Chapter 3

1K 95 0
                                    

"Apa.?"

"Sial.!! Dia benar-benar menyebalkan" art segera memutuskan sambungan telfonnya.

Pagi tadi..tidak-tidak. Baru 10menit lalu ia bangun dari tidurnya karena dering telfon mengganggu tidurnya.

Dan setelah mengangkat telfonnya, art malah di kejutkan dengan berita dari jack.

Kau dipindah tugaskan menjadi asisten pribadi pak mew Begitu kata jack di telfon tadi.

Sekarang kepalanya jadi pusing. Baru bangun tidur, lalu ada berita yang membuat kepalanya jadi berputar. Untung ia tak ada gangguan jantung. Kalo ada, bisa terkena serangan jantung.

Sesegera mungkin ia mandi dan bersiap.

Triingg triingg triingg
Ponsel art berbunyi. Membuat ia harus mengalihkan perhatiannya dari sepiring nasi goreng sosis ke ponselnya.

Tertera nama push di layar. Senyum art merekah.

"Hallo p'.." sapa art lebih dulu.
"Hallo art. Aku tak pulang lagi malam ini. Aku masih harus menulis" ucapan push membuat senyum art luntur.
"O..oh begitu yah. Yasudah p' tak apa. Jangan telat makan disana" art sengaja menekan suaranya agar tak terlihat kecewa dengan push.
"Iya..kau juga. Aku mencintaimu" dan push menutup panggilannya tanpa menunggu persetujuan art.

.

Art berjalan menuju mejanya.

"Art.. kau di panggil andira untuk keruangan atas" ucap haesoo saat art baru saja berniat mendudukan diri.

Art baru ingat info dari jack pagi tadi. Jadi itu bukan mimpi.? Pikir art.

Setelah lift membawa art keruangan paling atas, art segera berjalan menuju meja andira.

"Oh, hay art. Kau di tunggu pak mew di dalam" art melihat jam yang melingkar di tangannya. Ini baru jam 8.09 tapi direkturnya sudah diruangan.? Kelewat rajin dia.

"Ya. Terimakasih andira" lalu art melenggang pergi menuju ruangan berpintu tinggi itu.

Tok tok tok
Setelah mendengar seruan untuk masuk, art membuka pintu itu dengan pelan.

"Maaf mengganggu pak. Bapak memanggil saya.?" Tanya art dengan nada lirih.

"Silahkan duduk" mew langsung mendongakkan wajahnya dan mengalihkan pandangannya dari dokumen kepada lelaki mungil di depannya.

Art menurut dan segera duduk dikursi yang di batasi oleh meja dengan kursi mew.

"Kau asistenku sekarang" to the point mew sambil melipat tangan di dadanya. Punggungnya bersandar pada kursi kebesarannya. Dan kakinya ia lipat, bertumpu satu sama lain.

Art tak begitu terkejut. Tentu saja. Ia sudah mendengar berita ini dari jack.

Mew masih diam. Mengamati ekspresi art.

"Kau tak keberatan bukan.?" Tanya mew.

"Bapak direkturnya kan.? Jadi saya harus patuh" ucap art

"Baiklah, dira akan menyiapkan meja barumu"

"Kalau begitu saya permisi dulu pak" art segera keluar.

.

"Temani aku makan malam bersama client" mew berbicara sambil berlalu di depan art yang sedang bersiap untuk pulang.

"Tapi pak..-" mew sudah keluar saat art akan mengajukan protes.

"Aku akan makan bersama art. Kau bisa pulang" ucap mew pada dira. Setelahnya ia melangkah menuju lift.

Art berjalan cepat demi menyamai langkah mew.

"Pak, saya harus pulang cepat" ucap art lirih saat mereka di dalam lift.

"Tak ada bantahan" mew fokus pada ponselnya.

Art menghela nafas. Baru 3hari menjadi asistennya. Tapi mew sudah memanipulasinya sepanjang waktu. Menemani lunch, dinner, rapat direksi, pertemuan eksekutif, dan hal lainnya.

Art selalu pulang malam 3hari ini. Dan kemarin saat push pulang, ia sudah menegur art. Hari ini art ada janji makan malam bersama push diluar. Anniversarry 1th mereka.

Art merogoh kantungnya. Mencari benda pipih persegi panjang kesayangannya.

P'push ❤

Aku pulang telat p'. Masih ada pekerjaan. Kita makan malam bersama besok saja yah. Maaf..

Lalu ia menekan kata kirim di layar ponselnya.

Art menyusul langkah mew setelah memasukkan ponselnya dalam saku.

"Aku menyetir sendiri" ucap mew pada sang supir.

"Tapi tuan..-"

"Tak apa. Bilang saja pada ayah, aku harus bertemu client" mew masuk mobil.

"Ayo" perintah mew pada art yang masih diam seperti patung di tempatnya.

Art berlari kecil mengitari mobil mew. Lalu duduk di belakang.

"Aku bukan supir" sarkas mew.

Art mengutuk tingkah bodohnya. Ia lupa mew yang menyetir.

Sambil menggerutu menyumpahi tingkahnya, art segera keluar dan duduk di depan. Di samping mew.

Hipotesis Rasa [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang