[7]

259 33 7
                                    

Sudah setengah jam seorang gadis duduk sendirian di tengah cafe Yoonga. Berkali - kali sudah dia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Tapi orang yang ditunggu belum datang juga.

Dia mulai bosan dan kesal. Namun dia berusaha sabar karena orang yang ditunggu tidak suka sampai dia marah - marah. Egois ? Memang. Tapi dia sudah jatuh pada pesona seorang Seungcheol. Jadi jika harus mengalah pun, dia bisa menerimanya untuk saat ini.

"Mianhaeyo." Seseorang menarik kursi di hadapan gadis itu. Mengatakan 'Maaf' dengan nada datar. Tidak terdengar ada penyesalan.

"Kenapa oppa lama ?" Tanya gadis itu selembut dan sesabar mungkin. Walaupun sebenarnya dia agak jengkel karena Seungcheol tidak terlihat menyesal sedikit pun.

"Tadi aku ada urusan dan di jalan juga macet." Jawab Seungcheol.

Gadis yang Seungcheol terima cintanya saat itu hanya mengangguk. Lalu keduanya diam kembali.

Seungcheol sibuk dengan ponselnya. Menggerakkan jari - jarinya sampai mengabaikan gadis dihadapannya.

Padahal niat gadis itu untuk berkencan dengan Seungcheol. Ternyata memang berkencan dengan Seungcheol tidak semudah dan seindah dipikirannya. Seungcheol benar - benar cuek seperti gosip - gosip yang beredar.

"Oppa sudah makan ?" Tanya gadis itu membuka suara.

"Sudah." Raut kecewa muncul karena Seungcheol menjawabnya dengan cepat bahkan tidak mengalihkan matanya dari ponsel miliknya.

"Kalau kau mau makan, makan saja. Abaikan aku."

Ucapan Seungcheol sukses memperbesar rasa kecewanya. Dia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kasir untuk memesan makanan. Meninggalkan Seungcheol sendiri tanpa permisi.

Walaupun cafe ini bisa memesan makanan pada pelayan langsung tanpa menuju kasir. Dia hanya tidak mau emosinya terlihat oleh Seungcheol.

Sedangkan Seungcheol juga tetap tidak mengalihkan matanya dari layar ponsel yang sedari tadi dia geser. Memperlihatkan banyak foto seseorang yang sudah lama tidak dia lihat.

"Aku jadi ingat makanan kesukaannya." Gumam Seungcheol.

Dia meletakkan ponselnya di atas meja. Memainkan matanya di sekitar mall selagi menunggu adik kelas yang diterimanya itu.

Sebenarnya dia agak malas harus berpergian dihari libur begini. Apalagi dengan adik kelasnya yang belum terlalu lama dia kenal. Karena dia sudah menerima gadis itu saja, jadi dia tidak enak menolak.

Tidak lama juga nanti putus. Tunggu saja. Yakin Seungcheol.

Saat Seungcheol masih menyegarkan pandangannya dengan melihat - lihat keramainan cafe. Gadis itu datang kembali membawa nampannya.

"Oppa, ku belikan minum untuk oppa." Kata gadis itu dengan ceria. Gadis itu memberikan segelas minuman bersoda untuk Seungcheol.

Seungcheol menerimanya dengan senang hati dan tersenyum. "Kamsahamnida. Berapa harganya ? Akan ku ganti uangmu." Seungcheol mengambil dompet dari saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Tidak usah oppa. Aku yang traktir."

Tapi Seungcheol menolaknya dan tetap menyerahkan uang itu. "Aku tidak mau. Ini ku kembalikan uang minuman ini. Tidak ada cerita seorang namja menerima traktiran dari yeoja."

Walau kata sederhana, gadis itu sudah bersemu merah dengan perkataan tegas Seungcheol. Kata yang terdengar gentle untuk setiap yeoja. Padahal kenyataannya, Seungcheol sudah mengatakan kata itu pada banyak yeoja.

Lagi - lagi Seungcheol memfokuskan pandangannya pada layar ponsel sambil meminum sodanya. Namun keinginannya terhenti saat melihat seseorang yang tidak asing dipandangannya.

Seungcheol bangun dari duduknya. Hendak berjalan meninggalkan adik kelasnya yang sedang makan tanpa permisi jika dia tidak memanggil Seungcheol.

"Oppa mau ke mana ?" Tanya gadis itu.

"Aku tiba - tiba ada urusan. Aku pergi !" Pamit Seungcheol. Tanpa menerima dan mendengarkan protes, Seungcheol tetap keluar dari cafe itu dan mengejar seseorang yang dia tidak sengaja lihat tadi.

Mataku tidak mungkin salah. Itu pasti dia. Batin Seungcheol.

Dia berlari kesana kemari mencari seseorang. Mengelilingi kawasan distrik itu seperti orang tidak ada kerjaan. Beberapa penjaga toko bahkan sampai mengingat wajah Seungcheol.

Sudah sejam Seungcheol mengelilingi distrik itu. Kakinya juga sudah mulai lelah. Nafasnya terengah - engah dan emosinya memuncak karena kerja kerasnya tidak menemukan hasil.

Seungcheol mengepalkan tangannya kuat dengan sebelah tangan memegang pegangan tiang besi terdekatnya.

Sial !! Aku tidak mungkin salah lihat. Kesal Seungcheol.

Dia mengacak - acak rambutnya seperti orang gila. Memejamkan matanya sesaat, lalu mengapu pandangan kembali di sekitaran distrik. Menghembuskan nafasnya yang habis karena berlarian berkali - kali mengelilingi mall.

"Ku mohon. Aku hanya ingin memastikan pengelihatanku." Harap Seungcheol.

Beberapa orang yang berlalu lalang memandang Seungcheol dengan tatapan perihatin. Seungcheol terlihat seperti orang depresi. Bicara sendiri dengan penampilan berantakan serta berkeringat.

Namun Seungcheol tidak memikirkan perkataan orang - orang. Dia memang sudah tidak menghiraukan semua ucapan orang - orang sejak seseorang yang dia anggap penting pergi.

Dan baru saja dia melihat sosok yang sangat mirip tadi. Karena itu dia rela berlari - larian hanya untuk menemukan dan menemuinya kembali.

Dia berharap orang yang mirip itu kembali terlihat lagi. Ternyata. Harapan Seungcheol terkabul dengan cepat.

Dia melihat orang itu lagi di toko bunga yang agak jauh dari jaraknya. Cepat - cepat Seungcheol berlari kembali menuju toko bunga itu. Menerobos beberapa orang sampai menabrak mereka. Tidak peduli dengan omelan beberapa orang padanya.

"Songha-ya !!" Panggil Seungcheol.

Kawasan distrik mulai ramai. Beberapa kali pandangan Seungcheol tertutup beberapa orang. Seungcheol mempercepat larinya. Dia takut kehilangan jejak seseorang yang baru saja dia panggil Songha tadi.

"Lee Songha !!"

Yang dipanggil tidak juga menengok. Antara gadis itu memang bukan bernama Songha atau dia tidak mendengarnya karena terlalu ramai. Yang pasti Seungcheol belum menyerah dan terus mengejarnya.

Sampai di sebuah belokan, Seungcheol kehilangan jejaknya. Gadis itu hilang dari pandangannya dengan cepat.

Kembali dada Seungcheol bergerak naik dan turun dengan cepat, secepat nafasnya yang habis. Menopang tubuhnya pada tembok terdekat sambil melihat lurus ke arah yang mungkin gadis itu lewati.

Sebelum aku benar - benar melihat wajahmu, aku tidak akan menyerah mencarimu. Lee Songha, aku berharap itu kau. Ucap Seungcheol dalam hati.

°•♡•°

Next chapter >>
        
         
        
"Banyak yang berkata mereka tidak apa - apa, namun sebenarnya dia menahan kesal."
      
      
      
"Lebih baik kau cari orang yang benar - benar menyukaimu. Karena sekarang aku tidak menyukaimu."
        
          
      
"Beri dia perhatian layaknya perasaan suka tulusmu."

°•♡•°

Siapakah Lee Songha itu? Kenapa Seungcheol sampai seperti ini?

Bukankah Seungcheol itu tidak peduli dengan yeoja? 😦

Tunggu kelanjutannya ya..
Jangan lupa vote dan juga comment-nya
Annyeong~

Silent Love [S.Coups, Jeonghan & Joshua Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang