Lesson XIII

4.7K 493 75
                                    

Sebenernya ini part selingan wkw
Pendek juga sih 😂😂
Tapi kok pengen ini up sendiri wkw
Tanpa di campuri scene lain
Haha
Vkook Moment!!! 😂😂😂











Enjoy Reading 🐇



















Invisible Affliction















Malam telah beranjak, rembulan kembali menduduki tahta. Bias sinarnya menghangatkan bumi. Terselubung kabut malam yang dingin. Angin malam berhembus perlahan. Menyusuri ruas jalanan yang mulai lengang. Malam Seoul begitu sepi sekarang ini. Hanya terdengar beberapa suara jangkrik di sela-sela kegelapan semak di taman.

Tengah malam mulai beranjak. Dimana sebagian besar manusia telah terlelap terbuai mimpi dalam tidur nyenyak. Seseorang masih terjaga di pembaringannya. Pandangannya begitu kuat menantang langit-langit kamar. Pikirannya melayang ribuan hari silam. Airmata menetes pelan dari kedua netra. Hanya ia sendirian menikmati sunyinya malam dengan segunung kerinduan kepada seseorang yang tak tersampaikan.

Sosok pemuda yang gelisah tengah malam, tak lain adalah Danhae. Ribuan panah menghujam rongga dada. Manakala menemukan kembali jatidiri. Malam yang gelap dan dingin membuat hatinya semakin remuk redam mengingat apa yang selama ini ia alami.

Bagaimana ia bisa terdampar diantara orang-orang ini. Bagaimana bisa ia beridentitaskan orang lain, yang membingungkan pikirannya. Ia tidak merasa menjadi diri sendiri.

Bayangan-bayangan kelam mulai melintasi pikirannya. Ketika dirinya duduk terikat dengan sosok laki-laki melakukan berbagai kekerasan kepadanya. Ingatan yang mendadak muncul itu masih terlihat semu. Tentang apa yang sebenarnya telah kembali ke dalam otaknya. Sampai detik ini masih belum bisa ia definisikan dengan jelas.

Begitu banyak pertanyaan tak terjawab berkecamuk dalam benaknya. Pertanyaan yang tidak bisa ia tanyakan kepada siapapun. Pertanyaan yang harus ia temukan sendiri jawabannya.

“Danhae? Kau masih terjaga?” Tanya seorang perempuan yang baru saja masuk ke ruangannya.

“Aku tidak bisa tidur, ma..,” Ucapnya sambil mengulas sedikit senyum.

Yoora duduk di samping Danhae. Matanya berbinar menatap wajah yang masih pucat pasi. Ia menghela nafas lega, setelah beberapa jam yang lalu ia menemukan anaknya itu tergeletak lemas di lantai. Dan sekarang ia sudah bisa melihat senyumnya sekalipun samar.

“Masih sakit?” Tanya Yoora sambil mengusap kepala Danhae yang sebagian terbalut kasa putih melingkar menutupi keningnya.

“Tidak, entahlah.. sakitnya hilang setelah Mama datang,”

“Kau tidak sedang berusaha mengingat sesuatu kan?”

“Aku tidak bisa hanya duduk diam menunggu keajaiban Ma,”

“Jangan sakiti dirimu sendiri, sayangku,”

“Aku harus mengembalikan sesuatu yang sepertinya sudah ku berantakan,”

Kali ini Yoora hanya diam termangu menatap sorot mata Danhae. Sebagai seorang ibu, sosoknya yang telah dilupakan oleh anak kandung yang telah ia lahirkan bertaruh nyawa adalah hal yang menyakitkan. Rasa sakit itu berubah menjadi ngilu tak tertahankan setelah melihat perjuangan anaknya yang berusaha mengingat ingatan yang terselip dalam benaknya.

Kekhawatirannya akan keadaan Danhae berhasil menutupi sakit hati yang merajam selama ini. Yoora mendekap erat jemari tangan Danhae. Jauh didalam lubuk hatinya, ia lebih memilih tetap begini saja keadaannya jika ia harus menyaksikan penderitaan Danhae untuk yang kedua kalinya.

Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang