Akhirnya jadi dabel up
Saya ngga tega sama yang sudah nangis² wkwwk
Maaf yaa saya memendungkan hati kalian *yangnangis
😂😂😂Terimakasih banyak buat sayang yang sudah mengikuti book ini dari awal sampai akhir
Terimakasih buat sider yang ikut andil buat nambah jumlah viewer 😂
Tanpa kalian book ini kurang bermaknaSampai jumpa di karya saya selanjutnya
Doakan saja saya masih panjang tangan-----salah, panjang umur kkkk~~~I love you my dearest Dear 😘
Sorry for typo 😪
Invisible Affliction
Dalam sebuah balutan atmosfir rasa, terselip sebuah kebimbangan hati yang tak tentu arah. Ruas dari segenggam harapan tanpa tepi tanpa batas. Terbangkan angan ke ujung langit nan luas. Hamparan angan bagai lautan awan yang menenangkan pandangan.
Kim Jungkook…
Ribuan titik embun di pagi hari membawa aroma segar, pembangkit gairah kehidupan. Jutaan munajat atas nama cinta terkumandang pelan dari lubuk hati terdalam. Teruntai harapan demi harapan yang mengharap hujan akan kembali tumbuhkan padang ilalang nan gersang.
Kim Jungkook…
Seutas selendang sutra serat lembut, membalut hati yang merindu berat. Sentuhkan ujung pada titik lemah yang mengharap akan kembalinya sang lentara. Pemberi terang serta rasa tentram di lengkungan senyuman. Dan ketika ia terbenam, maka rindu akan merajam.
Kim Jungkook…
Bahkan namanya pun bermakna dalam. Terucap atas landasan hati yang merindu dendam. Segenap tetes air mata, selaksa doa dan harapan serta secawan cinta tersuguh hanya untuk dirinya.
Begitulah sebuah hati mengibaratkan akan sosok manis yang masih terbaring tenang. Raut wajahnya tak tersirat beban. Tidur tanpa ada pikiran. Paras sebening embun yang selalu nampak menggemaskan. Tak pernah berhenti semua hati memberikan kasih sayang.
“Dia belum bangun?”
“Ssstt!!”
Taehyung, menempelkan jari telunjuknya tepat di depan bibir. Mendesis pelan memberikan isyarat untuk seseorang tidak berisik di dalam ruang. Adiknya masih terlelap dalam balutan mimpi indah. Tercetak jelas dari raut wajah si manis yang seolah menyunggingkan senyuman.
Kim Haera, meletakkan papper bag berisi masakan rumah yang baru saja ia bawa. Untuk Taehyung yang enggan beranjak dari sisi adik tercinta. Mereka masih ada di rumah sakit. Menunggu si manis kembali pulih dari luka yang mendera tubuh dan jiwanya.
“Bangunkan dia kalau sudah tiba saatnya sarapan,” Ucap Haera setengah berbisik, tepat di belakang Taehyung. Isyarat tanda ‘oke’ pun Taehyung berikan dengan gerakan sebelah tangannya.
Haera beringsut ke sisi lain dari ranjang tempat Jungkook terlelap tenang. Wajah semburat pucat itu tak pernah membuatnya bosan memandang. Selalu saja ada kerinduan. Terlebih sudah sekian lama tak ada rengekan manja terdengar. Karena si manis masih berkelana jauh dengan angan-angan.
Taehyung, kembali melakukan aktifitasnya yang tertunda. Gemericik air terdengar dari perasan handuk basah yang Taehyung celupkan pada wadah berisi air hangat. Pelan dan nyaman, Taehyung usapkan handuk itu di lengan sang adik yang ada dalam jangkauan. Melangkahi bekas jahitan atas luka sayat yang Namjoon torehkan. Usap pula wajah si manis agar nampak lebih segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )
Fanfiction[ Complete ] DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! Dia... si manis yang selalu tersenyum tipis tiada lelah tetap meng...