9 ~KARNAVAL~

121 24 3
                                    

Hari ini lo keliatan tambah manis kayak teteh dari bandung.

***

Nandia masih sibuk menata rambutnya didepan kaca. Hari ini Nandia memakai pakaian adat dari jawa barat. Dan memang mama dan papa Nandia asli dari bandung. Jadi pantas saja Nandia memilih pakaian adat jawa barat.

Polesan make up menambah kecantikan wajah Nandia. Dirasa sudah selesai Nandia langsung keluar dari kamar menuju ruang makan untuk bersarapan sebelum berangkat sekolah.

"Uluh uluh.. anak papa ngeulis pisan." Ucap Danuar papa Nandia.

"Hehe manis yaa Ndia pa?" Tanya Nandia sambil melempar senyum kepada Danuar.

"Cantik dong anak papa."

"Anak mama jugalah.. " sahut Desi mama Nandia sambil menaruh sarapan di meja makan.

"Iya dong ma.." sahut Nandia sambil duduk dimeja makan.

"Ehh Fariz.. kok belom siap-siap?" Tanya Desi melihat anaknya itu yang turun tangga masih mengenakan piama tidur.

"Fariz kuliah siang ma."

"Oh yaudah sarapan dulu.. nanti anteri mama ya kalo gitu."

"Kemana ma?"tanya kak Fariza.

"Belanja bulanan."

"Hmm." Jawabnya karna masih terlihat mengantuk.

Setelah selesai sarapan bersama Nandia bergegas berangkat karna takut jalanan sudah macet. Nandia pergi berpamitan dengan keluarganya.

"Ma.. Pa.. Kak.. Ndia berangkat yaa?" Pamit Nandia.

"Ndia dianter mang Dudit yaa?"

"Oke pa. Siap!" Seulas senyum mengembang menambah manis dari wajah Nandia.

***

Sesampai disekolah Nandia sudah dihadapkan keramaian didepan gerbang sekolah. Entahlah! Padahal ini masih jam 6.30 tapi gerbang sekolah telah dipenuhi oleh mobil pribadi. Tidak seperti biasa yang masih sepi. Mungkin karna hari ini siswa maupun guru berdandan dan memakai baju yang menarik menjadikan semua warna SMA ini menaiki mobil. Sungguh keramaian yang tidak disukai Nandia.

Dengan malas Nandia menutuskan turun dari mobil yang belum sampai didepan sekolah karna kemacetan itu.

"Mang Nandia turun disini aja deh. Kasian mang Dudit kalo sampe pas gerbang malah susah baliknya lagi."

"Gapapa Non. Mang Dudit anter sampe gerbang aja." Elak mang Dudit.

"Udah Mang.. Nandia juga gak suka kalo macet jadi mending Ndia jalan aja." Tanpa basa basi lagi Nandia turun dari mobilnya.

Dengan wajah yang tak cukup senang, Nandia berjalan menuju gerbang sekolahnya yang sudah tidak jauh lagi. Disepanjang perjalanannya Nandia melihat warga SMA nya memakai pakaian yang unik bahkan menarik. Dari pakaian adat Bali, pakaian dari daerah Papua dan banyak lagi. Unik dan menjadi lebih indah dipandang dari berbagai perbedaan menjadi satu.

"Nan.. Nandia!" Panggil seseorang dari belakang Nandia.

"Hei.. kirain siapa Re." Ternyata sang Sahabatlah yang memanggilnya.

AMBISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang