3~AMBISIUS~

259 39 1
                                    

Hari ini adalah hari minggu namun walapun hari libur Nandia masih tetap sekolah untuk kegiatan club Seni Rupa yang dia ikuti disekolah. Sudah sejak jam 8 Nandia mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari minggu di ruang kesenian.

Nandia mulai menggoreskan pensilnya menggambar sesuatu dalam imajinasinya. Dengan duduk menghadap lapangan basket Nandia memiliki gambaran akan apa yang digambar. Dalam lapangan basket tersebut terdapat beberapa anak sedang bermain disana. Nandia pun menggambarnya.

"Nan." Panggil seseorang yang menepuk pundak Nandia.

"Oh iya kak Helma, kenapa kak?"

"Ini udah siang Nan. Pulang yuk." Ajak Kak Helma kakak kelas Nandia yang selaku pembina club tersebut.

"Oh iya kak.. tapi gambarku belom selesai."

"Yaudah selesai aja dirumah minggu depan baru kumpulin. Yaudah yuk kita persiapan pulang." Kak Helma langsung kembali ke ruang seni.

Dengan sneckers putih dibalut mini dress berwarna biru muda Nandia membiarkan rambutnya yang sebahu tergerai. Nandia berjalan dipinggir lapangan basket untuk pulang.

Dengan napas yang terengah-engah dan baju yang basah Rama berlari ke pinggir lapangan basket karna melihat Nandia berjalan disana. "Nan."

Nandia menoleh ke arah suara yang memanggilnya dan menghampirinya. "Rama.!" Nandia sedikit terkejut. Ia tak sadar jika salah satu dari yang bermain basket adalah Rama.

"Mau pulang?"

"Iya."

"Gue anter ya Nan?" Tanya Rama dengan senyuman manisnya.

"Tapi elo kan masih main." Jawabnya sambil melirik kearah lapangan basket.
"Lagian gue mau ke toko buku dulu."

"Udah cape gue. Mereka juga udah mau balik. Udah gapapa gue anter ya."

"He.e" anggukan kepala dan senyuman Nandia menandakan ia setuju.

"Yaudah tunggu bentar yaa gue ganti baju dulu. Elo tunggu sini aja bentar." Rama pun langsung meninggalkannya.

"Hem. Hem."
Nandia langsung menoleh ke seseorang yang berdiri disampingnya.
"Lagi deket sama Rama?" Iya dia adalah Raka teman sekelasnya dan sahabat Rama.

"Enggak kok."

"Yakin gak deket?"

"Iya."

"Tapi Rama suka lo kan?"

"Kata siapa?"tanya Nandia balik

"Gue taulah, gue bisa liat dari cara dia mandang elo."

"Itu mungkin perasaan elo aja Ka."

"Gue tau kali Nan. Gue kenal Rama udah dari sd dari bocah gue temenan sama dia. Jadi gue apal banget sifat dia."

"Nan?"tanya Raka memastikan apakah Nandia mendengarkannya atau tidak.

"Iya Ka. Gue denger kok."

"Gue harap kalo elo punya perasaan yang sama kayak Rama ke elo jangan sia-sia dia. Dia sahabat terbaik gue." Selepas menepuk-nepuk pelan pundak Nandia Raka langsung pergi meninggalkannya.

Setelah mendengar perkataan Raka barusan berhasil membuat Nandia terpaku. Ia tak menyangka temen sekelasnya yang terbilang susah diatur jika dikelas bisa berkata seperti itu. Perkataan yang membuat hati Nandia campur aduk saat ini. Antara bingung dan tak tau harus apa Nandia sekarang.

"Nan."

"Nan." Panggil Rama sambil melipat bajunya untuk dimasukan kedalam tas.

"Nandia."panggilnya lagi sambil mencolek pipi Nandia yang halus.

"Eh.. em.. elo udah selesai?" Tanya Nandia yang kaget karna Rama mencolek pipinya. Ulah Rama mencolek pipi Nandia membuat pipi Nandia memerah.

"Udah dari tadi elo sih ngelamun aja. Mikir apaan?" Tanya dengan bertacap pinggang didepan Nandia.

"Enggak kok."

"Enggak apa? Itu pipi juga kenapa merah?"

"Udah yuk pulang."dengan salting Nandia berjalan meninggalkan Rama.

"Eh Nan tungguin gue!" Panggil Rama yang bergegas berjalan mengikuti Nandia.

"Nan. Elo jadi ketoko buku?" Tanya Rama saat mereka telah berada diatas motor Ninja biru milik Rama.

"Jadi Ram."

Nandia melepaskan helm yang digunakannya dan meletakkannya dimotor Rama. Mereka berdua pun memasuki toko buku tersebut.

"Elo mau beli buku apa Nan?" Tanya Rama saat memasuki Toko tersebut.

"Buku kumpulan rumus matematika." Mereka berjalan melusuri rak-rak buku yang ada. Hingga terhenti disebuah rak yang berisi Novel. Nandia melihat dan memilah buku Novel disana.

"Elo mau beli Novel juga Nan."tanya Rama sambil memperhatikan novel yang berada dirak.

"Mmm.. mau sih tapi bingung mau yang mana."

"Gue bantu yaa?"

"Emang elo tau selera novel gue Ram?"tanya Nandia yang tengah sibuk mencari novel yang menarik menurutnya.

"Novel yang bisa elo baper. Pasti lo suka kan!" jawabnya sambil mengangkat alisnya.

"Alah sok tau elo Ram."

"Rama yaa!" Tiba-tiba ada perempuan yang sudah berada disamping Rama.

"Hemm.. siapa yaa?"tanya Rama yang tampak bingung.

"Eh sombong lo semenjak SMA. Gue Risa sahabatnya Melda! Masa elo gk inget." Cerocos perempuan yang baru darang itu.

Perlahan-lahan Nandia berjalan ke arah Rak buku yang lain dan meninggalkan Rama dengan perempuan itu.

"Ohh elo.. apa kabar Ris? Gimana kabar elo?"

"Baik sih gue. Elo sendiri gimana?"

"Baik. Lagi nyari buku ?" Tanya Rama sambil melirik kearah buku-buku.

"Hem.. nemenin temen sih tepatnya. Elo sendiri?"

"Yah namanya juga di toko buku ya mau beli buku lah Ram."dengan cengirannya.

"Ya Ya.. gue tinggal dulu yaa. Temen gue ilang nih." Rama langsung meninggalkan Risa teman lamanya itu.

Hingga dikasir toko buku tersebut Rama tidak melihat Nandia disana. Rama mengeluarkan ponselnya dari kantong saku celananya. Menghidupkannya lalu mencari nomor Nandia. Rama mulai berbicara setelah tersambung dengan Nandia.

Halo Nan. Elo dimana? (Dengan suara khawatir Rama)
Maaf Ram. Gue dicafe samping toko buku. Elo kesini aja gue disini
Oke tunggu yaa.

Rama langsung mematikan sambungan suara Nandia dan langsung bergegas ke cafe samping toko buku yang Nandia beritahu.

***
Tinggalkan kritik dan saran yaa
Jangan lupa vote and comment.

AMBISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang