Suara pantulan bola basket menggema di tengah lapangan. Hari ini kelas Taehyung dan Jimin sedang berolahraga. Suara pluitan menjadi tanda datangnya guru olahraga yaitu guru Nam datang. Murid – murid berkumpul untuk melakukan pemanasan. Taehyung dan Jimin sama – sama mengambil tempat belakang diantara temannya yang lain.
Gerakan – gerakan dasar sudah dilakukan mereka semua. Hanya tinggal lari keliling lapangan yang belum dilakukan. Murid – murid bersiap untuk melakukan lari hingga tiga putaran.
"Baiklah, seperti biasanya. Lakukan lari hingga tiga putaran sebelum materi selanjutnya di mulai!"
"Ne ssaem!"
Murid – murid serempak membalas apa yang dikatakan oleh guru Nam. Kecuali dua tampan laknat yang satu itu. Masa bodo apa yang disuruh gurunya. Sifat cuek Taehyung dan Jimin malah membuat gadis – gadis di sekolahnya penasaran dan tergila – gila. Pesona mereka berdua tak kalah dari Jungkook yang berada di kelas dua sekarang.
Pritt
Suara pluitan membuyarkan murid - murid semua dan mulai berlari dari barisan depan. Derap langkah kaki yang terdengar berisik menjadi latar keadaan lapangan sekarang. Mulai masuk ke putaran ke dua, Jimin yang tersenyum konyol ke arah Taehyung mulai mendekati sahabatnya itu.
"Payah sekali kau! Baru dua saja sudah tersengal – sengal!" Katanya mengejek.
Suara Jimin tampak samar – samar karena berisik sekali di sekitar.
"Makannya urusi badanmu mulai sekarang! Jangan biarkan perutmu makin membuncit!" Jimin nampak tertawa di bagian akhir dan berlari mendahului Taehyung yang nampak menahan amarah.
"Sialan kau bantet!"
Taehyung yang tidak terima nampak mengejar Jimin. Akhirnya mereka berdua terlihat seperti sedang bermain kejar – kejaran tanpa memperdulikan suara guru Nam yang menyuruh murid – murid berhenti.
"Taehyung! Jimin! Kembalilah!"
Nafas mereka berdua memburu. Tatapan masing – masing semakin panas dan dingin. Anehnya, mereka sekarang diam – diaman seperti bocah kecil yang sedang bermusuhan. Lucu sekali, tapi tetap tampan.
"Materi sekarang adalah bola basket, yang putri silahkan duduk! Dan putra, bagi jadi dua kelompok lalu ke lapangan."
Si ketua kelas Park Chanyeol, mengambil salah satu bola basket bewarna coklat. Kali ini si ketua kelas satu kelompok dengan Taehyung, Jimin, Hanbin, dan juga Sehun. Saingan kelompok mereka ber lima adalah gengan nya Yoongi, Hoseok, Namjoon, Jin, dan juga Baekhyun.
Si Baekhyun dan Chanyeol adalah kaptain nya. Guru Nam langsung ke tengah lapangan menghampiri mereka berdua. Hingga bola yang di pegang guru Nam melayang begitu saja di atas udara, suara pluitan pun terdengar dan permainan sudah di mulai.
Pritt
Chanyeol dan Baekhyun mengambil ancang – ancang untuk lompat merebut bola. Tidak usah ditanya siapa yang mendapatkannya. Sudah jelas Chanyeol yang badannya setinggi tiang listrik itu.
Saling berebut bola, melempar pada tim, hingga adu mulut dan sumpah serapah menjadi penghias permainan basket itu. Adakalanya keringat yang bercucuran menambah kesan tersendiri bagi gadis – gadis yang sedang melihat dengan tatapan berbinar. Ini pemandangan tidak bisa di sia – siakan begitu saja, rugi besar.
"Hanbin! Tangkap ini!"
Teriakan Taehyung terdengar kencang. Hanbin pun menerima bola yang ia terima dan langsung memberikannya pada Chanyeol yang lumayan dekat dengan ring basket.
Hap
Bola masuk. Tim Chanyeol akhirnya mendapat 1 point berkat tembakan dari titik pinalti. Timnya Baekhyun tidak ingin kalah, Yoongi yang mendapat bagian melempar pada timnya dengan semangat ia lemparkan pada Hoseok. Karena takut diambil sang lawan, akhirnya Hoseok melempar asal saja membuat bola nya jatuh ke tangan lawannya Jimin.
"Yak! Hoseok-ah kau ini bagaimana si!"
Geram Jin yang tak lain teman se kelompoknya. Hoseok hanya garuk – garuk leher dan cengar – cengir tidak jelas. Saat Hoseok berlari dan ingin merebut lagi, bolanya sudah dilempar Jimin pada Taehyung. Namun, sepertinya Taehyung sedang lengah sehingga ia tidak tau akan ada bola yang mendarat tepat di kepalanya.
"Sunbae! Awas!"
Brukk
Terjadi begitu saja sangat cepat, Taehyung hampir terjungkal jika saja Jimin tidak cepat memeganginya. Seketika suasana jadi hening melihat entah dari mana seorang gadis yang menyelamatkan Taehyung dari lemparan bola. Permainan berhenti sejenak, guru Nam yang melihat kejadian itu langsung berlari menuju lapangan.
"Jung Yerin! Gwaenchana?" Tanya guru Nam yang mengenal Yerin anak muridnya juga.
Yerin hanya mengusap – usap kepalanya dan mengangguk tanda baik – baik saja. Kaca mata nya sedikit turun, lalu ia lepaskan begitu saja untuk membersihkannya.
"Kalau begitu permisi ssaem, maaf membuat permainannya berhenti." Yerin meninggalkan lapangan begitu saja sambil mengusap – usap kepalanya tanpa henti.
Kalau ditanya ekspresi Taehyung bagaimana? Ia malah merasa aneh dan bingung bersamaan. Secara, Yerin adalah adik kelasnya yang selalu ia jahili bersama Jimin dan Jungkook. Mengapa ia berbaik hati menyelamatkan dirinya?
Jimin masih memegangi tubuh Taehyung. Namun ia menyadari tatapan Taehyung yang menusuk, segera kabur dari lapangan meghindari pukulan atau sumpah serapah dari Taehyung. Sepertinya, Taehyung salah paham dengan bola yang tadi.
"Sialan kau Park Jimin! Bantet sialan!"
°°°°°
Eunha dan Mingyu sedang berjalan menuju perpustakaan. Tentang masalah Jungkook dan Eunha, tentunya Mingyu sudah tau. Gosip – gosip sudah menyebar satu sekolah. Jungkook si populer sudah pasti banyak penggemarnya. Eunha ikut terseret dengan skandal nya bersama Jungkook bahwa banyak yang menyangka kalau mereka berpacaran.
Berpacaran pantatku!
"Eunha, kau pulang sekolah biasanya sendiri?"
Mingyu sedikit melirik Eunha yang sedang memegangi bukunya sambil bersiul – siul kecil.
"Aku berangkat dan pulang memang sendiri. Mengapa kau bertanya seperti itu?"
"Tidak. Hanya bertanya saja, soalnya aku sering melihatmu duduk sendiri di halte."
"Ohhh."
Tidak ada lagi percakapan setelah itu. Mereka berdua hanya berjalan sambil diam. Namun, langkah Eunha terhenti kala melihat Yerin. Teman barunya yang sedang berjalan sambil memegangi kepalanya. Ada apa?
"Yerin-ah!"
Tanpa memperdulikan Mingyu, Eunha berlari kecil menghampiri Yerin dan tersenyum pada gadis itu.
"Kau mau kemana? Ada apa dengan kepala mu?" Tanya Eunha penasaran.
"Ah tidak apa – apa, hanya terbentur tembok saja tadi." Jawab Yerin bohong.
Tap
Tap
"Yak! Mengapa kau meninggalkan ku!" Dengus Mingyu yang terlihat kesal pada Eunha.
"Padahal tidak ditinggal jauh Ming. Oh iya kenalin, ini Yerin teman baruku." Kata Eunha memperkenalkan Yerin pada Mingyu.
"Jung Yerin." Sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan.
"Kim Mingyu. Sepertinya aku pernah melihat mu." Balas Mingyu sambil menjabat tangan Yerin lalu melepasnya.
"Tentu saja! Dia juga murid disini." Ujar Eunha yang malah membalas perkataan Mingyu. Padahal yang ditanya kan Yerin.
"Eiyy, bukan begitu maksudku. Sudahlah! Kita jadi ke perpustakaan tidak?" Mingyu mulai jengkel dengan Eunha malah mengalihkan pembicaraannya.
"Jadi! Yerin, kau mau ikut dengan kami tidak sebelum bel istirahat berakhir?" Eunha mengajak Yerin dengan antusias.
"Boleh, kebetulan aku ingin meminjam buku juga disana." Balas Yerin sambil mengangguk.
"Kajja!"
Mereka bertiga berjalan sejajar melewati koridor – koridor untuk sampai ke perpustakaan. Sejenak, Yerin melupakan kejadian tadi saat ia menolong sunbae nya itu yang jelas – jelas sering membully nya. Entah kenapa, naluri nya berkata bahwa ia harus menolong lelaki itu saat melihatnya hampir terkena musibah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love ✓ [TERBIT]
FanfictionKetika Jung Eunha si anak baru mendapat masalah dari sekolah barunya karena pemuda yang notabenenya seorang 'BAD BOY' bernama Jeon Jungkook si penguasa sekolah. Mungkin kalian sudah tidak percaya tentang pembulian di sekolah yang berujung pada tinda...