"KANG SEULGI CEPAT BERSIHKAN PISAU KU ITU!" Suruh atasan Seulgi.
"Baiklah." Dengan nurut ia pun mengambil pisau dari tangan atasannya lalu membersihkan nya di wastafel dapur restoran dimana ia kerja paruh waktu.
"Ini tuan, aku sudah membersihkan nya."
"Oh bagus. Kalau begitu kerjaan mu sekarang ikut mempersiapkan sayur-sayuran bersama koki yang disana itu."
"Baiklah."
.
.
."Permisi tuan. Apa ada yang bisa saya kerjakan?" Tanya Seulgi dengan sopan.
"Ahhh apa kau pekerja paruh waktunya?"
"Ya tuan."
"Siapa nama mu?"
"Kang Seulgi tuan."
"Baiklah perkenalkan nama ku Chef Jin yang memiliki restoran ini."
"Ahhh suatu kehormatan bisa berkenalan dengan anda. Sekarang apa yang bisa saya kerjakan tuan? "
"Eumm apa kau bisa membuat telur gulung?"
"Ya saya bisa."
"Yasudah buat telur gulung sebanyak 20 buah yang enak ya!"
"Baik tuan. Tapi apakah tidak apa-apa saya menggunakan dapur untuk memasak?"
"Tak apa. Biar aku yang bertanggung jawab. Lakukan saja apa yang kuperintahkan."
"Baik."
Seulgi pun mulai berjalan mengarah kompor untuk memulai tugas pertamanya yang diberikan langsung dari sang pemilik restoran.
______
"Huft...apakah ia akan baik-baik saja?" Gumam Krystal di dalam mobil.
"Siapa nona?" Tanya supirnya.
"Ah tidak lupakan."
"Apakah anda mengkhawatirkan nona Seulgi?"
"Tahu darimana kau?!"
"Kelihatan dari wajah anda. Saya sarankan, percayakan saja semuanya pada nona Seulgi. Tugas anda hanya menyaksikannya saja."
"Heumm yah....ada benar nya juga perkataan mu itu. Tapi, apakah Keisha ada di rumah?"
"Iya nona. Sayangnya ia tidak mau keluar dari kamarnya dan tidak mau memakan makanannya. Bahkan ia tidak mau meminum obatnya. Saya khawatir hal yang seharusnya tidak akan terjadi lagi tapi malah dalam waktu dekat ini akan terjadi pada nona Keisha."
"Hah...anak itu merepotkan saja."
"Biasalah anak remaja yang sedang belajar mengenal cinta seperti nona dulu."
"Tak usah kau bahas!"
"Ya, maaf nona."
"Tapi kalau dipikir-pikir mamah ku baik sekali dengan anak itu."
"Nona saja mengkhawatirkan nya dan menjaganya selalu. Maka nyonya pun tidak punya alasan untuk jahat pada nona Keisha bukan?"
"Lagian papah ku itu benar-benar lelaki brengsek! Bisa-bisanya khilaf dan meniduri asisten sekretaris nya sendiri. Sudah itu, wanita jalang itu tidak mau mengasuh anaknya yang sudah ia lahirkan dari rahimnya sendiri, dan malah menitipkannya dengan mamah ku tanpa rasa malu sedikit pun. Huh! Memikirkannya saja sudah membuat ku ingin menamparnya. Kupikir mamah ku itu sudah kehilangan akal sehatnya yang masih mau menerima papah ku dan anak haramnya itu."
"Sudahlah nona, itukan sudah masa lalu biarkan Tuhan saja yang membalas semua perbuatan tuan besar."
"Aigoo...untung sekali Jessica eonnie bisa ke luar negeri dengan alasan melanjutkan pendidikannya di sana. Padahal ia hanya bersenang-senang dan menghabiskan uang seenaknya di sana. Hah....sungguh mengenaskan keluarga ku ini. Hanya aku yang berada di jalan benar. Aku harap aku bisa cepat dewasa dan dapat menentukan pilihan ku sendiri."
"Hahaha dewasa sekali pemikiran nona sekarang. Jadi merasa bangga saya, bisa melihat nona kecil bisa bertumbuh menjadi nona yang cantik dan dermawan ini. Hahahaha! "
"Yah...waktu kan memang cepat berlalu. Jadi tak usah heran."
"Yap benar sekali nona. Sekarang kita sudah sampai rumah nona."
"Paman tak usah membukan pintunya. Aku bisa membukanya sendiri." Pesan Krystal pada supirnya itu lalu membuka pintu mobilnya dengan tangannya sendiri.
"Baiklah nona. Selamat istirahat."
"Ya terimakasih atas tumpangannya. Kau istirahatlah juga." Pinta Krystal pada supir nya itu.
_______
"YA PARK SUA! BISAKAH HANDPHONE MU ITU TENANG SEBENTAR?!" Marah Chanyeol yang sedari tadi terganggu dengan suara notifikasi dari handphone adiknya itu.
"Ssst! Biarkan saja! Aku suka mendengarkan suaranya."
"Aish! Hobby yang aneh!"
"Biarkan saja. Kau fokus saja menyetir! Karna aku masih ingin hidup dengan menikmati hidup ku yang singkat ini. Mengerti?!"
Chanyeol kehabisan kata-kata untuk membalas perkataan yang jarang sekali dikatakan oleh adiknya itu.
"Benar-benar aneh tingkahnya! Semakin lama semakin membuat ku khawatir saja!" Ucap Chanyeol dalam hatinya.
_______
"Tuan telur gulungnya sudah siap. Sekarang apa yang akan aku kerjakan?"
"Eummm coba ku cicipi sebentar."
Chef yang bernama Jin itu pun mendekati sebuah piring besar yang menempatkan seluruh telur gulung hasil buatan Kang Seulgi itu.
Dengan mengambil sebuah sendok, ia pun mulai untuk mencicipi telur gulungnya. Tanpa ragu pun ia langsung memasukannya kedalam mulut nya.
Ia terdiam sebentar dan merasakan hasil karya anak buahnya yang bernama Seulgi itu.
"Eummmm enak sekali masakan mu. Aku takjub."
"Ah bisa saja tuan ini."
"Baiklah keputusan ku sudah bulat, aku akan menerima mu dan menjadikan mu asisten dapur dari sekarang. Jadi tinggalkam pekerjaan paruh waktu mu yang lainnya dan bekerjalah sepenuhnya untukku. Bahkan aku akan memberikan gaji berapapun kau minta."
"Sungguh?"
"Ya."
"Tapi kenapa tuan tiba-tiba sekali?"
"Tidak kok. Aku sebenernya sudah lama memperhatikan mu dari mulai kau bekerja di sini. Ku lihat pekerjaan mu sungguh rapih dan tak pernah mengecewakan. Jadi aku mengatur waktu yang tepat untuk memperkenalkan diriku pada mu dan mulai menjadikan mu asisten ku."
Seulgi terdiam karna masih tidak percaya dengan perkataan lelaki yang ada didepannya itu.
"Jadi bagaimana? Apa kau setuju?"
Seulgi mengangguk pelan dengan menunjukan senyuman ceria di kedua ujung bibirnya itu.
"Masuklah ke kantor ku. Aku akan memberikan kontraknya. Kau bisa membacanya disana. Lalu jika kau menyetujui semua persyaratan nya, dengan tak ada pasakan dari ku. Kau pun bisa menandata tanganinya."
"Ya baiklah."
Tanpa menyembunyikan perasaan bahagianya itu, Seulgi pun mengikuti lelaki itu ke kantornya.
Karna di dalam pikirkan nya sekarang, dengan pekerjaan ini bisa saja Seulgi dapat menjalani kehidupan nya dengan baik tanpa mengkhawatirkan bagaimana ia bisa makan keesokan harinya ataupun meminta bantuan pada sahabatnya itu. Makannya ia begitu bahagia mendengar ada seseorang yang memintanya untuk menjadikan dirinya sebagai asisten di dapur. Yang sebenarnya, memasak adalah salah satu kesukaan ibunya.
_______