Chapter 6

18.8K 443 2
                                    

Aku berusaha menghindar dari Mr. Styles, mencari-cari penghuni rumah ini. Tapi tidak ada, rumah sebesar ini benar-benar sepi tiada makhluk satu pun disini, kecuali aku dan Mr. Styles tentunya. Pria itu, dia sedang entah melakukan apa di kamarnya. Tadinya dia menyuruhku untuk ikut ke kamarnya, but bukan Meghan namanya jika tidak kabur dan untungnya dia tidak memaksaku atau parahnya mengejar ku.

Aku mengerang frustasi, mana mungkin aku bisa tinggal dengan tenang disini jika hanya berdua dengan Mr. Styles walaupun aku hanya sehari lamanya.

" Meghan? Ayo kita makan! Memangnya kau tidak lapar? ". Tanyanya di belakangku, terpaksa aku menoleh padanya.

" Tidak, Mr. Styles. Aku tidak lapar, lagipula aku sudah makan siang di sekolah ". Jawabku dan itu benar adanya. Mr. Styles sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai.

" Ayolah! Jangan malu-malu! ". Malu-malu? Astaga, aku tidak punya rasa malu. Well...tidak juga sih. Merasa tidak bisa menolaknya lagi, aku pun hanya mengangguk dan mengikutinya yang pergi ke meja makan.

Selama di meja makan, kurasakan tatapan matanya yang menuju padaku. Aku benci pada diriku yang kini sangat lemah jika sedang berhadapan dengannya, buktinya aku hanya menunduk sambil makan dengan hati-hati. Tapi tidak seharusnya aku begini, ini bukanlah Meghan yang sesungguhnya.

" Meghan? "

" Hmm? ". Aku menatapnya sekilas lalu kembali fokus pada makananku. Dia tidak melanjutkan ucapannya selama beberapa saat, memberi jeda sedikit lalu mulai mengoceh lagi.

" Apa pria pirang yang memiliki tindik di hidungnya itu kekasihmu? ". Shit. Aku tersedak oleh makanan yang akan ku telan. Mr. Styles buru-buru menyodorkan segelas air padaku dan ku minum sampai habis. Aku mengernyitkan wajahku padanya, gosh! Bisa-bisanya dia berpikiran seperti itu. Yang benar saja dia tidak mampu melihat gerak-gerik Troye yang memang sudah layak disebut banci kaleng.

" He's gay, why? Apa kau mau mendaftar jadi kekasihnya? ". Tanyaku sambil menaikkan sebelah alisku puas menggodanya. Wajahnya mengernyit merah mungkin karena malu.

" Aku normal, Meghan. Lagipula aku hanya bertanya karena kalian sering bermesraan ". Bermesraan katanya? Baiklah, itu benar. Hanya saja itu kemesraan antara dua orang sahabat yang terkadang lupa mengajak bermesraan sahabatnya yang satu lagi, habisnya Elle selalu mengomel jika Troye mencubit pipi ataupun hidungnya. Dan dia juga tidak akan segan-segan menepis kasar Troye yang merangkulnya.

" Ya, itu untuk mengungkapkan betapa kami saling menyayangi dan  aku tahu kalau kau normal "

" Ah, benar. Kau kan tahu jika aku berselera dengan wanita terutama dirimu ". Huftt...mulai lagi. Aku mengakhiri kontak mata dengannya lalu melanjutkan makanku yang sempat tertunda karena obrolan tak berguna bersama Mr. Styles.

🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇

Saat ini aku sedang ikut-ikutan Mr. Styles yang mengajakku untuk menonton film komedi. Berhubung filmnya membosankan aku ingin menayangkan tentang sikap gilanya.

" Mr. Styl-- "

" Bisakah kau memanggilku dengan 'Harry'? Panggil aku 'Mr. Styles' jika kita sedang di sekolah ataupun di hadapan orang lain. Jika hanya berdua seperti ini panggil saja nama panggilanku ". Ucapnya dengan raut wajah serius. Otakku berpikir sedemikian rupa, rasanya akan aneh bila aku memanggilnya begitu, kesannya tidak sopan.

Meghan, dia saja tidak sopan padamu mengapa kau harus sopan padanya?

Gadis batinku mengingatkan. Benar juga. Dia bahkan lebih dari kurang ajar.

My Bitchy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang