Karena menurutku, yang tak bisa membuatku melupakanmu adalah tawamu.
Wajah cerahmu ketika menertawakan tingkah konyolku,
Wajah cerahmu ketika tertawa lepas karena diriku,
Dan wajah cerahmu ketika tertawa seraya menatapku,
Sesederhana itu.
*****
Sibakar, sibuang, sipungut, siwaras
Semua naksir suparti
Yang cantik, yang molek, yang seksi, yang denok
Janda kembang asal sumedang
Vica menggelengkan kepalanya saat Arshad mulai menggila dengan lagu favoritnya. Iya, pria satu itu fans beratnya Doel Sumbang sehingga ketika berada di jalan, lagu yang akan ia nyanyikan adalah semua lagu Doel Sumbang—berbeda dengan tempo hari saat Vica menumpang mobil Arshad saat hendak mengantarkan baju milik Irdina... Arshad tak memutar lagu apa-apa karena sibuk cekakak cekikik sendiri. Eh, sekarang malah makin menjadi.
"Shad, kalau sama cewek-cewek kamu, masih suka denger lagu Doel Sumbang?" tanya Vica tiba-tiba.
"Nggak lah Dii."
"Terus apa dong?"
"Justin bieber," sahut Arshad sekenanya.
Vica mengerutkan keningnya lalu tertawa dengan keras, "Nggak cocok banget! Aneh, bukan kamu banget," katanya.
"Emangnya lagu Justin Bieber yang mana?" tanya Vica lagi.
Arshad menjawab, "Let me love you." Seraya tersenyum manis pada Vica. Untuk pertama kalinya, setelah ketengilan-ketengilan yang ada padanya, sore ini Arshad tersenyum sangat tulus kepadanya.
"Hah? Apa Shad?" tanya Vica. Ia masih menertawakan Arshad, jadi tidak terlalu mendengar apa yang Arshad katakan.
"Let me love you, Dii," ucap Arshad sekali lagi. Penuh penekanan, dengan tatapan matanya yang tertuju pada Vica. Mereka bertatapan sejenak, mata Vica terkunci tepat di mata Arshad. Wanita itu mengerjap, dan ia menelan ludahnya, lalu tertawa dengan sumbang, "Nggak cocok, hahahaha."
"Kayak yang kamu cocok aja denger lagu Justin Bieber," cibir Arshad.
Vica mendelik menatapnya, "Maaf, aku sukanya Shawn Mendes, bukan Justin Bieber."
"Bhah. Bilang aja sukanya Nasar. Lagu Favorit kamu kan yang gini nih..."
Arshad mengatur napasnya dan mulai bernyanyi, "Sperti mati lampu ya sayang, hidupku tanpamu."
"Berisiiik!" Vica memekik seraya mencubit tangan Arshad hingga pria itu mengaduh kesakitan dengan keras.
******
"Dii, kayaknya Serayu lebih enak. Atau mau Dimsum di Saparua ya?"
Vica mengikuti arah pandang Arshad pada jalan Serayu di sebelah kiri mereka. Serayu itu Bakso cuanki favoritnya Arshad, sedangkan Dimsum di Saparua favoritnya Vica, kemudian Karnivor... favoritnya mereka berdua, jadi sebenarnya Vica sih sah-sah saja mau kemana-mana juga, toh akibatnya sama kan? Vica akan pergi ke tempat-tempat itu bersama Arshad. Dan ia tidak menyangka, sampai juga waktu dimana ia akan pergi bersama Arshad, untuk makan bersama. Ya Tuhan. Di luar sana ada yang begini tidak sih? Mantan pergi berdua lalu makan bersama? Setahu Vica tidak ada, karena mantan itu biasanya bermusuhan kan? Sebenarnya juga mereka memang bermusuhan, setidaknya Vica... tapi dasar si Arshadnya saja yang gila, kerjaannya mepet-mepet tengil dan mengganggu Vica seharian, yang kayaknya... kalau Arshad tidak mengganggu Vica, dia bisa kejang-kejang, atau semacam alergi mungkin?

KAMU SEDANG MEMBACA
ODIVICA
ChickLitKata siapa janda lebih laku dari perawan? Siapa yang bilang begitu? SIAPA? Tolong beritahukan kepada Odivica sekarang juga! Mana orangnya? Seenaknya sekali berbicara seperti itu. Apa enaknya jadi janda? Diburu pria lajang karena berpengalaman? Itu...