"Kerja bagus! Sekarang istirahatlah beberapa menit. Lalu persiapkan dirimu untuk membersihkan dapur karna bentar lagi kita akan menutup restoran. Mengerti?" Ucap Jin pada Seulgi.
"Baiklah."
Jin meninggalkan Seulgi sendiri, karna ia tak mau mengganggu jam istirahat Seulgi yang berharga. Seulgi pun hari ini sudah bekerja dengan sangat keras. Ia membantu memasak, memotong bahan-bahan, mencuci piring, mengantarkan hidangan ke pelayan, dan yang paling melelahkan mengangkut bahan-bahan yang baru di pesan oleh Jin untuk persediaan.
"Huft....benar-benar luar biasa hari ini." Gumamnya sendiri.
"Dddrrtt!" Getar handphone nya.
Seulgi yang merasakan getaran dari kantung celana training yang biasa ia gunakan jika sudah waktunya untuk pulang sekolah di toilet sekolahnya itu. Ia pun langsung merogoh kantung celana nya untuk mengambil handphone nya.
Terlihat tulisan,"Toasekolahan" tepat berada di layar handphone nya itu.
"Hadeuhhh kenapa lagi ia menelponku?!" Gumamnya.
Dengan ibu jarinya itu, ia pun menjawab telepon dari sahabatnya.
"Halo. "
"Kau ada dimana?! Kenapa belum pulang juga?! Ini sudah tengah malam!"
"Kau ke apartemen ku?! Untuk apa?! Aish! Dasar wanita gila!"
"Aku mengkhawatirkan mu bodoh!"
"Pulanglah sekarang, aku masih lama lagi. Jangan buat tante menelepon ku hanya untuk meminta mu pulang Ital."
"Tidak akan. Aku sudah meminta izin padanya untuk menginap semalam di tempat mu."
"Apa?! Aish! Merepotkan saja dirimu itu! Apa kau bersama paman Hyungsik?!"
"Tentu saja aku bersamanya. Makannya cepatlah pulang, aku sudah mati kebosanan menunggu mu pulang tahu!"
"Baiklah, tapi aku akan sekitar 2 jaman lagi. Jadi kau masuk saja duluan. Pinnya ulang tahun ku."
"Untuk apa kau selama itu lagi?!"
"Pekerjaan ku masih banyak. Sudah ya, jam istirahat ku sudah selesai."
"Seulgi kemarilah, pekerjaan mu belum selesai."
"Baik tuan. Sudah ya Ital, bos ku sudah memanggilku."
"Et tunggu! Itu suara lelaki kan?! Kau tidak menjual dirimu kan Seulgi?! Ya! Jawab aku idiot!"
"Sesuka mu mau memikirkan apa. Dah ya!"
"Tututut...."
Seulgi memutuskan teleponnya lalu kembali memasukan handphone nya ke dalam kantung celana training nya itu.
"SEULGI!"
"YA TUAN AKU KE SANA."
_______
"Wahhhh wanita jalang itu benar-benar sudah kehilangan akal sehat! Masa sih ia akan menjual dirinya dengan om-om?!" Ucap Krystal sendiri.
"Tentu saja tidak mungkin. Nona Seulgi tidak se putus asa itu kok nona Krystal." Sahut Hyungsik (supir pribadi Krystal)
"Iya kan?"
"Iya lah."
"Tapi entah mengapa aku merasa tidak enak. Aku rasa aku harus mengeceknya sendiri."
"Sudahlah, sebaiknya nona jangan menganggu nya dulu. Biarkan dia menyelesaikan urusannya. Sekarang mending nona masuk kedalam, supaya saya bisa pulang dan istirahat. Saya sudah mengantuk soalnya."
"Aish! Baiklah. Hati-hati di jalan!"
"Oke."
Krystal pun keluar dari mobil dan mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam apartemen sahabatnya itu.
______
"PARK CHANYEOL!" Teriak seorang wanita di telinga Chanyeol yang tengah sedang tertidur pulas di sofa ruang tamu.
"Satu dua tiga domba!" Latahnya karna terkejut.
"Apaan sih kau noona?!" Katanya dengan merubah posisinya menjadi duduk.
"Kau yang apa-apaan! Apa maksud mu membiarkan Sua tidur di kamar ku?!"
"Ahhh itu karna ia tidak mau pulang."
"Dasar sinting! Pulangkan dia sekarang! Papahnya mencarinya bodoh!"
"Sudah ku coba. Dia malah mengangis menyuruh ku untuk membiarkannya tidur di sini."
"Aduh bisa gila aku mengurusi kalian semua!"
"Noona kan memang sudah gila."
"DIAM KAU!"
"Ya! Ssst! Tenanglah, Sua sedang tidur. Lagian malam sekali kau pulang?"
Wanita yang bernama Park Yoora itu pun ikut duduk di samping adiknya.
"Ahhhh jangan tanyakan hal itu."
"Kenapa? Apa kau membuat masalah lagi?"
"Tidak bodoh! Hanya saja tadi ada pertemuan bisnis dan ternyata salah satu direktur utama di perusahaan ku menyebabkan banyak masalah dengan investor asing. Jadi aku harus turun tangan dan menyelesaikan semuanya. Makannya tolonglah jangan membuat ku mengurus hal yang tidak perlu kuurusi. Aku sudah pusing dengan pekerjaan ku tahu!" Pinta Yoora pada Chanyeol dengan tatapan letih.
"Baiklah tidak akan kuulangi. Tenang saja, besok akan kupulangkan Sua ke rumahnya. Sekarang biarkan aku memaksakan makanan untuk noona."
"Bagaiman bisa kau tahu aku sedang lapar?"
"Nafas mu bau bodoh!"
"YA!"
"Diamlahh tolong! "
"Yasudah sana masaklah. Aku akan mandi dulu."
Chanyeol tak menanggapi perkataan noonanya itu dan lebih memilih jalan mengarah ke dapur.
________