Tiar keluar tenda paling akhir. Mbak Rena dan Citra sudah mengantri kamar mandi sejak setengah jam yang lalu. Dia menggerakkan tangannya ke kiri dan kanan untuk menepis hawa dingin yang masih menyelimutinya. Matanya menangkap seseorang yang duduk di dalam tenda Tomas yang terbuka.
Orang itu tersenyum pada Tiar. Dia mengangkat gelasnya menawarkan minumannya untuk Tiar.
"Mau?" Tanyanya karena Tiar hanya melongo heran dengan keberadaannya. Dia melangkah keluar menghampiri Tiar. "Mau?" Tanyanya sekali lagi. "Apaan tuh?"
"Kopi."
"Nggak." Tiar tidak terlalu suka minum kopi
"Kok kamu bisa di situ? Tidur di situ?"
Alex mengangguk sambil meminum kopinya. "Kenapa?""Nggak.. ya udah kalau tidur di situ."
"Kenapa sayang? Muka cemberut gitu?" Tiar yakin mukanya sudah memerah mendengar Alex memanggil seperti itu.
Untung deh untung tidak ada yang mendengar obrolan gue. Apaan sih, seperti abg.
"Ya, ada baiknya kalau tenda kamu di ujung sana tuh." Tiar berkata sambil menunjuk ujung paling pojok yang jauh dari tempat mereka.
"Ada yang salah?" Alex bingung mendengar kata - kata Tiar.
"Ada yang ganjen." Katanya mengingatkan Alex. Dan mudah - mudahan Alex ingat ada cewek centil yang tidur satu tenda dengan Tiar. Alex justru tertawa keras. "Aku cintanya sama kamu." Katanya sambil menatap Tiar dan memelankan suaranya.Tiar menoleh ke kanan, ke kiri sambil celingukan. Tidak ada orang di sekitar sini.
"Aku tahu." Gayanya sok tidak peduli. Sebenarnya gemuruh hebat sedang melanda hatinya."Ayolah sayang. Nggak usah cemburu, apalagi sama dia." Tiar pura - pura menggaruk kepala saat Alex ingin meraih tangannya.
"Siapa yang cemburu? Idih jangan ge-er deh."
"Sekarang jelasin kenapa kamu tidur di situ?"
"Adanya tenda cuma itu. Yang sepi maksudnya. Yang lain penuh."
"Ooo" mulut Tiar membulat mendengar penjelasannya. Tiar masih menatap Alex yang memakai jaket yang di berikan untuknya semalam. Jaket itu Tiar kembalikan saat acara selesai dengan alasan dia bisa memakai jaketnya sendiri. Dan Alex menerima jaketnya setelah mengantar Tiar sampai di depan tenda kemudian dia pergi.
Mengapa dia terlihat ganteng banget sih. Pakaiannya sederhana, hanya celana training dan kaos tanpa kerah dan dia turup dengan jaket.
"Udah, lihatinnya jangan gitu. Malu tau." Tiar menunduk mendengar Alex menggodanya. "Tomas mana?"
"Tuh di dalam."
"Hah? Dia di dalam?" Tiar memandang tidak percaya pada Alex. Dia mendengar obrolannya dengan Alex. Padahal sebelumnya dia dan Alex sepakat untuk merahasiakan status mereka.
Awalnya Alex keberatan.
"Mengapa harus dirahasiakan?" Alex memprotes.
"Ingatkan, satu kantor tidak boleh ada yang mempunyai hubungan khusus?" Tiar hanya berpikir supaya tidak ada kesenjangan antar karyawan saja. Tapi mulut comber Tomas bisa saja bocor kemana - mana dengan statusnya sebagai raja gosip."Masih tidur." Kata Alex seolah membaca pikiran Tiar.
"Mau mandi nanti atau sekarang?" tanya Alex yang sudah duduk di sebelahnya.
"Nanti aja. Masih antri tuh." Katanyam sambil melakukan gerakan streching ringan.
"Eh, ada coklat kalau mau. Ada air panas juga buat nyeduh."
"Mana?" Alex berdiri dan mengambil termos di dalam tenda.Tiar menerima mug dari Alex dan menyeduh coklat yang di sodorkan Alex. "Enak?"
"He em." Kata Tiar sambil mengangguk.
"Siapa yang bawa ini?"
"Kan kemarin kamu yang ambil pas di hypermart."
"Bohong. Aku ingat banget belanjaan sendiri." Alex terkekeh pelan karena tidak berhasil mengelabuhi Tiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resolusi Love (Tamat)
عاطفيةRank#2 komedi 27/02/2019 Rank #3 komedi 01/03/2019 until 26/03/2019 Rank #4 bos (23/07/2018) Bos gue galak, kaku, nyeremin, seenak jidat. Tetapi selama temen - temen somplak itu masih bertahan satu kantor sama gue, mudah - mudahan gue masih betah. ...