#maila

11.1K 247 12
                                    

https://m.facebook.com/groups/488655531196343?view=permalink&id=1884788341583048

#Maila

Naya memeluk erat tubuh wanita tua itu. Ia menyeka air mata yang sejak tadi sengaja ia tahan. Ia tak ingin emak, wanita tua yang seumur hidupnya tak pernah bahagia itu bersedih karenanya. Ia akan berusaha rela, ikhlas dan takkan menyalahkan siapapun akan nasib yang tak pernah berpihak padanya. Tapi hati tak pernah dapat berhianat, matanya memancarkan rasa benci yang teramat dalam.

"Sudahlah mak, Naya akan baik- baik, emak jangan menangis!" Naya melepas pelan erat pelukan emak.

"Maafkan emak nak, maafkan abahmu juga, kami tak bisa membahagiakanmu!"

"Sudahlah mak, tak apa, emak pulanglah segera, kasihan Syifa cuma sendirian menunggui abah di rumah!"

Emak mengangguk. Naya tersenyum penuh arti. Senyum pahit akan melalui hidup yang bahkan tak akan pernah ia bayangkan sebelumnya.

Ia tak akan pernah berada dalam situasi sesulit ini kalau bukan karena abah. Laki- laki yang sangat ia benci seumur hidupnya. Tak ada kenangan indah yang terbersit dalam benaknya tentang sosok abah.

Ia bukan seorang tulang punggung keluarga yang tangguh. Ia bukan sosok penyayang keluarga yang dirindukan. Ia juga bukan seorang iman yang patut dicontoh. Ia cacat lahir batin di mata Kanaya. Ia selalu bersumpah setiap harinya mengharap kematian laki- laki yang selalu menjadi benalu hidupnya.

Emaklah segalanya. Emaklah kepala keluarga itu, tulang punggung keluarga, panutan baginya. Dan kalau bukan karena tangisan emak ia tak akan pernah mau berada di posisi sesulit ini. Rasa cinta emak yang terlalu dalam pada abahlah yang menjerumuskannya pada situasi ini.

Ia ingat ketika masa dimana lima orang lelaki bertubuh kekar mengobrak abrik rumah mereka. Semua barang mereka hancurkan. caci maki mereka lontarkan. Emak menangis histeris, adiknya S yifa gemetar tak bicara dan abah sudah tak berbentuk dipukuli oleh para debt collector itu. Abah berhutang banyak pada mereka. Laki- laki itu kalah judi dan meminjam uang dari rentenir dan inilah akibatnya. Kami semua yang menanggungnya.

Abah cacat. Tangan dan kakinya tak dapat digunakan secara sempurna lagi. Dan semenjak itu semua penyakit mengorogoti tubuhnya, si pemabuk itu menerima karmanya. Jangankan memukul emak seperti biasanya, untuk ke kamar mandipun ia tak kuasa. Bahagianya melihat penderitaan abah. Senangnya melihatnya tak berdaya. Seumur hidup biarkanlah ia tak pernah sehat. Lumpuhlah ia sepanjang hayatnya biar tak ada yang tersiksa melihat tingkahnya. Biarkan tangan dan kaki itu kaku biar tak dapat lagi menyakiti mereka.

Tapi kebahagiaan itu tak pernah lama singgah. Para rentenir itu tak mau ambil peduli dengan keadaan abah. Hutang tetaplah hutang dan bila abah tak dapat membayarnya maka emak dan anak- anaknyalah yang harus menanggung akibatnya. Dan sebagai anak tertua Nayalah yang menanggung beban itu. Cuihhh, dalam keadaan cacatpun laki- laki itu masih bisa menyusahkan orang lain.

"Emak tak ada pilhan lain Naya, maafkanlah emak!" Emak menangis bersujud di kaki Naya. Emak memohon padanya.

Naya tak bergeming. Tak ada air mata yang menetes. Sudah banyak penderitaan yang ia alami dan ini adalah puncaknya. Bahkan orang sepertinya seperti ditakdirkan tak akan pernah punya masa depan.

"Emak harus bagimana lagi Naya, Cuma tawaran bu Hajahlah yang menurut emak masuk akal! Tolonglah nak, rumah ini akan mereka sita bila hutang tidak dibayar. Dimana kita akan tinggal. Lihat abahmu sudah tak berdaya nak, Syifa masih kecil, Cuma engkau harapan emak!"

Naya diam. Lalu mengapa emak tak pernah mengkhawatirkan perasaannya. Bukankah ia juga berhak bahagia dan punya masa depan? Lalu mengapa ia tak pernah masuk dalam prioritas di keluarga ini. Mengapa ia yang harus berkorban? Kenapa karena laki- laki itu ia yang harus menderita? Kenapa dari dulu ia yang harus mengalah?
Naya menyeka air matanya. Hidup sungguh dapat bertindak sekejam ini padanya. Ia telah berusaha mendapatkan beasiswa itu, ia dapat melanjutkan kuliahnya, ia akan pergi meninggalkan semua penderitaan ini dan semua terhenti. Hanya karena hutang abah.

mailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang