Chapter 3

6.5K 740 10
                                    

Sejak kejadian beberapa hari lalu, Eunha merasa takut saat melihat tubuh tinggi yang kian menjulang, badan tegap, mata setajam elang, hidung seruncing bambu, dan jangan lupakan bibir yang terlihat memerah setiap harinya. Orang itu Jeon Jungkook.

Astaga, Eunha melupakan sesuatu bahwa pria bermarga Jeon itu adalah teman sebangkunya. Singkat cerita saat Eunha malam itu ingin pulang menuju rumahnya melewati gang sempit nan gelap.

Flashback On

Hari itu sangat beruntung bagi Eunha. Cafe tempat iya bekerja lagi ramai sekali. Biasanya, Eunha seperti kambing ompong yang hanya duduk di depan kasir tanpa ada seorang pun yang niat ingin membayar.

Yah, Eunha sudah seminggu ini bekerja disebuah Cafe yang tidak jauh dari rumahnya. Niatnya bekerja saat umur dirinya yang terbilang belum seharusnya bekerja, karena ingin membantu keadaan ekonomi orang tuanya.

Gadis itu pun berpikir apa salahnya jika mencoba bekerja pada malam hari? Lagi pula Eunha sudah otodidak sejak kecil. Tak perlu takut jika nilainya akan turun karena biasanya Eunha belajar pada sore hari setelah pulang sekolah dan itu adalah kegiatan rutin.

"Kau boleh pulang hari ini. Mau ku antar?"

Datang seorang pria berpakaian formal yang sekarang tepat di depan wajah Eunha.

"Tidak, terima kasih. Aku tidak mau merepotkanmu pak. Aku bisa pulang sendiri." Eunha membalas ucapan Boss nya seraya tersenyum tipis.

"Baiklah. Besok jangan lupa datang lebih awal agar kau bisa membantu pelayan yang lain."

Pria yang diketahui sebagai boss itu menepuk kecil bahu Eunha lalu pergi meninggalkan gadis itu. Eunha merapihkan meja kasirnya sebelum bergegas keluar dari Cafe. Setelah merasa rapih, Eunha pun pergi dari tempat itu seraya membawa tas selempang berwarna hitam yang biasa ia gunakan untuk bekerja.

Langit nampak gelap. Eunha sedikit takut melihat gang sempit tepat berada di depannya. Hanya itu yang mempercepat ia sampai di rumah. Walaupun Eunha tidak yakin akan ada yang mengganggunya atau pun menculiknya, tetapi ia adalah perempuan. Pasalnya, perempuan itu rawan jika sudah berkeliaran tengah malam begini.

Tangan Eunha mempererat pegangan pada tasnya. Langkahnya pun sangat cepat ketika ia bertekad akan melewati gang itu. Suara Jangkrik yang terdengar di sekitar Eunha menjadi rasa lega walau hanya sedikit. Setidaknya ia tidak mendengar suara aneh – aneh yang akan membuatnya semakin ketakutan.

Namun belum sempat ia sampai keluar dari gang itu, suara aneh terdengar di telinganya. Bukan – bukan. Itu bukan suara aneh lagi, tapi itu jelas suara orang sedang berkelahi. Eunha semakin gusar. Langkahnya tidak karuan. Tapi ia berusaha untuk mengabaikannya. Gadis itu baru berhenti saat ada benda yang cukup mengerikan terlempar tepat dihadapannya.

Srett

Clurit. Eunha tidak bodoh untuk mengetahui benda apa itu. Matanya ia beranikan untuk menatap ke depan. Betapa kagetnya Eunha saat melihat sekumpulan orang yang sedang berkelahi hebat. Bukan itu juga yang membuatnya kaget. Kakinya juga ikut melemas saat melihat orang yang ia kenal sedang menatap ke arahnya dengan senyuman yang mengerikan.

Sepertinya kata 'beruntung untuk hari ini' akan Eunha tarik saat melihat Jeon Jungkook teman sebangkunya yang terlihat pendiam di sekolah ternyata suka berbuat hal yang tidak waras.

"Ti-tidak mungkin."

Flashback Off

Eunha menatap bangkunya. Ia merasa bersyukur Jungkook belum datang. Padahal, bel sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Bunyi ketukan pintu membuyarkan seisi kelas. Ternyata salah satu guru yang mengetuk pintu tadi.

Fake Love ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang