27. Kuncinya adalah "Tenang"

11.8K 864 20
                                    

"Sampah macam apa ini!!!?"

Semua mata hanya bisa saling menatap. Tiar berkali - kali meremas ujung roknya. Tomas bertukar pandang dengan Mbak Rena, Maya dan Sinta menunduk tidak berani mengedarkan pandangan.

I hate monday..

Itu yang ingin di teriakkan oleh seluruh manager, koordinator, dan personel keuangan yang di sandera oleh ibu suri di ruang meeting. Iya kalau Dewi Kwan Im yang turun ke bumi, kenyataannya ratu siluman yang harus kami hadapi keganasannya.

"Mengapa nominal overdue bisa sebesar ini?" Ibu Suri melempar map maksiat itu tepat di depan Alex. Bos kami yang sering kesetanan itu masih terlihat santai menghadapi ratu siluman. Mungkin sejenis kali ya.

"Mrs. Prayoga, bisa anda melihat cash flow dari laporan keuangan yang sudah tersusun?" Alex masih santai, dan menjawab tanpa menyentuh berkas yang terlempar sama sekali.

"Minim Lex, anda tahu arti minim? Ini jobnya siapa?"
"Semua under control. Tidak masalah ini job siapa, setiap laporan mereka sudah saya cek."
"Sure?... this isn't one customer, dan salah satunya menunjukkan value yang sangat fantastis. Lima ratus juta. Kamu yakin under control?" Ibu Suri menekankan setiap kata - katanya.

"Saya yakin." Alex tetap optimis di depan semua karyawannya.
"Ok,.." ibu suri membetulkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan kata - katanya "ada yang komplain langsung ke e-mail saya kalau service kita menurun. Benar?" Ibu Suri mengedarkan pandangan kepada kami.

Pak Hendra menelan ludah sebelum mengklarifikasi pertanyaan dari ibu suri. "Kami memang membatasi beberapa yang cash flow nya benar - benar hancur." Hendra melihat ratunya masih menyimak kata - katanya.
"Bahkan memang ada beberapa customer yang kita cut."

"Atas persetujuan siapa? Kalau yang menganalisa limit kurang kompeten, bisa kamu ganti Lex. Tidak usah segan hire yang baru."
Tiar bagai di tampar keras mendengar kata - kata yang keluar dari ibu suri. Dia mulai kesulitan mengatur nafasnya,karena kendali limit ada padanya. Dan Pak Hendra mulai menciut mendengar komentar ibu suri.

"Ok. Saya akan evaluasi lagi di bulan ke sembilan. Kalau tidak ada perubahan dan laporan yang saya terima masih sama, kamu siapkan nama kandidat yang akan kita rumahkan. Paham Bapak Alex?"

Alex menghembuskan nafas panjang setelah ibu suri keluar ruangan. "Ok, pagi semua." Alex mengambil alih kendali dan mulai berbicara dengan semua yang ada di ruangan itu.
"Pagi Pak." Jawab mereka hampir bersamaan.

"Kita benahi mulai detik ini juga." Alex terlihat tidak mau membuang waktu. Kata - katanya mengalir begitu saja di ruangan ini. Dan semua mata, telinga dan perhatian sudah terpusat kepadanya. Bukan masalah hasil yang ingin di tekankan Alex. Tetapi mental mereka yang down akibat tamparan dari ibu suri. Dan dia menutup meeting dengan profesional sambil menjabat erat satu per satu dari mereka seolah menyalurkan energi baru kepada teamnya.

Tiar masih membeku di tempatnya saat orang terakhir keluar dari ruangan. Dia masih terngiang kata - kata dari ibu suri yang menamparnya berulang kali.
"Kamu baik - baik sajakan?" Alex menarik kursi di sebelah Tiar yang membuatnya sedikit terkejut.
"Hmmm?"
"Kamu baik - baik saja?" Alex mengulangi pertanyaannya dan Tiar hanya mengangguk. Tapi Alex bisa melihat tangan gadis itu sedikit gemetar.

"Semua akan baik - baik saja, tenanglah selama saya masih disini." Kata Alex sambil menenangkan gadis itu. Dia meraih dan menggenggam tangan Tiar untuk menenangkannya.
"Saya berkata sebagai atasan kamu."

Tiar mengangguk dan tersenyum simpul kepada Alex. "Saya baik -baik saja. Penampilan kamu yang membuat saya pusing." Kemudian dia berdiri dan meninggalkan ruangan itu di ikuti oleh Alex yang bingung dengan ucapan Tiar.

Resolusi Love  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang