20 ~ Indra Satrio Pramono ~

62 14 2
                                    

~ Jangan pernah memulai cinta yang baru jika kamu masih mengaitkannya pada cinta lamamu. ~

***

Indra Satrio Pramono.

Seorang pria dengan mengenakan kemeja berwarna putih dipadankan dengan celana dasar berwarna hitam tengah berdiri didepan mobil Honda City berwarna Hitam. Mobil berwarna hitam tersebut telah terparkir di depan SMA Merpati. Pria tersebut menyentuh layar ponselnya yang terpampang foto seorang gadis.

Pria tersebut mengamati setiap siswi yang keluar dari SMA tersebut. Tanda tanda keberadaan seseorang yang di carinya. Hingga lelah di masukkan ponselnya kedalam saku celananya.

"Yang mana sih bocahnya?"Gerutu pria tersebut.
______________________________________

Nandia's

Usai bel berbunyi Nandia langsung berburu keluar kelas. Mengingat hari ini bukan Mang Dudit yang akan menjemputnya melainkan Pria berusia dua puluh dua tahun itu. Nandia terlebih sangat penasaran dengan pria tersebut. Jika dari foto yang di tunjukan Mamanya kemarin,  pria itu memanglah tampan tapi sayangnya pria itu sangat tua menurutnya.

"Woi! Buru - buru amat sih!" Teriak Rere yang melihat temannya itu sangat tergesa saat keluar kelas.

Nandia menoleh dengan kibasan rambutnya seperti iklan sampo. "Udah ditunggu."

"Mang dudit. kan? Santai sih kaya biasa."Protes Rere.

"bukan. Lo juga kan bareng Raka?"

Rere menyengir kuda. Nandia pun langsung bergegas menuju gerbang sekolah.

Mata Nandia mengedar memperhatikan sosok yang di cari. Matanya tertuju pada seorang pria yang berdiri di depan mobil berwarna hitam dengan melipat tangan didada.

Cakep. Batin Nandia.

Nandia langsung menghampiri pria tersebut. Memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung rambut pria tersebut. Yang ditatap hanya terheran dan bingung.

"Om, Indra Satrio Pramono, ya?" Tanya Nandia dengan berusaha lebarkan senyum pada pria yang disebut Indra tersebut.

Pria itu menaikkan kedua Alisnya.

"Yuk, pulang!" tanpa dipersilahkan sang empunya mobil Nandia langsung menduduki kursi penumpang disamping kemudi.

Indra bergegas masuk kedalam mobil hitam miliknya.

"satu,  gue belum tua, dan umur gue baru dua puluh dua tahun.
Kedua,  gue bukan om lo, jadi jangan panggil gue om.
Ketiga, kita makan dulu baru gue anter lo pulang.
Keempat, itu kemauan nyokap gue dan nyokap lo." Indra memasang sabuk pengamannya.

"Kalo gue gak mau?" Ucap Nandia asal.

Indra tidak menghiraukan kalimat Nandia barusan. Ia melesatkan mobilnya membelah suasana keramaian kota.

Kesunyian merundungi isi mobil mereka. Mereka asik dengan fikiran masing -masing. Nandia menatap sisi kirinya. Pemandangan keramaian tampak jelas terlihat.

Indra memarkirkan mobilnya pada sebuah rumah makan bertuliskan "Saung Sunda". Seperti namanya jelas sekali ini adalah rumah makan sunda yang menyediakan berbagai makanan khas sunda.

AMBISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang