17

18 4 0
                                    

"YA YOON SENA!" Panngil kawan dekatnya dengan berlari untuk menghampiri Sena.

"Aku kan hanya bertanya. Kenapa dia menjadi over?" Usul Sehun sambil mengelus-elus pipinya.

"Lagian apakah harus kau bertanya seperti itu pada nya?! Kan dia hanya mengajak mu jalan. Apakah itu sulit? Kalau kau tidak mau, tinggal jawab tidak saja kan selesai. Kenapa juga kau malah bertanya seperti itu?! Dasar bodoh!" Ucap Seulgi ke Sehun.

"Ani wae?? Emang apa masalahnya? Dimana salahnya? Aku kan hanya bertanya."

"AISH! Menggangu saja! Gini ya Oh Sehun, apakah kau pernah mengajak wanita untuk jalan dengan mu?"

"Pernah."

"Untuk apa kau mengajaknya jalan?"

"Ya~....untuk mendekatkan diri dan bisa menjalin hubungan baik dengannya."

"Hanya itu saja bukan?"

"Iya."

"Lalu apakah kau senang jika wanita itu menerima ajakan mu?"

"Tentu saja."

"Dan bagaimana jika malah wanita itu dengan pedenya malah bertanya seperti, 'Apa kau menyukai ku? Ahhh tidak, seperti nya kau malah ingin berkencan dengan ku kan?' bagaimana perasaanmu?"

"Tentu saja kesal, lagian aku kan hanya mengajaknya jalan bukan berarti mengajaknya berkencan ataupun pacaran. Aku hanya ingin mendekatkan diri saja kok tidak lebih. Dia nya saja yang kepedan. Wanita aneh!"

"Nah begitulah perasaan Sena ketika kau bertanya seperti itu. Toh terkadang jika kau mengajak ku jalan, aku menolak mu dengan baik-baik. Mengapa kau malah seperti itu pada Sena?"

"Mian."

"Bodoh! Minta maafnya sama dia lah. Bukan sana aku!"

"Ahhhh~ oke. Aku pergi dulu ya menghampiri nya."

"Bodoh! Jangan sekarang lah! Pasti dia sedang menangis karena kau. Biarkan dia menenangkan pikiran nya dulu. Lagian bu Jangmi pasti bentar lagi akan masuk untuk mengajar. Sudahlah nanti saja pas pulang sekolah."

"Yasudahlah."

"Selamat siang semuanya..... Eh Sehun hakseng ngapain kau disitu?! Cepat kembali ke tempat duduk mu!" Suruh Jangmi sang guru.

"Ah ne. "Balas Sehun yang langsung melaksanakan suruhannya.

_________

Pulang sekolah

Seulgi seperti kemarin ia pulang sendiri dan sedang menunggu bus di halte untuk ke tempat kerjanya.

Ia duduk sendiri di bangku dengan memain-mainkan kedua kakinya yang tertutup sepatu itu.

"Psst!"

"Psst!"

"Cewek!"

Seulgi masih tidak menoleh karna ia merasa tidak sedang dipanggil.

"Ya! Apa kau tidak mendengar ku?!"

Dan akhirnya Seulgi menoleh,
"Saya?"

"Ya kamu. Ayo ikut saya, saya beri pekerjaan paruh waktu. Saya janji akan membuat mu menjadi orang kaya."

"Orang ini gila ya? Apa mabuk? Sore-sore seperti ini?! Wahhhh heol! " Dalam hati Seulgi.

"Joseongeyo ahjussi, saya tidak perlu pekerjaan dan saya tidak ingin ikut anda." Tolak Seulgi dengan sopan.

"Aish! Jual mahal sekali kau! Ayolah!"

"Saya sudah menolak, jadi jangan memaksa."

"Auhhhh soju nemse!" Gumam Seulgi dalam hati.

Lelaki itu pun karna kesal ia langsung menghampiri Seulgi yang sedang duduk. Ia ikut duduk di samping Seulgi, lalu meyentuh pundak Seulgi sambil meraba-raba.

"YA! BYONTAE SEKKIE! " Teriak Seulgi sambil menyikut dagu lelaki itu dan langsung berdiri melarikan diri.

.
.
.
.

"Aaaah sial sekali aku hari ini!" Keluh Seulgi sambil melihat jam yang ada di sebelah tangannya.

"Aish! Nanti ada kelas malam, sedangkan aku harus bekerja. Apa tak apa untuk tidak mengikut kelas malam sekali?!" Omong nya sendiri.

"Ah molla! "

Seulgi pun langsung berlari untuk menuju halte kedua yang tidak jauh dari halte yang tadi.

__________

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang