[9]

233 31 2
                                    

Suasana tenang dengan lantunan musik menemani Jeonghan.

Ketika Jeonghan sedang diam menikmati musik dari ponselnya, lagi - lagi ada seseorang yang mengganggunya.

Namun ada yang berbeda dari sebelumnya. Yang biasanya orang tersebut pasti memanggilnya, menepuk pundaknya atau melakukan sentuhan kecil pada benda - benda terdekatnya. Kali ini orang tersebut menyodorkan beberapa lembar kertas yang terlihat tebal.

Jeonghan melepaskan earphone-nya dan memandang ke arah orang tersebut. Cepat - cepat Jeonghan menutup mulutnya sebelum dia mengeluarkan beberapa kata sumpah serapah karena keterkejutannya melihat Yulmi.

"Naskahnya sudah selesai." Jeonghan menerima penyerahan naskah itu dengan setengah gugup. Dia tidak menyangka Yulmi bisa menyelesaikannya dalam waktu kurang dari seminggu.

"Cepat se-" Jeonghan menengok kanan kiri, depan belakangnya buru - buru sampai dia bisa menemukan Yulmi di meja favorite-nya.

Tidak hanya naskah, menghilang pun dia cepat. Jeonghan menghilangkan rasa merindingnya dengan mengalihkan perhatian untuk membaca naskah tersebut.

Jeonghan membaca judul cerita tersebut 'Satu Kata Satu Rasa, Satu Rasa Sejuta Arti'.

Aku saja tidak membayangkan bisa membuat Judul yang begitu. Apa maksudnya sejuta arti ? Pikir Jeonghan.

Dia beranjak dari kursinya. Pergi dari kelas tersebut yang memang sudah selesai sejak tadi. Membawa tas beserta lembaran tugas pemberian Yulmi tadi untuk membacanya. Tidak lupa dia juga memasang kembali earphone-nya sebagai peredam suara anak - anak kampus.

Saat Jeonghan ingin memasang sebelah earphone kirinya, seseorang memanggilnya dengan suara riang. Jeonghan kenal suara itu.

"Jeonghan sunbae.."

Senyum ramah Jeonghan menghiasi wajahnya. "Annyeong Meina-ssi. Annyeong hmm ??"

"Junhui, sunbae." Jawab namja bernama Jun yang sekarang selalu bersama Meina, hoobae jurusannya yang beberapa kali dia bantu dalam beberapa tugasnya.

"Aa~ Ne. Jun-ssi. Annyeong." Keduanya membalas sapaan Jeonghan dengan ramah.

"Sunbae sedang apa ? Tidak ada kelas ?" Tanya Meina.

"Baru saja selesai dan sekarang ingin ke cafe melanjutkan tugas."

Meina ber-o ria. Sedangkan Jun setia menunggu dalam diam di samping Meina. Terakhir kali dia melihat Jun, Jun terlihat sangat cemburu karena Meina terlalu dekat dengannya. Mereka pasangan yang lucu, menurut Jeonghan.

"Kalau begitu kami lanjut ke kelas selanjutnya ya sunbae. Selamat melanjutkan tugas." Kata Meina.

Jeonghan mengangguk. "Kalian juga semangat belajarnya ya. Ku doakan kalian juga langgeng terus."

"Kamsahamnida sunbae." Jawab Jun semangat. "Ada yang mendoakan kita langgeng lagi. Berarti memang kita itu sangat cocok."

"Tutup mulutmu. Berisik. Jangan bahas itu terus." Ketus Meina.

"Kau ini masih saja. Sudah berapa bulan kita pacaran, masih saja tidak berubah."

"Kalau tidak suka, ya sudah." Pergi Meina. Berjalan meninggalkan Jun.

"Dui bu qi. Mianhae Meina-ya.." Dan berakhir Jun mengejar Meina dengan setengah berteriak.

Jeonghan tertawa melihat adegan drama komedi mereka. Kalau dibuat cerita pasti banyak adegan yang menyenangkan karena sikap Jun tadi. Anak periang yang bersikap seenaknya sendiri. Terkadang juga bisa menyebalkan. Untungnya tidak semenyebalkan Seungcheol.

Silent Love [S.Coups, Jeonghan & Joshua Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang