Lesson V

6.5K 578 67
                                    

Hehe

Hehe

Hehe

Tadi nya mau saya Up mingdep
Tapi saya kok ngga tega
😂😂😂




Enjoy Reading 🐰

















Invisible Affliction



















2 tahun kemudian

Seoul kembali bersinar dengan cahaya mentari yang menghangatkan. Suasana riuh renyah di jalanan yang mulai ramai. Jam pagi yang selalu padat. Biasanya tak sampai membuat ruas jalan raya Seoul macet. Tapi suasana nampak berbeda terjadi pagi ini. Dimana Seoul begitu crowded dengan kemacetan yang tak wajar.

Seorang pemuda duduk santai didalam mobil dengan membuka sebuah laptop di pangkuannya. Pakaiannya rapi, nampak laiknya eksekutif muda. Kacamata simple bertengger di wajah, menambah manis penampilan .

Jam di pergelangan tangan sudah menunjuk di angka 8 lebih seperempat menit. Tak ada sedikitpun gurat khawatir di wajahnya. Padahal ia sudah terlambat 15 menit dari jam kantor pada umumnya. Sekarang ia masih bermain laptopnya dengan tenang didalam mobil sambil menunggu kemacetan surut.

“Maaf, Direktur,” Ucap sopirnya mendadak.

“Apa..? Kamu capek..? Sini aku gantiin…,”

“Ahh.. bukan itu…,” Elak si sopir sambil nyengir kuda.

“Lalu..?” Ucapnya sambil mengangkat wajahnya menatap sopirnya yang tersenyum nyengir menatapnya.

“Sepertinya… ini akan memakan waktu yang lama, bukan kah anda ada meeting pagi ini…?”

“Aah… benar-benar ini bikin frustasi saja, kan ada wakil direktur yang bisa menggantikan ku,” Ucap pemuda yang dipanggil ‘direktur’ oleh sopirnya itu yang tak lain adalah Kim Jungkook.

Tuhan memberikannya begitu banyak keajaiban dalam hidup. Nyawa kedua yang ia dapatkan, setelah coma panjang. Kini, harus kembali menghadapi kehidupan baru yang lebih menantang. Jungkook, sekalipun perasaannya berantakan. Dia tak bisa menyia-nyiakan Mingyu yang telah berkorban.

“Wakil direktur kan sedang ada di Daegu, ada klien yang harus ia temui dengan Line Up Entertainment,”

“Benarkah? Kalau begitu tak ada yang bisa menggantikan ku?”

“Ah… tentu saja anda harus menghadiri rapat itu sendirian, ada negosiasi yang harus anda lakukan sendiri dengan investor asing itu, ah… saya lupa namanya,”

Jungkook menutup laptopnya dan memasukkannya kedalam tas. Ia menggerutu sendiri karena lupa jika rapat yang akan diadakan pagi ini adalah tanggung jawab yang harus ia selesaikan sendiri.

Di tengah-tengah kemacetan, tanpa pamit Jungkook keluar dari mobilnya dan berjalan menyusuri padatnya ruas jalan. Tak nampak seperti orang yang berkekuasaan besar jika melihat Jungkook berjalan santai menyusuri trotoar dengan tas di punggungnya.

Rupanya memang benar yang dikatakan oleh supirnya. Kemacetan itu menguasai seluruh ruas jalan besar Seoul. Tak ada celah untuk bisa keluar dari belenggu kemacetan itu. Ada kecelakaan di persimpangan dan kedatangan truk derek yang harus menyeret tiga mobil yang sudah hancur. Jungkook hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat ketiga mobil-mobil mewah itu seperti barang rongsokan.

“Pemerintah membangun jalan bukan untuk sarana bunuh diri,” Gerutu Jungkook, kesal melihat pernyebab kemacetan.

Kecelakaan lalu lintas. Salah satu bangkai mobil adalah mobil sport keluaran terbaru. Sudah bisa di pastikan, pengemudinya sangat ugal-ugalan.

Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang