[16]

190 31 6
                                    

Aroma roti baru terpanggang, menyerbu masuk ke setiap penciuman beberapa orang. Meninggalkan bekas dipikiran mereka terhadap harumnya adonan mereka.

Di sinilah Sun Kyo berada. Ditemani secanggir teh jasmine yang berpadu dengan aroma roti dari kedai favorite-nya.

Bukan tanpa tujuan Sun Kyo berada di sini. Hari ini dia akan ada part time di toko bunga menggantikan temannya, Mia kembali. Ini sudah menjadi kesehariannya. Bekerja paruh waktu untuk mengisi waktu kosong dan sekaligus belajar mandiri.

Namun dia akan mulai part time nanti sore pukul 3. Sedangkan sekarang masih jam 10 pagi. Lalu apa yang akan dilakukan Sun Kyo selama itu ?

"Mian, aku telat."

"Gwaenchanayo. Mau minum ?" Tawar Sun Kyo dengan ramah pada Seungcheol yang masih bersikap tidak peduli padanya.

"Kau saja." Kata Seungcheol. Lagi - lagi mata Seungcheol tetap awal melihat ke sekeliling distrik. Seperti masih mencari seseorang yang beberapa hari lalu dia cari. Apa orang itu belum ketemu ?

Padahal niat Sun Kyo mengajak Seungcheol ke sini hanya untuk berbincang sambil mengakrabkan diri. Tapi Seungcheol sepertinya tidak akan fokus pada dirinya.

"Apa orang yang kau cari itu belum ketemu ?" Tanya Sun Kyo hati - hati.

"Itu bukan urusanmu." Ketus Seungcheol.

"Kalau kau mau memberitahu, aku mungkin bisa membantumu mencarinya. Aku sering berada di sekitaran si.."

Dukk..

Pukulan keras di meja hadapan mereka membuat ucapan Sun Kyo terhenti. Tatapan orang juga tertuju pada mereka. Sun Kyo terkejut karena tiba - tiba Seungcheol memukul meja tanpa alasan. Padahal niatnya baik, tapi Seungcheol meresponnya sekasar itu.

Tatapan Seungcheol terlihat tajam menahan kesal. Tapi ada sorot lain yang membuat Sun Kyo berpikir jika Seungcheol bukanlah marah padanya.

"Aku tidak butuh bantuanmu. Ini urusanku dan bukan urusanmu. Jadi tidak usah ikut campur." Tegas Seungcheol.

Sun Kyo tersenyum. Dia mengambil cangkir tehnya yang sempat tumpah ke piring kecil di atasnya. Menyeruputnya pelan dan kembali meletakkan cangkir itu dengan anggun.

"Aku minta maaf jika aku terlihat ikut campur. Aku hanya ingin menawarkan bantuan."

"Aku tidak butuh bantuanmu."

"Baiklah." Kata Sun Kyo. Menghentikan perdebatan itu sebelum Seungcheol semakin marah.

Dia tidak tau apa yang sebenarnya Seungcheol pikirkan. Niat baik dibalas kasar. Sikap baik juga dibalas ketus. Lalu bagaimana dia harus memposisikan dirinya ?

Coba posisikan sikapnya dengan ketenangan. Jangan menentang apa yang dia ucapkan.

Saran yang Joshua berikan padanya memang baik dan mungkin saja bisa membuat hubungannya dengan Seungcheol bertahan lama. Tapi sampai kapan dia harus mendiami sikap Seungcheol yang begini ? Dia tidak bisa terus diam dan mengikuti keinginan Seungcheol yang terlalu misterius.

Apa selama ini aku salah menyukai seseorang ?

"Mianhae." Sun Kyo meluruskan pandangannya.

"Harusnya aku tidak bersikap kasar untuk niat baikmu." Semu merah di pipi Sun Kyo tidak bisa dihalangi. Jantungnya sudah kembali berdebar hanya dengan 1 kalimat Seungcheol.

Hanya 1 kata maaf darinya sudah membuat perasaanku kembali goyah. Bagaimana aku bisa tau aku salah menyukai seseorang atau tidak ?

"Tapi sungguh, aku tidak mau ada orang lain ikut campur urusanku." Ucap Seungcheol lembut pelan dan terdengar lembut jika seseorang tidak tau kadar kelembutan Seungcheol. Tapi yang Sun Kyo nilai, nada bicara Seungcheol kali ini terdengar lembut di telinganya.

"Apalagi jika menyangkut.." Seungcheol menghentikan ucapannya. Matanya melihat ke seseorang yang ada di belakangnya. Ikut penasaran, Sun Kyo melihat ke arah belakang. Namun terlalu banyak orang sampai Sun Kyo sendiri tidak tau siapa yang Seungcheol lihat.

Ketika Sun Kyo masih mencari tau siapa yang dilihat Seungcheol, Seungcheol sudah lebih dulu berdiri dan meninggalkan Sun Kyo tanpa pamit.

"Mungkin sikap ini bisa membuatku sedikit sadar." Gumam Sun Kyo. Menghela nafas panjang yang sebenarnya daritadi ingin dia keluarkan selama menghadapi sikap Seungcheol.

Seketika aku jadi ingin bertemu Joshua.

Di sisi lain, Seungcheol sedang berlari menyusul seseorang yang dia lihat menyerupai sosok Songha. Tidak mau melewatkan kesempatan yang ada, Seungcheol sampai tidak sempat berpamitan pada Sun Kyo.

Namun Seungcheol tidak peduli. Lagipula tujuan awalnya menyetujui ajakan Sun Kyo hanya untuk mencari Songha kembali. Sebelumnya dia tidak menemukan Songha di mana pun. Tapi dengan kebetulan yang luar biasa, tempat pertemuan Sun Kyo mendatangkan keberuntungan. Tempat itu tepat di mana dia bertemu bayangan Songha. Dan sekarang Seungcheol benar - benar menemukan bayangan itu.

Aku akan berterima kasih padanya jika aku benar - benar menemukan Songha. Ucap Seungcheol dalam hati.

"Songha !" Teriak Seungcheol.

Sedikit lagi dia hampir menyentuh pundak seseorang yang menyerupai Songha. Namun orang itu tiba - tiba berlari. Seungcheol mengerutkan keningnya. Dia kembali mempercepat larinya.

"Songha ! Lee Songha !!"

Berkali - kali Seungcheol berteriak, orang itu tidak juga berhenti berlari. Bahkan gadis itu semakin mempercepat larinya. Seungcheol sedikit aneh. Namun keanehan itulah yang membuatnya yakin jika itulah Songha. Songha yang dia cari.

Tapi kenapa Songha lari darinya ?!

"Songha-ya, jika itu kau tolong berhenti." Teriak Seungcheol putus asa.

"Yak ! Kenapa kau mengejar orang itu ? Jangan macam - macam di daerah ini." Seungcheol menghentikan langkahnya ketika seorang satpam mencegatnya.

Dia baru sadar jika gadis yang mirip Songha itu membawanya sampai kawasan perumahan kecil.

"Tapi saya ingin bertemu dengannya. Saya tidak ada niatan jahat. Tolong beri aku jalan." Paksa Seungcheol.

Namun satpam - satpam itu tidak dengan mudah membiarkan Seungcheol masuk. "Pergi sekarang atau kami bawa kau ke kantor polisi !"

Seungcheol menghentakkan tangannya dari cengkraman satpam - satpam itu. Membenarkan jaket yang dia pakai dan menatap satpam - satpam itu tajam.

"Aku akan ke sini dan membawa bukti jika aku mengenal gadis yang tadi." Tegas Seungcheol.

"Apa kau dengar ! Aku akan datang kembali. Jika kau Songha yang ku kenal, datang dan bantu aku membuktikannya." Teriak Seungcheol dihadapan rumah - rumah tanpa ada orang yang mendengarnya.

"Jangan mengganggu ketenangan di sini. Cepat pergi !" Usir satpam itu. Mulai naik darah karena sikap kurang ajar Seungcheol.

Seungcheol mengepalkan tangannya kuat. Berjalan menjauhi perumahan kecil itu dengan berat hati. Sungguh dia tidak ingin meninggalkan tempat itu. Apalagi dia hampir saja bisa menggapai gadis itu.

Kenapa kau menghindari dariku, Songha-ya. Apa kau marah karena selama ini aku tidak mencarimu ? Tolong maafkan aku.  

°•♡•°

Next chapter >>
       
          
        
"Mianhae. Tapi hari ini aku tidak bisa menemuimu. Aku ada urusan lain."
         
          
         
"Ada banyak hal yang sudah berubah..."
       
         
         
"Aku ingin kau melupakanku."

°•♡•°

Maafkan aku semuanya. Hari ini aku hampir lupa update :'(

Minggu ini aku sibuk sekali sampai lupa kalau sekarang hari sabtu dan harusnya update cerita. Neomu mianhae 😢😢😢

Semoga aku tidak terlalu telat mengupdatenya sekarang

Selamat malam semua
Happy reading
Jangan lupa vote dan comment ya
Annyeong~

Silent Love [S.Coups, Jeonghan & Joshua Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang