Lantunan musik terdengar jelas digendang telinga seorang pria. Dari earphone yang menggantung di telinganya, musik itu terus terputar mengikuti tangga lagu yang ada di ponselnya. Hanya dia yang bisa mendengar lagu yang terus bergerak dari ponsel itu.
Namun seseorang menyentuh pundaknya. Mau tidak mau, Jeonghan melepaskan earphone-nya. Menatap ke arah orang yang sudah mengusik ketenangannya. Bukan dengan tatapan marah atau terganggu, tapi tatapan ramah dan bersahabat.
Melihat orang itu, Jeonghan yakin sebentar lagi dia harus mengubur ketenangannya yang sebelumnya dia rasakan.
"Ada apa ?" Tanya Jeonghan lembut dan tenang. Tidak lupa dia juga menampilkan senyumnnya untuk menenangkan gadis yang sekarang menangis kencang dihadapannya ini.
"Oppa, tolong bantu aku ! Aku tidak bermaksud bilang kecewa pada Seungcheol oppa. Sekarang dia memutuskanku. Aku tidak mau putus dengannya. Ku mohon, bantu aku kembali lagi dengan Seungcheol oppa."
Jeonghan memberikan senyuman teduhnya. Menepuk pundak gadis itu pelan dan berkata, "Lebih baik kamu mencari orang yang lebih baik dari Seungcheol. Kau sudah tau sikap buruknya, lalu untuk apa kau masih mau kembali dengannya."
Mata gadis itu masih mengeluarkan cairan yang sangat banyak. Jeonghan tidak tega melihat mata sendu seperti itu. Tapi berkat sahabatnya itu, sekarang Jeonghan jadi terbiasa melihat pemandangan yang menyedihkan ini.
Tapi bukan berarti Jeonghan akan membiarkannya. Dia akan mencari berbagai cara agar orang-orang tidak lagi menangis hanya karena sahabat kurang ajarnya itu.
"Tapi aku masih menyukai Seungcheol oppa. Oppa, ku mohon bantu aku. Oppa, sahabat Seungcheol oppa bukan ? Oppa pasti bisa membantuku agar Seungcheol oppa memaafkanku. Aku sungguh memohon oppa."
Lagi-lagi Jeonghan hanya tersenyum pasrah. "Aku memang sahabatnya. Tapi aku tidak bisa berbuat banyak. Kamu harus cari orang yang lebih baik dan yang pastinya mencintaimu."
Jeonghan mengusap-usap kepala yeoja itu. Sudah berapa banyak gadis yang dia pegang kepalanya hanya untuk menenangkan mereka dari kerjaan Seungcheol. Dia jadi takut perbuatannya ini jadi salah diartikan oleh korban - korban Seungcheol.
"Seungcheol tidak akan mencintaimu. Lebih baik kau tidak pernah mengharapkannya lagi dan cari orang yang benar - benar menyukaimu. Aku yakin kau bisa menemukannya. Tapi orang itu bukanlah sahabatku itu." Lanjut Jeonghan.
"Aku pergi dulu." Pamit Jeonghan sebelum dia harus melihat mata sendu itu kembali memohon padanya.
Percuma. Seberapa banyak dan berusahanya dia meminta bantuan Jeonghan. Jeonghan tidak mungkin membantu gadis-gadis itu. Bukan karena dia sombong atau tidak suka membantu. Tapi karena tidak akan ada yang bisa mengubah pendirian Seungcheol.
Jeonghan sendiri hanya bisa pasrah dan diam dengan sikap Seungcheol. Berharap sampai keajaiban itu muncul kembali.
°•♡•°
Next chapter >>
"Kalau begitu jangan diladeni. Biarkan saja."
"Kau tidak tau penderitaanku dengan kelakuanmu ini."
"Baik. Hari ini kita jadian."°•♡•°
Hi.. Hi reader.. 👋
Aku balik lagi nih dengan cerita baru
Para 95 line shipper mari merapat. Cerita ini akan berisi 3 orang tertua Seventeen dan interaksi di antara lainnya >.<
Cerita ini juga masih berhubungan dengan 'Bet Love' dan Love lainnya 😄 Jadi kalau ada yang pernah baca, pasti menemukan kemiripan dan keterkaitannya.
Aku tidak maksa kalian untuk membacanya. Karena cerita ini masih bisa dimengerti walau tidak membaca yang cerita lainnya.
Sekian perkenalan cerita saya..
Semoga kalian suka dengan cerita ini
Jangan lupa tekan bintang dan kalau ada saran dan kritik jangan lupa komen 😊Annyeong~
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [S.Coups, Jeonghan & Joshua Fanfiction]
FanfictionBukankah diam tidak salah ? Mereka selalu berkata diam itu emas. Kalau begitu jika aku diam dan memendamnya sendiri, tidak masalah bukan ? Tapi jangan salahkan jika nanti kamu sendiri yang tersakiti karena terus memendamnya. Setiap kediamanmu, membe...