1~AMBISIUS~

1.2K 64 45
                                    

Nandia Purmanandi anak bungsu dari empat bersaudara. Terlahir dari keluarga Danuar yang terbilang kaya di kota itu. Nandia mempunyai pendirian yang kuat bahkan sangat ambisius.

Wajar sejak kecil dengan kepercaya diriannya membawanya untuk memenangkan beberapa lomba disekolahnya. Anak bungsu ini tak hanya ambisius dia sangat kreatif dalam soal apapun.

***

Bismilah semoga hari ini gue bisa ngadepin ulangan.

Seorang gadis berambut panjang keluar dari kamarnya. Gadis bernama Nandia Purmanandi tengah rapi mengenakan baju seragam SMA Merpati. Nandia melangkah kaki menuruni tangga dan bergegas ke meja makan untuk sarapan.

"Pagi Ma.. Pa.."

" Pagi anak bungsu papa"

"Eh Nan gue kok gak diucapin selamat pagi?" Tanya Kakak tertua Nandia.

Nandia memiliki 3 kakak perempuan. Yang pertama Kak Vallen. Kedua Kak Sista. Dan yang ke tiga adalah Kak Fariza. Jadi penghuni rumah Nandia adalah ratu-ratu kecuali Papa Nandia, bapak pengurus kebun dan pak supir.

"Pagi Kak Vallen" dengan ringisan Nandia yang dibuat-buat.

"Nan, kamu pulang sekolah nanti ikut aku yuk?" Kak Fariza ikut buka suara sambil mengoleskan selai kacang ke roti dihadapannya.

"Kemana? Nanti sore tuh aku ada les."

"Hemm.. yaudah deh aku sama kak Vallen ajalah, yuk kak"

"Far, nanti siang aku sama mas Rendi udah mau balik.. Mas Rendi besok ada meeting di Singapura.. jadi aku harus ikut dia katanya..iya kan mas." Jawab panjang lebar kak Vallen samping memastikan suami disampingnya itu. Maklum saja Kak Vallen baru satu bulan menikah.

"Ah terus gue ama siapa dong perginya.." gerutu Kak Fariza seperti putus asa.

"Emang mau kemana Fariz?" Tanya mama sambil memandangi anaknya itu.

"Ini ma.. aku mau ke toko buku! Kalo sendiri gak enak, mau ajak mama pasti gak mau.." memelasnya kak Fariza.

"Yaudah minta temenin mang Dudit aja.." perkataan mama yang datar itu membuat seisi penghuni meja makan itu tertawa.

"Mama yakali aku sama supir," Kak Fariza masih menggerutu kesal sambil melahap roti dengan kasar. Mendengar percakapan keluarga yang menurut Nandia tidak berfaedah ia memutuskan untung segera berangkat kesekolah.

"Ma.. Nandia berangkat yaa! Mau belajar dulu nanti ada ulangan pagi." Nandia langsung meninggalkan ruang makan dan bergegas menghampiri mang Dudit untuk menghantarkannya kesekolah.

***

Perkiraan Nandia benar. Hari ini untuk berangkat pagi memang sudah direncanakan Nandia dari kemarin karna ia tau pasti kelasnya belum dihuni teman-temannya yang super ribut. Nandia berharap ia dapat menghabiskan waktu sebelum bel untuk belajar dahulu di kelas yang masih sunyi ini.

Nandia mengeluarkan buku cetak Matematika, latihan beserta catatannya untuk bahan dia belajar, dan tak lupa alat tulisnya. Hari ini akan diadakan ulangan Matematika dijam pertama. Ini bukan ulangan akhir semester ini hanyalah ulangan harian. Namun Nandia akan berusaha untuk memaksimalkan nilainya kali ini sebab ulangan harian nya di bab sebelumnya mendapatkan nilai 60, nilai itu cukup membuat Nandia sedih. Tapi hari ini Nandia akan berusaha ekstra agar mendapatkan nilai yang terbaik, sudah semalaman ia mempelajari materi yang akan di ujikan dengan sangat teliti.

AMBISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang