Suasana tegang melanda membuat seorang Park Chanyeol menjadi gugup dengan memainkan jari-jari tangan nya berkali-kali.
Ia duduk sendiri, sedangkan 3 guru sedang menatap tajam ke arahnya dari depannya.
"Cha! Apa lagi yang kau buat kali ini Chanyeol?" Guru pertama bertanya.
"Anu...eumm..sebenarnya ini a-aku melakukannya secara tidak sengaja." Chanyeol memulai pembicaraan nya dengan lata karna gugup.
"Ahhhh begitu? Lalu sekarang siapa yang ingin kau panggil menjadi saksi mu agar kami percaya?" Berlanjut guru kedua bertanya.
"Eum...Park Sua."
"Baiklah kami akan memanggilnya. Sekarang kau duduk di sini dengan tenang dan jernihkan pikiran mu. Kami juga akan memanggil wali mu jika masalah ini ternyata kesalahan mu. Oke?" Kata guru ketiga.
Chanyeol hanya menganggu-angguk pasrah tanpa tenaga.
"Tok tok tok!"
"Ya siapa?" Sahut guru kedua sambil beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu.
"Ahhh annyeonghaseyo saya Kang Seulgi yang terkena pukulan dari kejadian Park Chan...siapa Tal?" Ujar Seulgi dengan menyenggol Krystal pelan.
"Park Chanyeol pak." Tambah Krystal.
Seulgi mengiyakan dengan anggukan kepalanya.
"Ahhh baguslah kau sudah tidak apa-apa. Masuklah dan jelaskan semua apa yang sebenarnya terjadi." Suruh guru kedua.
"Terima kasih pak Eunhyuk." Balas Seulgi lalu memasuki ruangan nya bersama dengan Krystal.
Mereka menduduki bangku sofa disebelah Chanyeol.
Chanyeol yang melihat kedatangan Seulgi, ia pun mulai lega dan menatap berharap agar masalahnya tidak diperbesar.
Tak lama, Park Sua pun hadir. Lalu, mulailah mereka untuk mendiskusikan masalah nya. Sedangkan Seulgi dan Sua sibuk menjelaskan. Krystal dan Chanyeol hanya diam kecuali jika disuruh menjawab pertanyaan dari para guru BK.
.
.
.Setengah jam berlalu, proses diskusi pun selesai dengan baik. Bahkan Chanyeol dinyatakan tidak bersalah karna penjelasan Seulgi yang jujur dan tak mau memperbesar masalahnya hingga ke kepala sekolah.
Sekarang mereka disuruh untuk keluar dari ruang BK dan melanjuti jam pelajaran.
"Hah.....akhirnya noona tidak usah ke sini. Terima kasih Tuhan." Ucap Chanyeol yang mendeskripsikan perasaan bersyukur nya itu.
Sambil menatap Chanyeol,
"Anu siapa nama mu?" Seulgi bertanya dengan berjalan."Aku?" Sahut Chanyeol.
"Ya."
"Park Chanyeol."
"Ahhhh susah sekali menghafal nama mu entah kenapa. Bisakah aku memanggil mu Chan saja?"
"Terserah kau saja ingin memanggil ku apa. Aku tidak keberatan sama sekali."
"Terima kasih. Omong-omong, aku ingin meminta maaf karna sudah menyebabkan masalah tak terduga seperti ini dan membuat mu menjadi merasa terancam." Ucap Seulgi dan langsung menundukan punggungnya hingga 90° dihadapan Chanyeol.
Chanyeol berhenti lalu menyuruhnya untuk jangan melakukan itu. Karna menurutnya, ini juga kesalahannya yang tidak bisa mengontrol emosi.
"YA SEULGI! Untuk apa kau menunduk dihadapannya?! Gila ya?!" Sahut Krystal.
Seulgi mengembalikan badannya menjadi tegak kembali.
"Pokoknya aku minta maaf dan aku harap tidak ada kebencian atau dendam sedikitpun diantara kita setelah kejadian ini." Ucap Seulgi lagi.
"Ahhh tentu saja tidak. Oppa ku bukan tipe orang yang seperti itu. Ya kan oppa?" Tambah Sua.
"Ya begitulah." Balas Chanyeol.
"Yaudalah kalau begitu, kami berdua undur diri untuk balik ke kelas. Selamat siang." Pamit Seulgi.
Chanyeol dan Sua meresponinya dengan senyum. Sedangkan Seulgi dan Krystal melanjutkan jalannya duluan menuju ke kelasnya duluan.
_______
Sudah berjalan lumayan jauh dari Chanyeol dan Sua. Seulgi pun berhenti sebentar,
"YA! Ngapain kau berhenti disitu?"
"Ital...apakah menurut mu ini kesempatan untuk kita?"
"Mwondae?"
"Ani...kan aku sedang sakit, otomatis pasti aku diizinkan untuk tidak mengikuti pelajaran. Apakah kau mau menemani ku bolos?" Tawar Seulgi dengan menunjukan senyumnya.
"Astagah ku kira apa. Aku sih terserah saja." Jawab Krystal.
"Tapi apa kau tak apa bolos?"
"Tak apa. Aku tak akan mati kok karna hanya bolos."
"Yuhuu! Yeay! Kemana kita sekarang?" Seulgi mengatakannya dengan senyuman lebar hingga membuat kedua matanya menyipit.
Krystal yang melihat tingkah sahabatnya itu pun ikut tersenyum. Kenapa? Karna baginya Seulgi itu jarang sekali tersenyum selebar dan setulus ini sejak kedua orang tuanya meninggalkan Seulgi untuk selamanya.
"Woah...senang sekali kau ya! Biasanya pun kau bersikap seperti murid teladan sialan itu!"
"YA! Itu karna aku tidak bisa beralasan bagus untuk bisa bolos. Lagian jika aku bukan murid beasiswa aku juga tidak akan bersikap seperti layaknya siswa teladan. Terus karna saat ini ada alasan yang bagus kenapa tidak?"
"Yayayaya sesuka mu saja. Lalu kita mau kemana?"
"Eummm bagaimana dengan ke rooftop?"
"Baiklah!"
Kedua wanita itu pun dengan perasaan senang menaiki tangganya selangkah demi selangkah hingga sampai ke rooftop.
_______