22 ~ Hari pertama dengan Indra ~

49 10 0
                                    

~ Cinta itu sederhana. Sesederhana kamu menerima balasan senyum ~

"Kita coba saja ini. Kita saling mengenal satu sama lain. Jika tidak suka jangan dilanjutkan. Dan jangan berfikir ini seperti perjodohan ya Nan. Anggap saja kita sebagai abang dan adik."

Nandia melotot dibuatnya.

Abang dan adik?

"Abang?" Tanyanya menyelidik.

"Hemm." Indra hanya berdehem sambil menyedot minuman yang di hadapannya.

"Abang tukang bakso juga, okelah." Jawab Nandia semaunya.

Bodo amat. Batin Nandia.

"Jangan tukang bakso juga kali, Nan." Nada suara Indra merendah. Kasian sebenarnya. Dan mengapa juga dia memasang wajah memelas seperti itu.

"Yaudah." Indra menyerah, dari pada dia memanggilnya abang tukang bakso kan memalukan. Wajah setampan dan sekeren ini di samain tukang bakso. Tidak, jangan sampai.

"Kamu bisa panggil Kakak, atau nama juga gapapa. Basing kamu yang penting tidak panggilan aneh." Indra langsung bangun dari duduknya.

Nandia langsung bergegas menyedot minumnya hingga menyisakan setetes air lagi. Ikut terbangun dari duduknya mengikuti Indra yang sudah berjalan menuju kasir.

"Ngapain?" Tanya Indra yang merasa di buntuti.

"Nunggu."

"Nunggu Apa?"

"Ka- ehmm. Nunggu Lo." Jawabnya ketus.

Indra menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribu kepada penjaga kasir. "terimakasi kembali."

Indra berjalan menuju mobilnya yang terparkir itu di ikuti Nandia di belakangnya.

"Mau mampir ke suatu tempat gak?" Tanya Indra sambil memasang sabuk pengamannya.

Nandia memutar bola matanya. Mengingat. Adakah yang akan di belinya atau tempat yang harus di kunjunginya.

Huh sial. Nandia lupa harus membeli cat akrilik untuk melukis besok lusa.

"ke toko ZeroBook's."

Akhirnya, demi semakin akrabnya perkenalan ini Indra mau saja menemani Nandia. Mobil berwarna hitam itu berhasil terparkir di area toko.

"Mau ikut masuk?" Tawar Nandia.

"Ikutlah, emang gue supir nunggu di sini!" Gerutu Indra sembari melepaskan sabuk pengaman.

Nandia langsung antusias sekali saat memasuki Toko Zerobook's. Wajahnya terlihat senang melihat berbagai alat tulis yang seperti baru. Terakhir kali dirinya ke sini sekitar dua bulan lalu. Tatanan rak di sini telah berubah. Nandia menyusuri rak yang memajangkan berbagai cat lukis dari berbagai merk dan ukuran.

"Mau nyari apa?" Indra hanya membututi dan sesekali meraih benda yang menurutnya unik.

Nandia meraih sebotol cat berwarna merah yang mungkin ukurannya tidak terlalu besar. Di tunjukan oleh Nandia dengan mengeluarkan cengiran khasnya. "Ini!"

AMBISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang