Siang ini Eunha sedang membantu ibu nya berkeliling komplek untuk berjualan dagangannya. Matahari semakin terik saat jam menunjukkan pukul 14.00 KST. Peluh sudah membanjiri sebagian dahinya, tetapi sang ibu sama sekali tidak kelihatan seperti orang kelelahan. Sempat beberapa kali mengeluh, namun Eunha tidak ingin merasa kalah pada ibunya yang masih kuat walaupun umur tidak mendukungnya lagi. Mumpung hari minggu-pikirnya.
Jika hari biasa Eunha tidak bisa membantu ibunya, maka untuk hari ini dan minggu seterusnya gadis itu akan siap senantiasa membantu sang ibu. Tidak ada lagi yang namanya menjadi pembimbing untuk Jungkook. Eunha sudah memutuskan hal itu sejak hari ini.
Lagi pula, setelah selesai membantu ibunya, Eunha ingin mengunjungi rumah Yerin yang sudah di beri alamat oleh gadis itu. Tidak tau kenapa tiba - tiba temannya itu mengajaknya kesana alih bertanya, Yerin hanya membalas 'aku ingin belajar bersama teman ku memangnya tidak boleh?' Ya sudah, Eunha iyakan saja.
Memang sih Eunha belum pernah sama sekali ke rumah Yerin sejak mereka berteman. Jadi, apa salahnya kini Eunha mengetahui rumah temannya itu. Mungkin dengan belajar bersama, bisa membantu menghilangkan pikiran bercabangnya sejak kemarin.
"Kau jadi ke rumah teman mu itu Eun?" Seraya membuka pintu rumah mereka, ibu Eunha bertanya pada anaknya itu.
Mereka pulang ke rumah setelah mengetahui dagangannya sudah habis. Sora-ibu Eunha, juga tau anaknya akan mengunjungi temannya yang sering di ceritakan sore ini. Tadinya Sora mengira bahwa temannya itu laki - laki yang biasa menjemput anaknya setiap hari minggu. Namun Eunha mengatakan bahwa temannya kali ini adalah perempuan. Lebih aman jika perempuan, Sora jadi bisa tenang istirahat di rumah tanpa harus memikirkan anak gadisnya itu.
"Jadi bu, aku ingin mandi dulu." Kemudian Eunha menaruh tempat bekas dagangannya bersama ibunya dan beranjak untuk membersihkan diri.
Sora hanya terkekeh melihat anak gadisnya kelelahan. Padahal sebelum berangkat tadi, Sora terus terang menyuruh Eunha agar belajar saja di rumah sekaligus istirahat. Namun anaknya itu menolak dengan alasan ia tidak ingin terus - terus an belajar yang membuat otaknya pusing.
Akhirnya Sora menuruti kemauan Eunha kali ini untuk membantunya. Ia juga sudah tau bahwa Eunha mendapat juara saat olimpiade yang anaknya itu ikuti. Bangga bukan main saat mengetahui selembar surat yang isinya penerimaan beasiswa di negara jepang. Yang pasti, Sora akan lebih giat mencari uang agar anaknya itu bisa fokus belajar tanpa memikirkan pekerjaan sampingannya di Cafe selama ini.
°°°°°
Eunha menelusuri sebuah komplek yang di yakini alamat rumah Yerin. Sambil melihat kertas yang ia pegang, sesekali Eunha melihat - lihat rumah bernomor 61 di komplek tersebut. Suasananya tidak begitu sepi, banyak lalu lalang tukang jualan yang melewati.
Tidak tau kenapa hari ini sangat panas. Membuat sebagian kulit Eunha menjadi merah karena pancaran sinar itu. Padahal ini sudah sore, namun matahari masih terlihat jelas pada sebagian aspal membuat bayangan Eunha yang sedang berjalan terlihat jelas. Ia sedikit menyesal menggunakan baju hitam. Panasnya semakin terasa di bandingkan memakai baju warna lain.
Langkahnya di percepat tatkala Eunha melihat rumah tingkat bernomor 61 dengan pagar hitam menjulang tinggi. Rumahnya berwarna putih dengan berbagai macam tumbuhan di depannya yang menghiasi sekitar halaman rumah. Tanpa menunggu lama Eunha segera memencet bel di samping pagar hitam rumah itu.
Beberapa menit kemudian Eunha mendengar langkah kaki yang kian mendekat kearahnya. Pintu terbuka menampilkan Yerin dengan pakaian rapih yang membuat Eunha mengernyit heran. Pasalnya, mereka ingin belajar bersama kan? Mengapa temannya itu berpakaian layaknya orang ingin berpergian ke tempat bagus?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love ✓ [TERBIT]
FanfictionKetika Jung Eunha si anak baru mendapat masalah dari sekolah barunya karena pemuda yang notabenenya seorang 'BAD BOY' bernama Jeon Jungkook si penguasa sekolah. Mungkin kalian sudah tidak percaya tentang pembulian di sekolah yang berujung pada tinda...