Sambil memegang sapu,
"YA!"
"Apa?"
"Bisakah kau berhenti melibatkan ku dengan semua ini?!" Protes Baekhyun.
"Sinting! Apa kau tidak ingat yang menghampiri ku duluan siapa? Lagian kalau kau sudah lelah dengan semua ini, mending kau tak usah menghampiri ku tadi dan membiarkan ku mendapatkan semua hukuman ini seorang diri. Merepotkan saja!" Balas Chanyeol dengan dingin.
"Aish! Walau aku lelah tapi aku tidak bisa membiarkan mu begitu saja bodoh! Kau kira aku setega itu apa sama mu?!"
Dengan menoleh ke arah Baekhyun dan tatapan bingung ia berkata,
"Segitu sayang kah kau dengan ku Baek?""Hah?....Ah tidak kok. Maksud ku ta-tadi i-itu aku hanya mengkhawatirkan mu saja."
"Ohhh kalau tidak yasudah, tidak usah sepanik itu juga kali." Ucap Chanyeol dengan tak acuh kembali menoleh ke arah semula.
"Sudah kembalilah sana bekerja! Kerjaan kita masih banyak lagi!"
"Aku juga tahu bodoh!"
"……"
________
Di koridor terdapat Krystal dan Seulgi yang sedang berjalan menuju ke kelas.
"Gi!" Panggil Krystal.
"Apa?"
"Apakah menurut mu si cengunguk mesum itu sikapnya sedikit aneh?!"
"Sedikit aneh?....Maksud mu apa?"
"Ani...maksud ku itu bukankan ia seperti sengaja melakukan hal itu?"
"Hal itu apa?"
"Hal yang seperti kalau ia sengaja....seperti apa ya menjelaskan nya??"
"Aish! Sudahlah! Berhenti membicarakan omong kosong mu itu! Lagian kau bukannya tidak suka dengannya? Mengapa malah memperhatikan nya seperti itu?!"
"YA! Aku hanya mengatakannya tahu! Bukan berarti aku memperhatikan nya. Lagian bagiku sikapnya itu sedikit aneh. Seperti-"
"Geumanhe! "
"Yasudahlah lupakan saja. Aku juga tidak memperdulikan nya!"
Tanpa ada pembicaraan lagi, Seulgi dan Krystal pun melanjutkan perjalanan mereka ke kelas dengan tenang.
.
.
.
.Sesampai di kelas Seulgi langsung duduk ditempat nya, sedangkan Krystal ia ke ruangan latihan Kai dulu. Padahal jam istirahat sudah selesai, tapi ia tetap nekat hanya untuk melihat Kai menari. Memang kalau kekuatan cinta itu sungguh luar biasa.
"Gi!" Panggil teman sebangku nya.
"Apa lagi?!"
"Biasa aja kali gak usah ngegas."
Dengan menarik nafas,
"Ada apa?""Apa aku boleh meminta kontak Sehun?"
"Dia kan teman sekelas mu juga. Kenapa tidak memintanya sendiri? Kan kita juga ada grup chat dari kelas, bukannya kontaknya sudah ada di sana? Tinggal kau chat saja dia untuk meminta pertemanan. Tidak susah bukan?"
"Ahhh salah! Bukan itu, aku salah ngomong. Maksud ku bisakah kau mengatur pertemuan untuk ku dan dia?"
"Kan tinggal kau ajak dia untuk bertemu."
"Aduhhh kau kayak tidak tahu dia saja. Kalau aku duluan yang mengajak nya pasti akan ditolak. Karna semenjak ia dekat dengan mu, kurasa dia hanya menaruh hati padamu. Jadi ia menjadi menjaga jarak dengan wanita selain kau dan sahabat mu."
"Sorry tapi sepertinya aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Heummm aku hanya akan memanggilnya kesini, sisanya itu biar kau saja ya. SEHUN!"
Sehun yang mendengar namanya di sebut, ia pun menoleh ke arah Seulgi. Karna ia sudah tanda dengan suara khas sang pujaan hatinya itu.
"Ada apa?" Sahut Sehun.
"Kemarilah sebentar."
"Baiklah."
Dengan senang hati Sehun menghampiri Seulgi.
"Apa? Tidak biasanya kau memanggil nama ku."
"Ahhh ini Yoon Sena, teman sebangku ku." Ucap Seulgi.
"Ya aku tahu dia Sena. Lalu kenapa?"
"YA! Bilanglah padanya, aku sudah membuka peluang untuk mu. Kau hanya tinggal mengatakan nya saja sana!" Suruh Seulgi ke Sena.
"Eum...a-anu, a-apa kau h-h-hari ini ada waktu?" Tanya Sena.
"Untuk apa?" Sehun tanya balik.
"Aku i-ingin j-jalan de-dengan mu. Bo-bolehkah?"
"Apa kau menyukai ku? Ah ani, apa kau ingin berkencan dengan ku?" Tanya Sehun lagi dengan to the point.
Wanita yang bermana Sena itupun menjadi malu dan kesal karna sudah diperlakukan seperti itu oleh Sehun. Hingga akhirnya,
Plak!
"AKU TAHU KAU TAMPAN, TAPI BISAKAH KAU TIDAK MENANYAKAN HAL YANG KURANG UNTUK KAU TANYAKAN SEPERTI ITU PADAKU?! KAU MELUKAI HARGA DIRI KU BRENGSEK!" Teriak nya, sehabis menampar Sehun dengan keras dan meninggalkan bekas di wajah Sehun.
Semua siswa di kelas Seulgi termasuk Seulgi pun terkejut apa yang dilakukan Sena pada Sehun, tiba-tiba
"NAPEUN SEKKI! " Teriak Sena lagi dan langsung pergi meninggalkan kelas karna malu.
________
