Lesson IX

4.6K 476 151
                                    

Saya mau kembali ke habbit 😁
Kembali ke diri saya sendiri 😂
Nanti coba rasakan beda nya 😂







Enjoy Reading 🐇

















Invisible Affliction




















Di sebuah bangsal VIP salah satu rumah sakit di Seoul. Ruangan yang hanya ada Jungkook dan seseorang. Terbaring lemah di bed dengan lengan terhubung selang infus. Sejak kehilangan kesadaran siang tadi, sampai tengah malam ini Jungkook belum juga terbangun. Sekertaris Dan meninggalkannya untuk sementara.

Seseorang dengan lembut mengusap tepi wajahnya yang memucat tanpa warna. Sentuhan langka yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Serta tatapan lembut yang akan membuatnya kembali pingsan jika menyadarinya. Seseorang yang setelah sekian lama, membiarkannya merana sendirian tanpa kasih sayang yang layak.

Mata itu mengerjab samar. Gerakan lembut dan hampir tak terlihat. Terbantu cahaya terang, dia pun akhirnya tersadar. Mengejutkan seseorang yang duduk nyaman di samping pembaringan. Seulas senyum, manis menawan, menyambut tatapan gelisah yang menenangkan.

“Kenapa bangun tengah malam begini?” Ucap sosok itu, dalam alunan nada lembut sarat kekhawatiran.

“Kenapa aku di sini, Bun?” Bisik Jungkook lirih.

“Kau sakit,”

“Aku tahu, tapi kenapa harus sampai di bawa ke sini?”

“Ulkus lambung, Fatigue, dan kelelahan yang berlebihan, oke? Jadi apa saja yang sudah kau lakukan sampai lupa makan, lupa istirahat, dan lupa sama Bunda?”

“Pfftt! Aku ngga pernah lupain Bunda kok,”

“Kau harus mendekam tenang di sini sebagai hukumannya, anak bandel,” Bisik Haera setelahnya.

Haera, termangu dalam tatapan teduh yang jarang ia berikan. Termangu memandangi sisi pias wajah buah hati yang lama tak terjamah. Melebarkan angan, menghancurkan dinding  es yang kokoh ribuan malam. Haera, melanggar sumpah dan janji amarahnya. Mengusap lembut belah pipi yang dulu sering ia sakiti. Meleburkan dendam yang mendarah daging.

“Bunda, jangan bermalam di sini, istirahatlah di rumah, biar aku sendiri tidak apa-apa,”

“Sejak kapan kau jadi berani memerintah bunda seperti ini?”

“Apa itu terdengar seperti perintah? Aku hanya tidak ingin Bunda jadi sakit,”

“Kau sendiri berhasil menyakiti dirimu, kenapa mengkhawatirkan Bunda?”

“Lama-lama, kenapa Bunda jadi mirip seperti Kak Tae?”

“Dia anak ku, bodoh! Wajar kalau mirip,”

Haera, sadar dengan apa yang ia katakan. Tidak seharusnya ia bercanda seperti itu. Jungkook pasti akan kesal. Mengingat bagaimana hubungan mereka bertiga di masa lalu.

“Dan kau, cetakakan sempurna dari seseorang, sisi lembut yang penuh kesabaran, kasih sayang, dan rasa nyaman,”

“Tapi aku menyukai sifat Bunda, yang tegas keras dan kuat,”

“Jadi, apa setelah ini, kau mau tinggal bersama? Pulang ke rumah ayah dan tinggal sama Bunda? Akan Bunda berikan sisi kuat ini pelan-pelan pada mu, agar kau tak mudah rapuh?”

“Aku kuat kok Bun, dalam arti yang lain, aku masih bisa bertahan sampai detik ini dan akhirnya bisa bersama Bunda lagi, aku sangat kuat, Bunda harus percaya,”

Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang