Kata orang, rasa suka itu karena terbiasa. Inilah yang dialami Mingyu. Sejak pertemuannya dengan Eunha, ia merasa kalau gadis itu adalah gadis yang ramah. Apalagi saat mengetahui Eunha berhati baik yang rela menolong orang yang sedang kesusahan. Mingyu seperti terhipnotis oleh mata bulat milik Eunha yang tertutup kaca mata selama ini.
Gadis itu beda. Walaupun orang mengatainya culun, tapi dibalik itu semua sebenarnya ia gadis yang cukup cantik. Hanya saja mungkin memang Eunha tipikal gadis yang sederhana dan tidak mau terlalu mewah. Maka dari itu, kecantikan ia yang sebenarnya tertutupi oleh kepangan dan kaca mata bulatnya.
Tidak masalah bagi Mingyu. Bisa bersahabat dengannya saja ia senang. Bergaul dengannya tidak buruk juga. Orang – orang hanya salah menganggap Eunha yang kuno dan tidak mengerti apa – apa. Karena sebenarnya gadis itu sama seperti gadis lainnya. Hanya saja Eunha tidak terlalu ingin menampakkannya.
Cukup jadi gadis pintar dan berprestasi, itu sudah cukup bagi Eunha. Semenjak Mingyu tau Eunha masuk ke sekolah mereka karena beasiswa, Mingyu langung kepikiran untuk menjadikannya teman. Ia suka berteman dengan orang – orang yang mementingkan prestasinya untuk masa depan.
Namun sepertinya dugaan Mingyu salah. Ia merasa memiliki perasaan lain saat sedang bersama gadis itu. Ada rasa ingin memiliki Eunha lebih dari sekedar teman. Sempat menepis perasaan aneh yang Mingyu alami. Namun semakin di tepis, semakin kuat perasaannya bahwa ia menyukai gadis itu.
Berawal dari kejadian lalu saat di kantin. Eunha yang sama sekali tidak tau Jungkook itu orang macam apa, tapi ia malah nekat berurusan dengan Jungkook yang sudah menjadi primadona sekolah. Lantas, kejadian tak pernah terduga pun datang. Jungkook dengan kurang ajarnya mencium Eunha dihadapan murid – murid sekolah termasuk penjaga kantin.
Ingin rasanya ia meninju wajah Jungkook karena seenaknya dengan Eunha. Tapi justru ia malah diam saja karena terkejut. Kaki nya melemas, ada rasa kecewa dalam dirinya karena tidak bisa menjaga Eunha dari pria macam Jungkook. Alhasil, ia malah pergi meninggalkan kantin dan pergi ke taman belakang sekolah untuk menenangkan diri.
"Mingyu!"
Suara gadis yang sedang Mingyu lamunkan menggema memanggil namanya. Mingyu menoleh kebelakang dan melihat Eunha yang sedang berjalan ke arahnya.
"Kau ingin ke mana?" Tanya Eunha.
Mingyu berhenti sejenak. Lalu ia melanjutkan langkahnya lagi setelah berhenti sejenak.
"Perpustakaan." Jawabnya singkat.
Jantungnya tidak karuan jika dekat dengan Eunha. Rasa gugup lebih mendominasi perasaannya sekarang. Inilah mengapa kebanyakan orang tidak mau ada rasa suka yang membuat keadaan menjadi canggung. Padahal Mingyu saja yang merasa begitu. Sedangkan Eunha?
"Aku ikut! Bolehkah?" Tutur Eunha girang.
"Siapa yang melarangmu? Ikut saja, perpustakaan milik sekolah. Bukan milikku." Jawab Mingyu gemas dengan tingkah Eunha.
Mereka pun masuk setelah sudah di depan perpustakaan. Tadinya Eunha ingin berjalan – jalan saja untuk mengisi kekosongan istirahatnya. Tapi ia urungkan karena melihat Mingyu jalan sendiri. Jadinya ia mengikuti Mingyu saja kemana temannya itu akan pergi. Dan kebetulan sekali tujuannya ke perpustakaan. Dari pada jalan – jalan tidak jelas, lebih baik membaca buku dengan Mingyu. Mungkin bisa menambah wawasan yang masih kurang.
"Pulang sekolah kau ingin pulang bersama ku?" Tanya Mingyu yang sudah mengambil tempat duduk dengan Eunha.
"Ehmm.. Sepertinya tidak bisa Ming. Aku ada janji dengan Jungkook." Jawab Eunha sambil memegang buku yang sudah di dapatnya.
Mingyu tersenyum getir. Memang semenjak gosip Jungkook dan Eunha menyebar, gadis itu jadi semakin dekat dengan Jungkook. Bahkan setiap harinya mereka menghabiskan waktu bersama. Entah saat di kelas mau pun di luar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love ✓ [TERBIT]
FanficKetika Jung Eunha si anak baru mendapat masalah dari sekolah barunya karena pemuda yang notabenenya seorang 'BAD BOY' bernama Jeon Jungkook si penguasa sekolah. Mungkin kalian sudah tidak percaya tentang pembulian di sekolah yang berujung pada tinda...