Kakiku dengan malas menyusuri koridor yang sepi. Seperti biasanya, aku terlambat untuk kesekian kalinya. Aku tidak memiliki gairah apapun dalam diriku untuk belajar. Aku sadar aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. I feel different.
Ketika baru saja menapakkan kaki di kelas, semua mata tertuju padaku. Bahuku meluruh lega mendapati bahwa guru yang akan mengajar belum memamerkan batang hidungnya disini. Itu artinya aku tidak perlu repot-repot memikirkan alasan lagi.
Mataku melirik pada kedua sahabatku yang memusatkan perhatian mereka padaku dan aku menatap mereka dengan tatapan bertanya.
" Kau terlambat lagi, Meghan? ". Troye bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti biasanya.
" Seperti yang kau lihat, sayang ". Jawabku centil dan mencolek pipinya. Troye tak merasa risih sedikitpun, karena dia sadar, dulu sewaktu dia merasa jijik pada tingkahku aku menarik rambutnya itu tanpa ampun.
" Ayolah Meghan, kami tahu kepergian Mr. Styles itu adalah hal terburuk bagimu ". Elle menggodaku dan dia mati karena tatapanku. Kini seisi kelas memandangiku. Betapa memalukannya ini.
" Shut the fuck up! ". Geramku lalu beralih untuk membagikan tatapan tajam ku pada orang-orang menyebalkan plus tak berguna ini.
" Kenapa melihatku begitu? Aku cantik? Oh aku sudah tahu ". Ucapku dan mereka menahan tawanya. Mereka sudah terbiasa akan sikapku begitupun diriku sendiri.Aku menghela nafas dan membenturkan kepalaku ke meja. Menenggelamkan kepalaku sambil menunggu guru yang akan mengajar pagi ini.
☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀
Aku berhasil kabur dari cafetaria menuju ke perpustakaan dengan kedok buang air. Ku dekati pintu ruangan Mr. Styles yang ternyata terkunci. Astaga, harus berapa kali aku mengingatkan diri sendiri bahwa dia sudah pergi mengangkat bokongnya itu menghindar dari padatnya sekolah ini ?
Ku putuskan untuk membaca, apapun itu yang dapat mengalihkan pikiranku dari Mr. Styles. Sudah seharusnya aku tidak perlu memikirkannya bahkan mengasihaninya. Dia hanya pria brengsek penjahat kelamin dan pantas untuk membawa dirinya pergi dari sini.
" Meghan? ". Aku terlonjak kaget dan ku dapati si penjaga sekolah aka Zayn yang sudah duduk di hadapanku.
Aku bingung atas dua hal sekarang. Pertama kenapa dia disini? Kedua darimana dia tahu namaku?
" Z-zayn? Apa yang kau lakukan disini? Pagar sangat membutuhkanmu ". Ucapku dan seharusnya dia tersinggung, ini tidak, dia malah tertawa memamerkan wajahnya yang sialan tampan dengan bulu-bulu yang cukup tebal menghiasi sebagian wajahnya. Well...ku pikir aku mengerti tentang banyak gadis yang mendadak menjadi jalang untuk menggodanya.
" Aku juga ingin meminjam buku disini ". Dia beranjak dari duduknya dan meneliti rak-rak buku berukuran besar disini.
" Lagipula jika bukan kita siapa lagi yang mau meminjam ". Sambungnya dan ku iyakan. Memang sudah jarang orang mau ke perpustakaan. Bahkan seorang nerd pun jarang kelihatan, mungkin mereka sudah mengalami yang namanya glow up." Oke. Hey, kenapa kau mau jadi penjaga sekolah? ". Tanyaku dan aku tidak peduli dia akan tersinggung. Aku jahat? Biarkan saja.
" Karena aku ingin ". Jawabnya enteng dan aku mendengus seperti banteng.
" Jawaban macam apa itu? ". Ku lirik pergelangan tangannya yang terpajang jam tangan merk ternama. Dia sedang bercanda kan?
" Kau tidak perlu tahu, Meghan. Oh iya kalau kau mau meminjam buku isi identitasmu bersama judul buku yang kau pinjam di buku jurnal yang ada di sana ". Ia menunjukkan dengan dagunya sebuah meja tanpa penghuni, diatasnya ada buku jurnal yang tebal dan sudah ku ketahui tulisan macam apa yang tertera di sana.