"Apa rencana kamu setelah ini, Lex?" Tiar memainkan rambut Alex yang sedang merebahkan kepala di pangkuannya.
"Nglamar kamu."
"What??? Jangan gila ya." Alex membuka matanya kemudian duduk sambil menatap gadis yang terkena serangan panik akut.
"Kamu nggak mau?" Ketegangan jelas terpancar dari mata Alex. "Jangan bilang nggak mau. Please."
"Lex, ingat, kita ini masih pengangguran. Jangan ngaco deh kalo ngomong." Tiar mencoba berpikir rasional.
"Kamu ternyata matre juga ya." Alex memasukkan lolipop ke dalam mulutnya.
"Umur udah kepala tiga tapi kelakuan masih kayak balita." Sepertinya Tiar hanya ngedumel sendiri. Nyatanya Alex kembali merebahkan kepalanya di pangkuan Tiar.
"Siapa yang kaya balita?"
"Kamu."
"Cewek matre tapi cintanya sama balita."
"Nggak, aku nggak matre... bukan masalah matre atau nggak..."
"Tapi?"
"Tapi masalah kualitas hidup Bapak Alex yang terhormat." Entah bagian mana yang lucu, Tiar juga tidak tahu kenapa Alex bisa terkekeh.
"Kualitas hidup seperti apa?" Alex masih memainkan game di ponselnya dan menyesapi lolipop di mulutnya sambil menahan senyum.
"Emang kamu punya penghasilan buat kasih makan aku?"
"Ada. Yang penting kamu mau nggak jadi istri aku."
"Nggak, kalau nggak romantis nglamarnya, aku nggak mau." Tiar cemberut melihat Alex tidak serius dengan ucapannya. Padahal dari tadi jantungnya sudah jedag jedug mendengar kata nikah.
Alex bangun lagi dari tidurnya lalu mengambil benda kecil dari celana jeansnya, setelah membuang sisa lolipopnya ke tempat sampah. Dia menggenggam sebelah tangan Tiar dan menunjukkan kotak kecil itu kepada Tiar.
"Aku serius. Aku ingin kita bahagia bersama, aku ingin kita menikah dan membangun keluarga kita. Aku ingin melihatmu di pagi hari saat mataku terbuka, Tiar."
Tiar masih membeku di tempatnya. "Jangan mengkhawatirkan apapun. Nanti, tugasmu cukup berada di sampingku dan tersenyum. Sisanya akan menjadi bagianku." Alex menangkup kedua pipi Tiar.
Mata Tiar memanas mendengar perkataan tulus dari Alex. Air mata Tiar mengalir membasahi tangan Alex.
"Jadi? Kamu mau menikah denganku?"
Tiar mengangguk sambil tersenyum, airmatanya semakin deras di pipinya. Tiar menjatuhkan dirinya di pelukan Alex.
"Aku mau jadi istri kamu." Tiar berbisik di telinga Alex. Alex melepas pelukannya dan meraih tangan Tiar. Dia menyematkan sebuah cincin di jari manis Tiar.
"Makasih sayang." Sekali lagi Alex mengusap pipi Tiar yang masih basah. "Jangan nangis."
"Kamu yang bikin aku nangis." Tiar menunduk malu, tetapi Alex menahan wajahnya dengan tangannya. Dia mendekat dan meraih gadis itu. Dengan lembut Alex mencium kening Tiar.
_____________________________________________________________________
______________________Terima kasih, dan maafkan saya kalau dicerita ini masih banyak typo, alur yang kacau, dan ngebosenin.
Dan ini adalah cerita pertama saya. Jadi masih banyak kekurangan dimana - mana.
Salam sayang from me.
Penulis amatir yang sok berani coba - coba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resolusi Love (Tamat)
RomanceRank#2 komedi 27/02/2019 Rank #3 komedi 01/03/2019 until 26/03/2019 Rank #4 bos (23/07/2018) Bos gue galak, kaku, nyeremin, seenak jidat. Tetapi selama temen - temen somplak itu masih bertahan satu kantor sama gue, mudah - mudahan gue masih betah. ...