10 ~Seseorang Tak Terduga~

143 24 8
                                    

Matahari sudah menyilaukan mata. Cahayanya bisa membohongi waktu. Sekarang masih pukul 7 pagi tapi sinarnya sudah sangat terik. Murid-murid telah memenuhi isi ruang kelas. Nandia datang memasuki kelas yang sudah dipenuhi teman-temannya.

Nandia duduk dikursinya serta mengambil ponselnya dari dalam tas.
"Nan.." panggil seseorang sambil menepuk bahu Nandia.

Nandia menoleh, ternyata Rama. "Kenapa Ram?" Rama langsung ambil alih duduk dibangku sebelah Nandia.

"Hmm.. tumben baru berangkat?"

"Hehe iya," jawabnya sambil membuka ponselnya.

Rama mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Menekan tombol power, mengotak-atik ponsel. Kebisuan tercipta diantara mereka sibuk memainkan ponselnya masing-masing.

"Haaayoooo!" Tunjuk Rere kepada Rama dan Nandia yang sibuk bermain ponsl masing-masing.

"Apaan Re?" Tanya Nandia, langsung meletakkan ponselnya dimeja. "Siang banget lo datengnya Re!"

Rere melipat kedua tangannya sambil tersenyum bahagia. "Iya yaa kok gue berangkat siang."

"Pagi-pagi udah kesambet apa lo Re? Dateng tawa tawa ga jelas gitu." Timpal Rama sambil meletakkan ponselnya juga.

"Abis gue seneng banget Nannnn..." suaranya tertekan pada kata Nannn. Wajahnya terlihat sangat bahagia berkali-kali lipat. Rere langsung mengambil posisi duduk dihadapan dengan Rama dan Nandia.

"Seneng kenapa?"

"Gu.. ee... jadian sama..." Rere menggantungkan kalimatnya sambil tersenyum bahagia.

"Hai.." Sapa Raka yang datang menghampiri Rama, Nandia dan Rere yang sedang berkumpul.

"Hai Ka.." jawab Rama. Nandia hanya membalas senyum ke Raka. Raka langsung duduk disamping Rere.

"Lanjut Re." Pinta Nandia.

"Gue jadian sama dia." Rere menjawab dengan menunjuk Raka yang duduk disebelahnya.

"Hmm hmm.. selamat yaa buat kalian berdua." Nandia langsung memberikan selamat. Namun dengan sedikit heran, sejak kapan mereka dekat? Hmm yaudalah yang penting Rere seneng.

"Wohh lo ya Ka! Gak percaya gue kalo kalian berdua bakal jadian." Rama pun menunjukan ekspresi tidak percayanya melihat sahabatnya dari kecil akan jadian dengan Rere.

"Kok kalian kompak gak percaya sama gua sih? Atau kalian berdua cemburu?" Raka malah balik bertanya.

"Ya gak nyangka aja gitu.. gue gak pernah liat kalian berdua mulai deket tuh."

"Yaudah kalo gak percaya," jawabnya sambil menaikan bahunya. "Kapan lo berdua jadian?"

"Hah.. siapa?" Tanya Nandia gak mengerti apa maksud Raka.

"Anjirr.. seenaknya aja lo ngomong." Rama langsung menoyor kepala Raka.

"Belagu lo Ram.. tapi elo mau kan kalo jadian ma Nandia?" Mata Raka melirik Nandia yang pipinya sudah merah padam.

"Assalamualaikum.." Bu Rina datang dan membuyarkan percakapan murid yang berada dikelas 10-2. Percakapan keempat itu pun buyar karna kedatangan bu Rina. Guru killer yang pelit dengan nilai.

***

"Nan. Elo mau kemana?" Tanya Rere yang melihat Nandia hendak membawa alat tulisnya pergi.

"Perpus." Nandia langsung keluar kelas tanpa mendengar jawaban Rere. Karna Nandia tau, mengajak Rere ke perpus itu hal yang mustahil kecuali memang benar dapat tugas dari guru.

AMBISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang