#maila #surat cinta rais

5.1K 61 2
                                    

https://m.facebook.com/groups/488655531196343?view=permalink&id=1953256458069569

#Maila
#Surat_Cinta_Rais

Aku tak pernah terpesona dengan ciptaan Allah bernama wanita selain pada ibuku. Aku sangat mengagungkan kesabaran dan kasih sayangnya yang tak bertepi.

Lalu kau hadir, tanpa pernah sebelumnya kita saling bertegur sapa. Mungkin kau tak  ingat akan hadirku, kau sibuk dengan duniamu dan berjuang keluar dari derita yang selalu menghantui langkahmu.

Di gerbang sekolah itu, kala pernah aku menyaksikan air mata itu jatuh tanpa ada keluh. Saat dimana kau telah sukses mengalihkan hidupku.

Aku tak pernah jatuh cinta sebelumnya Naya. Tak sedikit wanita yang mengejar cintaku, tapi tak pernah kuhiraukan. Mereka hanya mengagumi seorang Rais dengan kelebihannya saja, dan aku tak pernah terpesona dengan kaum hawa itu yang terang-terangan berlenggok menarik perhatianku.

Entah kenapa denganmu rasa itu berbeda, senyummu yang langka itu tampak begitu istimewa. Saat dimana kau mulai mencuri hatiku, saat yang sama kita selalu bertemu. Kebetulankah? Atau takdir dengan sangat baik datang tuk mengisi kekosongan hatiku.

Ini salahku yang tak tahu malu mencintaimu dan memvonis bahwa hanya dengankulah kau akan bahagia. Hanya padakulah hatimu akan dengan nyaman berlabuh. Tapi laki-laki tak tahu diri berani berkorban hanya untuk sekedar melihat senyum tulusmu itu.

Nanti, akan ada saatnya Naya, dimana aku akan membacakan surah Ar-Rahman sebagai mas kawin, mengucapkan ijab Kabul dengan gagahnya, memohon izin pada abahmu untuk selalu membahagiiakan putrinya.

Walau tak pernah kukata tapi dalam doa selalu kusebut namamu, semoga engkaulah tulang rusuk yang hilang itu.

Tunggu aku, bertahanlah, aku akan datang. Yakinlah ini bukan sekedar cinta biasa tapi ada campur tangan doa ketika aku bertekad untuk berjuang mengahalalkanmu.

Dari seorang hamba Allah yang berharap dapat menjadi imammu.

Note: Surat ini tak akan pernah ada ditanganmu hingga saatnya tiba engkau jadi isteriku. Tak terbayangkan matamu yang basah berkaca ketika haru membaca suratku.

#Maila 15

Bayangan akan pertengkaran itu kembali tergambar jelas dalam pikiran Hanafi. Kala dimana Rais melepaskan tinjuannya dan saat ia tersungkur, saat dimana tetesan darah itu harus mengalir dari sudut bibirnya. Semua masih jelas seakan baru saja terjadi.

“Ada apa?” tanya Hanafi yang lebih terdengar seperti sebuah bentakan.

Rais hanya tersenyum tipis tanpa kata. Senyum itu lebih seperti ejekan bagi Hanaf\i.

Entah kenapa semenjak kejadian itu Hanafi selalu tak suka melihat kehadiran keponakannya itu. Entah kemana rasa nyaman dan sayang yang dulu selalu menghampiri bila bertatap dengan laki-laki ini. Semua kebaikan Rais seakan menguap tak tersisa.

“Apa maumu?” Hanafi melangkah semakin mendekati Rais. Tangannya mencengkram kerah baju Rais.

Hanya dalam jarak yang sangat dekat keduanya saling bertatapan. Pancaran kemarahan itu tampak jelas di wajah Hanafi.

“Kutanya lagi, apa mau mu?” Hanafi memebisikkan kalimat itu.

Rais memegang tangan Hanafi. Tatapannya lebih sendu dari sebelumnya. Lama ia menatap Om yang dahulu tempatnya berguru, seseorang yang sangat ia kagumi. Laki-laki yang menjadi inspirasinya untuk berani merintis usaha.

“Aku hanya rindu Om, aku rindu saat kau selalu memelukku dulu.” Suara Rais sangat lembut. Tak ada amarah dalam kalimat itu.

Hanafi mengernyitkan keningnya, ia tak begitu yakin dengan apa yang baru saja didengarnya.

mailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang