Ehee..
Hawoo 👋👋Double up
Tapi beda book
Ada yang mau bilang saya sangar??
Kkkk~~~5K++ words Dear
Uugh 😰😰
Siap-siap mabok yess
Saya selipin kejutan di chap ini 😂Enjoy Reading 🐇
Invisible Affliction
Resah dalam hati yang tak terasa. Gelisah yang tak bisa diibaratkan. Tentang hidup yang selalu di permainkan. Antara takdir dan angan yang tak ternah nampak akur dalam satu rasa. Semua tergulung, bagai buih ombak di samudra. Keras dan tajam menghantam dinding karang.
“Kau, melihat bulan yang sama kan, Kak?”
Tergumam dalam suara yang lirih. Dengan arah pandang pada hamparan langit legam. Bertabur bintang dengan bulan membulat di tengah. Jungkook, duduk, bersandar jendela kamarnya. Memandang langit, merindukan dua orang yang menghilang dari hidupnya secara bersamaan.
“Gyu, aku sangat merindukan mu,”
========================
“Dimana dia…?” Tanya Vivian ketus kepada salah seorang anak buah kakaknya.
“Saya meletakkannya dikamar anda,” Ucap orang itu.
“Oke, Pergilah sekarang!” Perintah Vivian.
“Baik, Nona,”
Vivian melihat kedua mobil anak buah kakaknya itu telah pergi meninggalkannya. Ia segera mengunci pintu dan menutup tirai di pintu kaca rumah mewah itu. Kemana lagi ia akan pergi, kalau bukan ke kamarnya, dimana mereka telah meletakkan Taehyung yang tak sadarkan diri.
Vivian memandangi tubuh Taehyung itu dengan teliti. Ia menggerutu kesal karena sang kakak, terlalu kejam menyakiti pemuda yang bahkan tak bisa melayangkan satu buah pukulan padanya.
Ia pergi dari kamar mengambil sebaskom air hangat dan handuk kecil sebanyak-banyaknya serta kotak obat. Dengan hati-hati, gadis itu membersihkan satu persatu luka di tubuh Taehyung dan mengobatinya lantas menutupnya dengan perban. Ironis memang, ketika kakaknya memberikan luka, dia berpura-pura mengambil peran untuk mengobati. Memang pasangan yang menakjubkan.
“Apa dia iri dengan tubuh atletis ini sampai-sampai begitu banyak luka yang ia berikan,” Gerutu Vivian sambil memakaikan t-shirt putih pada Taehyung.
Begitu selesai merawat Taehyung, mendadak ponselnya berbunyi. Siapa lagi yang bisa menghubunginya sekarang kalau bukan sang kakak.
“Ada apa…??!”
“Ketus sekali,… ingat rencana kita…,”
“Jangan diingatkan, menyebalkan!!! aku capek,”
Vivian menutup telepon dari kakaknya begitu saja tanpa pamit. Ia masih duduk di samping Taehyng. Mengusap kening Taehyung penuh kasih seperti yang ia lakukan dahulu. Vivian memang aktris yang sempurna. Dengan segala cara kelicikan ia mampu membuat Taehyung yang saat itu masih menjadi direktur LINE UP Entertainment terpukau dengannya dan mengorbitkannya.
Kecelakaan yang menewaskan dr. Mingyu bukan atas kehendak Taehyung seorang. Vivian didalam mobil terus menghasut Taehyung yang saat itu kehilangan akal sehatnya setelah bertengkar dengan Jungkook. Sampai akhirnya Taehyung tanpa iba menabrak Mingyu yang sebenarnya saat itu bisa saja menyelamatkan diri, jika Taehyung memperlambat laju mobilnya.
Dan sekarang, rencana mereka yang sesungguhnya baru saja dimulai. Tujuan utama mereka adalah kehancuran Kingdom, keluarga Kim dan juga anak-anak mereka. Dalang utama dari kekacauan ini adalah laki-laki yang Vivian sebut ‘kakak’, sekaligus adik tiri Kim Yoonseong dari Ayah dan beda ibu, bernama Jung Namjoon, yang keberadaannya tak diketahui banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )
Fanfiction[ Complete ] DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! Dia... si manis yang selalu tersenyum tipis tiada lelah tetap meng...