Lesson XVII

4.9K 499 71
                                    

Haloo...
Apa kabar cinta..
Lama tak bersua
Apakah masih ada rindu di hati kalian?

Aku...
Jangan tanya..
Mau nangis rasanya...
Miss you so bad, Dear 😭





















Enjoy Reading 🐇
























Invisible Affliction


















Dalam balutan rasa yang mengatas namakan cinta, sesudut hati menggumpalkan asa. Dalam kerinduan yang merajam. Pada satu masa yang amat ia dambakan. Pada sosok masa lalu yang sempat menjadi kesayangan. Bahkan sampai detik ini masih tetap menjadi kesayangan.

Semilir angin, selalu menjadi teman yang menyenangkan ketika hati menyendiri. Duduk termenung di sudut lain dari hingar bingar dunia yang berisik. Tanpa teman dan hanya ada kesunyian, serta deritranting tertiup angin.

Bukan tanpa alasan dia menyendiri di tempat itu. Ada satu tujuan yang membuatnya berani mengambil langkah. Hingga harus pergi jauh dari rumah. Menguntit salah seorang yang ia kenal, ke sebuah tempat antah berantah. Saat ini, dia tengah berdiam diri menunggu saat yang tepat untuk menjegal langkah si misterius yang masih mencoba untuk menyembunyikan fakta.

“Terimakasih dokter, terimakasih sudah mengupayakan kesembuhan kakak saya, saya akan melunasi biaya perawatannya besok setelah saya tanda tangan kontrak,”

“Tidak perlu kau risaukan, kami akan membantumu, kakak mu akan baik-baik saja, operasi cangkok mata kirinya sejauh ini tidak ada kendala, tinggal kita rekonstruksi ulang wajah dan setelah itu baru fokus pemulihan ekstremitas bawahnya, sudah bangun dari coma saja dia sangat luar biasa, Wooji-ah,”

Percakapan samar dari lorong ruang yang sepi, terdengar begitu jelas di telinga Jungkook. Dia berdiri cukup jauh dari keduanya. Antara dokter yang baru saja periksa visite pasien dengan keluarga pasiennya. Otak Jungkook memproses keras, tentang apa yang tengah mereka bicarakan.

“Setelah ini perban di matanya bisa di buka, asisten ku nanti yang menanganinya, Jaga dia baik-baik, aku masih harus memeriksa pasien lainnya, jika ada apa-apa jangan sungkan telpon, oke,” Ucap sang dokter yang masih berdiri di ambang pintu ruang.

Wooji nampak senyum cerah, membungkukkan badan memberi hormat. Jungkook beranjak dari duduknya di ruang tunggu tak jauh dari kamar rawat dimana Wooji berada. Merapikan penampilannya, dan berjalan ke arah Wooji setelah sang dokter melangkah pergi.

Braakk

Baru saja daun pintu itu di geser maju oleh Wooji, hendak di tutup, Jungkook menahannya dengan cukup kasar. Tanpa ucapan tanpa sapaan, kemunculan Jungkook mengejutkan Wooji. Seolah mendapatkan serangan jantung. Wooji diam mematung, di depan pintu yang menggantung.

“Shin Wooji-ssi… kau mengambil cuti terlalu lama dan aku sama sekali tidak di beri tahu?” Ucap Jungkook sedikit berbisik dan dengan penekanan yang kuat.

Daee—Daepyo-nim..,” Nada suara Wooji bergetar dan ia menjadi gagap mendadak.

Jungkook sedikit melirik ke dalam. Cukup lama Jungkook terdiam. Dengan arah pandang ke sudut depan. Ada sosok lain berbaring di brankart. Sosok yang pernah ia sapa lewat video call beberapa waktu silam. Sosok yang sampai detik ini membuatnya selalu penasaran.

Tindak kenekadan Jungkook kali ini di awali dari ketidak munculan Woojin yang sudah sangat lama. Memang sengaja Woojin menghilang ketika Jungkook tengah bahagia dengan keluarganya. Kembalinya Taehyung ke tengah-tengah keluarga Kim, serta sosok Haera yang sudah menjadi ibu sepenuhnya, membuat Woojin merasa punya cuti untuk hengkang sejenak.

Invisible Affliction ( Vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang