[12]

205 28 7
                                    

"Kau yakin melihatnya di sini ? Aku sudah tidak kuat mengikutimu lagi. Sudah 3 jam kita berputar - putar di distrik ini. Aku masih punya pekerjaan lain." Oceh Jeonghan. Setengah berbohong.

Dia sedang tidak ada pekerjaan ataupun tugas kampus. Dia hanya ingin mengistirahatkan kakinya. Kakinya sudah sangat lemas menemani Seungcheol. Dia bahkan sudah berhenti untuk duduk di saat Seungcheol masih melangkahkan kakinya.

"Ya !! Cheol-ya !! Beristirahatlah dulu. Kakimu terbuat dari apa sih ?! Sepertinya tidak pegal - pegal." Oceh Jeonghan lagi. Kakinya sengaja dia luruskan di atas kursi untuk melegakan kepegalannya.

Dia benar - benar tidak habis pikir pada Seungcheol. Bagaimana Seungcheol bisa berhalusinasi separah ini ? Apa yang bisa dia lakukan untuk menyadarkan temannya itu ? Sebelum dia semakin parah.

"Aku masih belum menyerah. Aku pasti bisa menemukannya." Teriak Seungcheol.

Tanpa Jeonghan sadari. Seungcheol sudah jatuh dari tempatnya duduk sekarang. Berjalan sendirian tanpa menunggu Jeonghan lagi.

Jeonghan hanya bisa menghembuskan nafas. Dia ingin sekali menyembuhkan Seungcheol. Tapi bagaimana caranya ?

"Seungcheol-ah, kenapa kau jadi begini ??!" Frustasi Jeonghan. Dia menurunkan kakinya. Menyenderkan punggung pada sandaran kursi dan menengadahkan kepalanya ke atas. Memijat pelipisnya pelan sambil terus memikirkan Seungcheol.

"Kenapa temanku satu itu harus gila ?"

"Jeonghan-ah."

"Joshua ?" Gumam Jeonghan. Dia mengembalikan posisi kepalanya kembali dan mencari keberadaan suara Joshua.

"Aa~ Joshua-ya!" Panggil Jeonghan setelah menemukan si pemilik suara. Jeonghan melambaikan tangannya untuk menyuruh Joshua menghampirinya. Namun dia baru sadar jika Joshua tidak sendiri.

"Sun Kyo-ssi ?" Panggil Jeonghan tidak percaya.

Sebuah senyuman langsung terlihat di wajah Jeonghan. Menghadap belakang dan menopang kepalanya pada sandaran kursi melihat pemandangan menyenangkan itu.

"Apa yang kalian lakukan berdua ? Berkencan ya ??" Goda Jeonghan. Sukses membuat wajah Joshua memerah. Sayangnya, Sun Kyo tidak menyadarinya karena Joshua berada di belakang gadis itu.

"Kau yang namanya Jeonghan ? Salam kenal. Maaf aku tidak mengenali wajahmu." Sun Kyo mengulurkan tangan dan disambut baik oleh Jeonghan.

"Gwaenchanayo. Aku memang tidak seterkenal pembuat onar di sana." Ucap Jeonghan sambil menunjuk ke belakang tanpa melihatnya.

Joshua dan Sun Kyo mencari keberadaan pembuat onar yang dimaksud Jeonghan. Tapi tidak satu pun ada orang yang dia kenal di sana.

"Siapa yang kau maksud ?" Pertanyaan Joshua langsung mengalihkan mata Jeonghan untuk melirik ke belakang.

"Aigoo.. Dia sudah menghilang saja. Abaikan saja. Nanti juga balik. Kalian sendiri sedang apa ? Berkencankan ?" Goda Jeonghan lagi.

"B-bukan." Gagap Joshua.

Dalam diri, Jeonghan sedang berusaha menahan tawa setelah melihat wajah Joshua yang sudah merah semerah kepiting rebus itu. Ini sungguh menyenangkan.

Sedangkan Sun Kyo terkekeh pelan menanggapi candaan Jeonghan. Dia sudah tau nama Jeonghan. Jeonghan sudah dikenal anak - anak kampus sebagai orang yang baik, ramah dan suka bercanda. Jadi Sun Kyo juga tidak tersinggung dengan candaan itu.

"Aniyo. Kami tidak sengaja bertemu. Lalu Joshua menawarkan diri untuk mengantarku. Ya jadi begitulah." Jelas Sun Kyo. Tegas dan tanpa keragu - raguan.

Silent Love [S.Coups, Jeonghan & Joshua Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang