Lesson VIII

4.6K 448 45
                                    

Lagi ngga bisa ngoceh
Wkw
Apalagi nge-receh
Capek tingkat dewa
Haha




Enjoy Reading 🐇













Invisible Affliction






Penderitaan Jungkook ataupun Haewon belum berakhir sampai disini. Jungkook yang langsung bergegas mengganti pakaiannya untuk keluar secepatnya. Ia baru mengenakan pakaian dan terdengar suara sedikit rusuh di luar yang cukup bisa tertangkap oleh telinganya. Penasaran dengan apa yang terjadi di luar, Jungkook mendekati jendela dan mengoknya.

“Menyebalkan sekali mereka ini,”

Ia terbelalak seketika melihat kerumunan wartawan menyerbu polisi yang membawa Haewon. Bahkan wartawan sudah mengambil posisi mereka. Berita besar sebentar lagi pasti akan meledak. Tak ada waktu lagi untuk Jungkook bersantai. Ia harus segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan Haewon.

Ia meminta bantuan rekan yang bekerja di departemen keamanan kota, alias kantor polisi. Memberikan ponsel Haewon kepada salah seorang detektif dan meminta bantuan untu memeriksa siapa saja yang sudah menelpon atau mengirim pesan kepada Haewon di hari itu. Dengan begitu akan lebih mudah untuk menargetkan seseorang yang terlibat dalam masalah ini.

Sayangnya, atas wewenang kuasa hukum, Jungkook tidak bisa bertemu dengan korban, mengingat itu demi keselamatan korban. Ia memahami keadaan itu, karena wanita itu juga pasti sedang dalam incaran publik. Lantaran ia sudah membuat badai di lautan emas Haewon.

Tak habis akal, Jungkook mendatangi sendiri manajer hotel yang mengelola hotel pada hari itu. Jungkook berniat meminta data pengguna kamar yang di datangi Haewon pada saat kejadian berlangsung. Tapi ia ditolak mentah-mentah karena itu melanggar kebijakan hotel tersebut.

Jungkook duduk termenung di sebuah meja  di café hotel itu. Ia mengundang seseorang untuk minum kopi dengannya sekarang. Karena pihak hotel yang tidak mau memberikan data yang ia minta, maka ia hanya bisa meminta bantuan kepada Shin Hyorin. Jungkook menghela nafasnya lega melihat sesosok gadis datang menghampirinya.

“Maaf, anda siapa? dan ada urusan apa mencari saya?” Tanya Shin Hyorin dengan nada yang cukup santun.

Jungkook tersenyum mempersilahkan Shin Hyorin duduk di hadapannya. Sedangkan gadis itu masih merasa canggung dengan orang yang tidak ia kenal itu.

“Nama ku Jungkook, terus terang saja, aku datang kemari untuk meminta bantuan mu nona,”

“Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?”

“Kakak mu sedang dalam masalah besar, aku hanya minta tolong untuk memberitahu ku siapa saja yang datang ke kamar 507 hari itu,”

“Apa maksud anda?”

“Shin Hyorin, aku serius, nasip kakak mu sekarang ada di tangan mu, aku mohon bantuan mu, selamatkan dia,”

“Maaf anda pasti sudah salah orang,” Ucap Shin Hyorin yang mulai kesal begitu menyadari arah pembicaraan Jungkook. Ia hendak pergi tapi Jungkook bangkit dan menahan lengannya.

“Sejahat apapun Haewon, dia masih kakak mu,”

“Jika anda tidak tahu urusan kami maka jangan sok ikut campur, dia bukan kakak ku,”

Dari nada bicara Shin Hyorin kali ini gadis itu benar-benar terdengar sangat kesal. Jungkook melepas genggaman tangannya di pergelangan Shin Hyorin. Ia lesu melihat punggung Shin Hyorin yang menjauhinya perlahan. Karena jurus terakhirnya tidak bisa digunakan lagi. Ia harus kembali mencari rencana lain untuk mendapatkan keterangan mengenai tamu hotel yang sebenarnya.

Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang