Selesai menunggu Krystal bersiap-siap, akhirnya mereka pun bisa berangkat dengan mobil yang diantar oleh Hyungsik seperti biasanya.
Di dalam mobil,
"Selamat pagi paman. Apa tidur mu nyenyak semalam?" Sapa Seulgi dengan ramah.
"Ahhh tentu saja nyenyak. Bagaimana dengan mu nona Seulgi?"
"Sama seperti dirimu. Tapi bisakah paman berhenti memanggil ku nona. Aku kan bukan atasan mu paman."
"Hah..tak usah kau pikirkan, aku hanya sudah terbiasa memanggil teman nona Krystal memanggilnya dengan sebutan nona juga."
"Baiklah kalau begitu."
"Aduhhh kalian ini berisik sekali pagi-pagi! Bisakah tenang sebentar?" Protes Krystal karna merasa kesal dikacangin.
"Seperti kau tidak berisik saja?!" Sewot Seulgi.
"Sudahlah nona Seulgi. Ini masih pagi juga dan saya saat ini sedang tidak mau menjadi wasit di pertarungan kalian. Jadi tak usah nona tanggapi omongannya, oke?" Sahut Hyungsik.
"Ahahahahaha baiklah. Aku juga lelah bertengkar dengannya terus." Balas Seulgi.
Sedangkan Krystal hanya diam menatap layar handphone nya tanpa meresponi perkataan sahabatnya itu.
…
Sesampainya di sekolah, Krystal dan Seulgi pun turun secara bersamaan. Selesainya tugas Hyungsik, ia pun langsung pulang dan menunggu disana hingga waktunya Krystal pulang sekolah.
"Kau langsung ke kelas?" Tanya Krystal.
"Iya. Kenapa?"
"Kalau begitu kau duluan saja. Aku ingin menemui ayang beb ku seperti biasa. Nih tas ku! Taruh kan ya." Suruh Krystal dengan seenaknya memberikan tasnya pada Seulgi.
Seulgi yang melihat tingkah semena-mena sahabatnya itu, ia pun langsung jalan begitu saja tanpa membawa tas Krystal.
"YA WANITA JALANG! TAS KU BELUM KAU BAWA! AISH KURANG AJAR!"
Masih berjalan Seulgi melambaikan tangannya ke arah Krystal tanpa harus menolehkan kepalanya ke belakang.
______
"Ya Park Sua!"
"Apa lagi? Apa maumu?"
"Apa kau tidak akan berpamitan dengan ku?!"
"Untuk apa?"
"Aku ini oppa mu bocah!"
"Lalu?"
"Ahhh sudahlah lupakan aku sedang tidak mood bertengkar. Masuklah sana ke kelas mu, dan belajarlah dengan giat. Jangan seperti oppa mu ini. Tapi contohlah eonnie mu itu."
"Aigoo kita hanya beda setahun saja, tapi cara bicara mu sudah seperti papah. Sudahlah aku pergi!"
"Anak ini diberi tahu dengan yang lebih tua juga. Yasudahlah pergi sana!"
Sesuai perkataan Chanyeol, Sua pun pergi.
"Yolo!" Panggil Suho yang sedang berjalan di sepanjang koridor.
"Yo!"
Berjalan menghampiri Chanyeol, "Bagaimana kau dengan Baek?"
"Entahlah."
"Lagian masalah kalian sepele sekali."
"Makannya itu. Aku saja bingung kenapa dia bisa marah karna hal sesepele itu?!"
"Mungkin ia sedang mengalami hal yang buruk. Yasudahlah aku masuk ke kelas duluan. Belajarlah dengan baik!"
"Eum! Kau juga!"
Suho yang sudah sampai didepan kelasnya langsung masuk ke dalamnya. Sedangkan Chanyeol yang kelasnya masih berada di jauh sana, ia pun meneruskan perjalananya untuk ke kelas.
…
Sesampai di kelasnya Chanyeol, ia bertemu dengan Baekhyun yang juga ingin memasuki ke dalan kelas.
"Yo Baek!" Sapa Chanyeol.
"Heum ya." Balas Baekhyun.
"Apa kau masih marah dengan ku?"
"Untuk apa?"
"Tapi kau menghindari ku."
"Tidak aku tidak menghindar, kau saja yang terlalu merasa. Sudahlah aku ingin masuk ke dalam. Aku belum menyelesaikan PR ku tahu." Ucap Baekhyun.
"Baguslah kalau begitu. Aku sudah takut duluan jika kau betulan marah dengan ku."
"Aku tidak akan marah pada mu."
"Benar?"
Baekhyun mengangguk dengan tersenyum.
_______
Di koridor yang masih sepi, Seulgi berjalan sendirian dalam hening.
"Sepi kali sekolah ini sperti kuburan saja!" Gumamnya sendiri yang mencoba memecahkan suasana hening ini.
Dep!
"Pagi Seulgi!" Sapa Jackson dengan menyentuh pundak Seulgi yang juga teman sekelasnya.
"Hah...kukira siapa. Ternyata cengunnguk satu ini!"
"Sudahlah berhenti bersikap kasar seperti itu pada ku. Apa kau tidak lelah?"
"Tidak tuh."
"Baiklah kalau itu maumu. Tapi apakah kau sudah menyiapkan tugas minggu ini?"
"Tentu saja sudah."
Jackson berjalan ke depan Seulgi dan menghadapkan wajahnya ke arahnya. Lalu menatap melas dan menunjukan sikap imutnya itu.
"Iya iya akan ku kasih pinjam! Jadi berhentilah bersikap seperti itu. Jijik tahu aku!"
"Terima kasih sayang." Ucap nya dengan candaan.
Jackson itu memang lelaki yang tidak pernah serius. Atau bisa dibilang penuh dengan lelucon. Bahkan ia juga tak pernah serius dalam hal belajar. Makannya ia selalu bergantung pada Seulgi. Seulgi sih tak masalah jika hanya sekedar tugas harian ataupun PR. Tapi kalau masalah ulangan. Ia tidak mau memberikannya. Jackson dan Seulgi pun cukup dekat. Jadi seperti itulah hubungan mereka berdua.
"Menyingkirlah aku ingin jalan!" Suruh Seulgi.
"Sip yang."
Jackson pun menyingkir dan kembali berjalan di samping Seulgi.
_______