Chapter 28

5.4K 617 6
                                    

Halaman belakang sekolah salah satu tempat yang bisa di jadikan ajang menimba berbagai hal bermanfaat. Misalnya membaca buku atau pun hanya sekedar mendengarkan musik bagi penyuka musik tiap saat. Namun opini tersebut sepertinya salah besar.

Karena di jaman sekarang ini, kebanyakan murid menghabiskan waktu istirahat nya di belakang sekolah hanya untuk bercengkrama dengan teman sekitar atau pun aksi mengintip senior yang jadi penggemarnya.

Tidak dengan dua gadis yang sedang saling diam - mendiami satu sama lain. Sejak bel istirahat di bunyikan, mereka bersepakat untuk pergi ke taman bersama. Namun yang di lakukan bukan hanya membuat murid yang melihat mereka bingung. Tumbuhan dan serangga yang lalu lalang pun bingung dengan suasana setengah tegang ini.

Yang ada hanya suara gesekan sepatu dengan aspal di sana dan semilir angin yang berhembus pelan di sertai matahari yang mulai terik panasnya. Sesekali dua gadis itu saling melirik dan berakhir dengan acuh. Bahkan jarak duduk antara mereka pun berjauhan, bisa di bilang makan tempat.

"Kau sungguhan menerima beasiswa itu?" Salah satu dari gadis itu akhirnya memulai percakapan. Tanpa melihat yang di tanya nya, ia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Astaga! Ku kira kau marah dengan ku. Ternyata hanya ingin menanyai beasiswa ku?" Eunha-si penjawab tuturan temannya itu Yerin terperangah tak percaya. Ia juga membenarkan sedikit posisi duduknya menghadap ke arah Yerin.

Terdengar decakan pelan dari mulut Yerin setelah mendengar ucapan Eunha. Ia sebenarnya ingin mendengar langsung jawaban Eunha. Namun yang dilakukan temannya itu menanyai balik dirinya yang sedang kesal setengah mati. Mood nya berantakan setelah mendengar kabar dari Mingyu bahwa Eunha benar - benar menerima beasiswa sialan itu.

Menurut Yerin memang sialan. Jika tidak ada beasiswa itu, dirinya tidak akan di tinggalkan Eunha-teman sekaligus sudah ia anggap seperti saudara sendiri ke negeri Sakura itu. Bukan karena apa, ia jadi kesepian lagi walaupun belakangan ini ia lagi dekat dengan seseorang.

Tetap saja Eunha menjadi nomor satu orang yang ia cari saat ada masalah yang melandanya.

"Ckk! Aku serius tau. Kau ingin meninggalkan ku?" Masih sama. Yerin tidak sedikit mengalihkan pandangan nya ke arah Eunha. Membuat Eunha tertawa pelan melihat kelakuan temannya itu dan berakhir dengan tatapan tajam dari Yerin yang mengerucutkan bibirnya sebal. "Mengapa kau tertawa? Memang ada yang lucu?" Yerin bertanya lagi.

Eunha menggeleng. Lantas, ia memegang kedua bahu Yerin dan mengeratkan pegangannya. "Memang lucu. Kau takut ku tinggal? Aku kan hanya ingin menimba ilmu di sana. Ibu ku juga masih disini jika kau lupa." Senyuman selepas tertawa barusan terpatri di wajah imut nya yang semakin hari kian berubah.

"Tetap saja judulnya kau meninggalkan ku." Kedua tangan Yerin yang bersedekap dada tadi akhirnya turun perlahan sambil terdengar deru nafas nya yang gusar tanda tak terima.

Tentu saja tidak terima. Bagaimana jika kalian di tinggal orang yang sudah kalian sayangi dan menganggap orang itu yang terpenting dalam hidup kalian. Marah, kesal, sedih, atau kecewa? Walaupun niat orang itu untuk menimba ilmu, tetap saja kita yang di tinggal merasa berat sekalipun alasan itu baik. Dan Yerin merasakan hal itu.

"Kau seperti anak kecil saja. Lagi pula masih ada Mingyu, Bam bam dan juga-" Eunha menghentikan ucapan nya sebentar lalu melanjutkan lagi membuat Yerin tergagap mendengar nama itu. "Taehyung sunbae! Ku dengar kalian sedang dekat. Apa itu benar?"

Rona merah di wajah Yerin menjadi tanda bahwa memang benar, ia sedang dekat dengan Taehyung. Eunha tau jelas bagaimana temannya itu berekspresi. Yang bisa Eunha lakukan hanya terkekeh pelan melihat Yerin yang tiba - tiba saja menundukan kepalanya sambil memainkan kedua jarinya gugup.

Fake Love ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang