Momen Kookie sama Bunda di tunda dulu haha
Ada konflik minta di show up
Haha
😂😂😂Enjoy Reading 🐇
Invisible Affliction
Malam semakin beranjak, dingin menanjak membalut tubuh. Gelap bergelayut disudut-sudut kota Seoul. Hujan baru saja merintik tipis membasahi pelataran. Musim kemarau tengah melambaikan tangan, bersambut dengan dinginnya rintik hujan.
Beberapa kru sedang membereskan filming set yang masih tertinggal di taman sakura. Meilin baru saja melakukan pengambilan gambar. Tetapi belum panas darah dalam nadinya hujan telah mengusir mereka. Syuting terpaksa ditunda.
“Aahh.. sudah malam begini, direktur mau diganggu nggak ya?” Gumam Meilin galau dengan sebuah dokumen ditangannya dan membolak-balikkan handponnya.
“Kenapa anda mencari direktur malam-malam begini?”
“Siang tadi aku menjanjikan script drama baru kita, direktur bilang dia akan mempelajarinya,”
“Wuua.. direktur bisa saja mendengarkan garis besar alurnya dari mu kan? Bagimana bisa dia seperti itu sekarang? Baiknya nggak keulungan,”
“Entahlah.. dia membuatku semakin jatuh hati akhir-akhir ini,”
“Rumah ku sekomplek dengan direktur, bagaimana jika aku saja yang mengantarkan?” Tawar seorang pemuda manis yang mendadak hadir dia tengah-tenag perbincangan Meilin dengan salah satu krunya.
“Wooji-aah, kamu mau melakukannya untuk ku?”
“Aah, tentu saja PD-nim, kita kan teman, saling membantu,”
“Aah, kamu baik sekali,”
Dengan senyum lebarnya, Shin Wooji mengambil script drama dari tangan Meilin. Tentu saja yang ia katakan itu benar, ia dan Jungkook tetanggaan. Cuma yang jadi tidak benar, apartement Wooji masih dalam tahap renovasi sebenarnya. Sayangnya tidak ada yang tahu kapan ia pindah. Jadi tidak ada yang tahu kondisi nyata apartementnya.
Dengan senyum kemenangan Wooji melangkah menuju mobilnya buru-buru. Sebagai salah satu fans berat Jungkook, sudah pasti ia tahu Jungkook tinggal di apartemen lantai berapa dan nomor berapa. Sampai disini ditekankan bahwa Wooji bukanlah sessaeng fans. Ia hanya sebatas mengagumi.
“Direktur, anda pasti akan terkejut,” Ucap Wooji sambil melaju kencang menuju apartemen Jungkook.
Lantai 2 dari 11 lantai di gedung apartemen itu. 6 lantai terbawah bangunan tinggi itu adalah apartemen super mahal. Yang menghunipun bisa dihitung jari. Jadi tidak sulit untuk mencari dimana Jungkook tinggal.
Seluruh pegawai dan pengelola gedung itu juga tahu siapa Jungkook. Shin Wooji berhenti di depan pintu rumah Jungkook. Jantungnya berdegub kencang dan mengatur nafas berkali-kali sebelum ujung jarinya memencet bel.
Tiga kali Wooji memencet bel rumah Jungkook. Tapi tak ada jawaban dari sang pemilik rumah, membuat pemuda manis itu heran.
“Direktur Kim? Apa anda di dalam? Tolong buka pintunya..!! Ini Wooji…,” Teriak Jungkook sambil terus memencet bel.
“Dir-- oh…?”
Wooji berhenti berteriak saat memegang handle pintu apartemen Jungkook yang ternyata tidak dikunci. Sedikit membuatnya curiga. Tinggal di rumah semewah ini dengan pintu tanpa kunci, apa tidak khawatir terjadi sesuatu.
“Direktur.. anda ceroboh sekali,” Gumam Wooji sambil membuka pintu yang sudah terlanjur terbuka itu lebih lebar lagi.
Rumah Jungkook dalam keadaan gelap tanpa setitik cahaya. Hanya terlihat tirai transparan di pintu kaca dekat balkon yang melambai-lambai tertiup angin. Seberkas cahaya tersorot dari pintu kaca tersebut dan sedikit menerangi daerah sekitarnya.
“Apa-apaan ini? Apa dia tidak dirumah?” Gumam Wooji semakin penasaran dengan tangan masih meraba-raba dinding mencari sakelar lampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )
Fanfic[ Complete ] DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! Dia... si manis yang selalu tersenyum tipis tiada lelah tetap meng...