan dia tumbang di dengan bahu yang mengeluarkan banyak darah, Delwin tersenyum miring ia yakin bahwa wanita ulat itu sudah mati karena bidikannya mengenai tepat di jantung namun dari belakang.

Risia terbelalak kaget, seketika suasana disana menjadi rusuh, baku tembak tak bisa dihindarkan lagi Moly mencoba menarik Risia menjauh namun terlambat, Risia sudah di tarik ke pelukan seseorang, Moly melihat wajahnya, Moly sungguh tak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya ,yang memeluk sahabatnya adalah Delwin dan sepertinya Risia belum menyadarinya karena terlalu terkejut menerima sebuah pelukan yang diberikan Delwin. Tak lama Risia segera sadar dan langsung mendorong Delwin.

"What are you doing !!?" Murka Risia, tak cukup melampiaskan emosi nya dia memukul Delwin namun tentu bisa ditangkis oleh Delwin. Sedangkan Moly terpaku melihat seseorang yang berjalan kearah mereka dari.

"Daddy" gumam Moly dan Risia mendengar nya lantas saja ia bertanya.

"Apa maksud mu Moly?" Tanya Risia, setengah bergumam.

"Balik badan," saut Moly. Risia menurut dan reaksinya tidak berbeda jauh dengan reaksi yang diberikan Moly saat melihat orang itu.

"Apa-apaan ini bagaimana bisa ..." Ujar Risia dengan suara tercekat, ia melirik Moly. Moly membalasnya, ia menggelengkan kepalanya, tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.

Disana orang itu, seseorang yang berjalan kearah mereka yang tak lain adalah Ayah mereka. Delwin hanya diam saja toh dia sudah tau siapa orang itu.

Akhirnya Risia dan Moly berhasil mengendalikan diri dan tersadar bahwa keadaan sudah kembali ke semula yang artinya sudah tidak ada baku tembak, dan sudah banyak orang yang sudah tergeletak tak berdaya. Delwin dari tadi didepannya tidak mungkin menembaki mereka semua dan siapa lagi?

Disguise √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang