Pagi ini terlihat beberapa murid yang sudah memasuki area sekolah. Tumben sekali. Biasanya masih sepi mengingat murid - murid datang tepat ketika bel masuk berbunyi. Sedangkan ini masih jam 06.00 KST. Gerbang yang menjulang tinggi pun sudah dibuka. Tak jarang sapaan kecil di lontarkan pada penjaga di sekolah ini.
Eunha mempercepat langkahnya agar sampai di kelas. Semalaman ia tidak bisa tidur di karenakan tugasnya tertinggal di bawah meja tempat yang ia duduki. Ia merutuki dirinya sendiri yang memiliki sifat pelupa. Untung saja ia sudah mengerjakan tugasnya kemarin, tinggal di benarkan sedikit saja yang masih kurang.
Bisikan – bisikan kecil terdengar di telinga Eunha. Banyak yang hanya sekedar berucap,
'Dia kekasih si tampan Jungkook itu? Yang benar saja!'
'Lihatlah gaya nya, semakin hari semakin kampung'
'Apa Jungkook sudah katarak sehingga menerima gadis sepertinya?'
'Masih mending juga aku yang lebih cantik gini!'
Eunha hanya menyimak saja apa yang gadis – gadis disini katakan. Ia terlalu tidak peduli untuk menanggapi hal – hal semacam ini. Baginya, ia sudah nyaman dengan situasi ini. Walaupun Jungkook bersikeras menganggapnya kekasih, namun Eunha hanya menganggap itu hanya sebuah lelucon yang dibuat Jungkook.
Jaman sekarang, mana ada pria tampan nan populer mau dengan gadis yang di ibaratkan 'serbuk detergen' seperti Eunha? Ia cukup paham dengan posisinya. Walaupun terkadang ia juga menyukai sikap manis Jungkook padanya, tapi ia berusaha mengenyahkan perasaan itu agar tidak jatuh terlalu dalam nantinya.
"Hai sayang..."
Suara Jungkook lagi. Eunha bosan di panggil dengan embel – embel 'sayang' di belakangnya. Status mereka tidak lain hanya murid yang meminta murid lain mengajarinya belajar dengan ancaman orang tua di dalamnya. Eunha menghiraukan ucapan Jungkook. Ia hanya ingin duduk dengan nyaman tanpa di ganggu oleh Jungkook sehari saja.
Tangan Eunha terarah pada kolong bawah meja. Dan benar saja, buku yang ia cari tadi malam ada bersama satu penanya yang tertinggal. Eunha menghembuskan nafas bersyukur, setidaknya bukunya ada dan tidak hilang. Bisa saja kan ada yang iseng mengumpati bukunya.
Saat Eunha hendak memajukan tempat duduknya, bunyi memalukan yang tidak terduga – duga menggema. Eunha hanya melotot saat menyadari bahwa rok nya robek seketika. Sial sekali, lem perekat nampak terlihat di sekitar roknya. Untung saja kelas belum terlalu ramai. Ia bisa malu jika satu kelas mengetahui insiden ini.
"Yak! Bunyi apa itu?"
Eunha tampak diam saja saat Jungkook menyadari bunyi aneh yang berasal dari roknya. Namun tanpa di duga – duga, Jungkook memasang senyum gila nya. Mata pria itu segera teralihkan pada tempat yang Eunha duduki. Sedangkan wajah Eunha memerah seperti kepiting rebus karena malu setengah mati.
"Rok mu robek ya?"
Gila. Sekarang Jungkook menunduk – nunduk agar dapat melihat dengan jelas bagian mana yang robeknya. Refleks, Eunha menutupi sebisanya dengan tangan mungil miliknya. Mesum gila. Ini dikelas, jika ada yang tau posisi mereka seperti ini, bisa – bisa mereka di sangka melakukan hal tidak senonoh.
"Sinting! Apa yang kau lakukan?!" Eunha masih berusaha menutupi sebagian roknya yang sudah robek tak berbentuk.
"Apalagi jika bukan melihat celana dalam mu berwarna pink dengan motif bunga berenda." Jawab Jungkook santai.
Eunha mematung mendengar penuturan Jungkook. Kurang ajar sekali pria ini. Tangannya hendak melayangkan pukulan pada wajah Jungkook. Namun ia kalah cepat karena Jungkook sudah menepisnya duluan sehingga wajah mereka saling berhadapan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love ✓ [TERBIT]
FanficKetika Jung Eunha si anak baru mendapat masalah dari sekolah barunya karena pemuda yang notabenenya seorang 'BAD BOY' bernama Jeon Jungkook si penguasa sekolah. Mungkin kalian sudah tidak percaya tentang pembulian di sekolah yang berujung pada tinda...